Dunia anak adalah dunia bermain dan
belajar. Apalagi sekarang kemajuan IT memanjakan anak-anak dengan gadget keren
macam tablet. Bukan hal yang aneh ketika anak
jaman sekarang begitu lihai memainkan jemarinya dilayar tablet. Bisa dikatakan mereka asyik bermain game, bahkan tak jarang
kalau anak sudah nyantol dengan tablet pastilah
gak mau jauh-jauh. Efeknya sih mungkin anak akan malas membuka buku untuk
belajar. Karena lebih asyik pakai ipad tentunya. Ya gak?
bokeh di gerobag wedang ronde |
Aku kembali menyelami lembaran
memori di otak yang sudah ku tutup, dan aku membukanya. Waktu itu, kita dan
teman-teman sedang bersama merayakan hari kelahiranku. Sebuah kado terindah
yang benar-benar manis itu memang sengaja bapak ibu berikan ditambah dengan
kesediaanmu menghabiskan waktu bersamaku, hari itu di ulang tahunku.
ngambil di google |
Entah
apa yang terjadi saat ini, apakah ini pengaruh globalisasi? Mungkin saya lagi
kena virus nasionalis, eh bukan! Karena merasa janggal dan kurang pantas saja
sih. Ini soal etika, dimana biasanya keluargalah yang menjadi guru utama dan
paling utama mengenai sebuah etika. Selain itu peran masyarakat juga
mempengaruhi etika seseorang.
Saya
ingat betul pesan bapak ibu dan pembiasaan sedari kecil. Kita biasa mengenalnya
dengan etika tangan kanan. Dari dulu sudah terpatri bahwa tangan kanan lebih
baik dari pada tangan kiri. Tangan kanan jauh lebih bersih dari tangan kiri, intinya yang bagus-bagus untuk tangan kanan dan
tangan kiri itu kebagian yang jelek-jelek. Kasian yah si tangan kiri.
berkibar di perahu nelayan. |
Saya selalu
merinding setiap upacara di hari senin melihat bendera merah putih dikibarkan
dengan iringan paduan suara khas anak-anak dan lagu Indonesia Raya. Melihat
mereka berseragam putih merah lengkap dengan dasi dan topi. Berdiri tegak walau
matahari menyengat (yang seharusnya sebagai cambuk yang
mengingatkan kita tentang kecintaan kita kepada ibu pertiwi, tanah air kita
yaitu Indonesia), memberi hormat meski saya yakin diantara mereka belum memahami apa
arti dari penghormatan itu, mendengarkan pembacaan pembukaan UUD 1945 yang di
dalamnya mengandung 4 tujuan bangsa Indonesia, menirukan pembacaan pancasila
secara serempak, dan mendengarkan amanah dari Pembina upacara. Itulah fenomena
setiap hari senin saat saya menjadi seorang siswa dan kini menjadi seorang
guru.