"Bapak ini lho. Job nya jangan yang sehari semalam to. Sudah tua nanti nek ada apa-apa di jalan piye?"
Baik saya dan mbak sering menasehati bapak yang diusianya ke 69 tahun masih menerima job sebagai pranatacara. Tentang bapak sudah pernah saya bahas juga kok di blog ini. Kalau kalian ingin membaca, boleh deh klik judul di bawah ini. Yang jelas, selain dulunya bapak adalah seorang PNS dengan jabatan sebagai Pengawas Sekolah TK/SD, bapak juga menjadi MC di acara nikahan atau sunatan.
Baca : Awet Muda dengan Hobi yang Menyenangkan dan Menghasilkan
RedDoorz Urip Sumoharjo Solo dan Cerita Perjalanan Pejuang ASN
Melihat diriku dan suami saat ini, tentu saya harus banyak berterimakasih dengan kegagalan demi kegagalan yang sudah pernah kita alami bersama. Mimpi yang saat itu benar-benar saya harapkan harus kembali kami kubur karena Tuhan katakan belum waktunya. Sementara saya mengutuki diri mengapa salah strategi dalam memilih sekolah sasaran, di sisi lain saya meyayangkan papa tidak mendengarkan saran saya. 2020 adalah kegagalan saya yang keempat dalam mengikuti seleksi CPNS dan kegagalan kesekian yang papa rasakan juga.
Rengekan siang itu sepulang sekolah adalah Intan meminta sebuah mainan yang saat itu dia sebut "tek-tek-an". Tentunya saya membayangkan yang agak jauh karena sepemahaman saya mainan tek-tek-an adalah mainan dari tanaman pletekan yang tumbuh liar di lahan kosong sebelah rumah. Tapi ternyata maksud Intan justru berbeda.