Yang tersisa dari mbah putri, sebuah tusuk konde untuk mempercantik tatanan gelungan rambut putihnya. Kepada ibu, beliau wariskan yang sampai saat ini tersimpan rapi di laci meja rias ibu. Kebayang betapa cantiknya simbah ketika rambutnya berhias tusuk konde "Doea Negara".
Belom pernah naik pesawat itu rasanya…
kayak orang paling ndeso sedunia. Ah biarin ajah, memang aku itu takut ketinggian
apalagi kalau naik burung besi. Duh.. gak bisa kebayang kan gimana rasanya. Tapi penasaran juga sih. Apalagi
kalau naik pesawat rasanya Semarang-Jakarta cuma berasa sekedipan mata. Apalagi
sekarang banyak juga kantiket promo pesawat. Aih…bu guru katrok. hahaha..
mereka |
Nak,
Malam 17an lalu mungkin di tempat
kalian digelar acara tirakatan. Ya, tirakatan menyambut HUT RI yang ke 69. Dari
rumah, ibu cukup mendengarkan lantunan sambutan dan doa setelah itu berlanjut
dengan dendangan lagu-lagu dangdut. Ramai, ramai sekali. Kembang api mengudara
dari sisi timur rumah ibu. Ah.. mereka gegap gempita menyambut esok hari dimana
Indonesia akan berumur 69 tahun kemerdekaannya.
Kalau di dapur ada benda yang cukup besar dan teronggok di
sudut ruangan. Dari kecil sampe gedhe ini benda itu masih ada. Kalau aku nanya
ke ibu, beliau jawab “itu warisan dari mbahmu..ibune ibu”. Muncul deh tanda tanya
besar, kenapa benda itu yang dipilih ibu sebagai warisan dari mbah. Kalaupun
dijual mungkin nggak laku. Tapi aku yakin benda itu memiliki kisah tersendiri
buat ibu dan masa kecil ibu. Benda itu aku sebut Gentong.