Pernah ndak sih kita mengucapkan maaf sekalipun tidak
melakukan kesalahan?
Seberapa sering kita meminta tolong dengan teman,
orang tua, atau orang lain?
Seberapa sering pula kita mengucapkan terimakasih
meskipun hanya dalam hal kecil?
Saya sedang belajar 3 hal ini. Terdengar sangat
sederhana tapi maknanya sungguh luar biasa. Dan saya menyebutnya tiga kata
ajaib. Dan ajaibnya juga kata-kata sederhana ini bisa merubah sesuatu yang bisa
dikatakan susah menjadi gampang (menurut saya).
Dan tiga kata ajaib itu mungkin sudah tidak asing lagi
bagi teman-teman, diantaranya :
- Maaf
Mungkin orang akan mengucapkan maaf
jika telah melakukan kesalahan atau mengucapkan maaf kalau saat lebaran. Tapi
saat dicoba misalnya dalam kondisi di kelas jika anak-anak sedang gaduh, saya bilang ke
anak-anak “maaf ya anak-anak, ini pelajaran. Kalau anak-anak ramai nanti kakak
kelas kalian akan terganggu.” Bisa dikatakan sebuah teguran namun cenderung
lebih halus. Dan anak-anak bisa dengan mudah menerima itu. Sederhana bukan?
- Tolong
Sering kita lupa kalau kita
menyuruh orang itu dengan kata-kata yang langsung to the point. Misalnya “eh, ambilin bukuku donk di meja.” Atau sebelum
saya mengenal satu diantara kata ajaib ini saya dengan leluasa berkata “diam anak-anak, perhatikan pelajarannya!!”
dan yang terjadi malah kacau suasana kelasnya. Kemudian perkataan itu saya
rubah “ anak-anak, ibu guru boleh minta tolong tidak? Kalau anak-anak ramai
nanti pelajarannya gak bisa diterima,lho.” atau “Nak Tama, tolong ibu bacakan
halaman 59 buku paket bahasa indonesianya.” Terdengar lebih enak bukan?
- Terimakasih
“Kalau dikasih hadiah orang
bilang nya apa dik? makacih ya”. Sering
saya menjumpai anak-anak kecil yang masih imut mengatakan kata “makacih” nya
itu. Pernah saya menyuruh seorang murid saya dan setelah itu saya mengucapkan
terimakasih kepadanya. Dia bertanya “kenapa ibu selalu bilang terimakasih kalau
habis minta tolong saya?” pertanyaan yang luar biasa menurut saya. Sayapun menjawab
“itu sebuah penghargaan kepada kamu nak, karena sudah mau menolong ibu.” Sekecil
apapun perbuatan itu saya berusaha menekankan untuk selalu mengucapkan
terimakasih. Misalnya dipinjami pensil, menjadi “guru” saat belajar dengan
model tutor teman sebaya, atau hal apapun kata terimakasih tidak boleh lupa
diucapkan. Dari kata itu kita bisa mengajarkan menghargai orang lain bukan?
Mungkin 3 kata ajaib ini
masih dalam tahapan belajar dan menerapkan. Jika kita cermati, globalisasi yang
sedang terjadi saat ini menggerus beberapa hal yang dulu sangat kental dengan rakyat
kita. Kesopanan, sekarang ini menjadi sedikit langka dimata saya. Pandangan saya
melihat sekarang ini anak-anak cenderung cuek dan kurang menghargai. Kalau kita
ingin berubah, Negara kita bisa bangkit siapa lagi kalau bukan diajarkan kepada
anak-anak kita?
3 kata ajaib itu bagi saya
sederhana, namun ketika kita menerapkannya satu hal yang awalnya dirasa sepele
bisa berubah menjadi menyenangkan. Kita bisa belajar menjadi seorang pemilah
kata yang baik, belajar mengatakan sesuatu dari hati ke hati dan penuh
kelembutan,dan tentunya sebuah rasa sopan dalam berkata bisa kita pelajari dari
3 kata ajaib ini.
Saya rasa ini bukan hal baru
bagi teman-teman, tapi mungkin kita kurang menerapkan dalam kehidupan
sehari-hari. Mungkin sudah berusaha menerapkan salah satu diantaranya atau
bahkan sudah ada yang biasa menerapkan ketiganya? Luar biasa bukan.. Mari kita
bangkitkan Negeri kita dengan kesopanan yang sudah mulai luntur dengan 3 kata
ajaib itu.
Artikel ini diikutsertakan pada Kontes Unggulan Indonesia Bangkit di BlogCamp