Anak-anakku sekarang menjadi malaikat kecil dan penurut. Jujur, itu sangat membosankan. Akhir-akhir ini nggak ada urat nadi di leher yang kelihatan saat memarahi kenakalan mereka. Hahaha... Mungkin karena bu gurunya cengeng kali ya. Ada murid nakal dan nggak bisa diatur sampe-sampe berlinangan air mata *lebay* buat nasehatin. Kehabisan kata-kata and prinsipku no bullying in the classroom. Cukup senyum dengan jargon "Duh gusti paringono sabaaaarrrrr".
Hidup di kota kecil, maju sih enggak mundur juga enggak. Pokoknya Purwodadi gitu-gitu ajah. Nggak ada mol gedhe, nggak ada gedung bioskop macam XXI, nggak ada pantai ataupun laut tapi adanya pegunungan kapur. Istimewa kan ya.. hahaha... Ada swikee, ada pecel gambrengan, ada garang asem, ada ayam goreng Noroyono, ada simpang lima, alun-alun. Dan yang paling penting di Purwodadi itu ada saya!! the one and only, makhluk Tuhan yang manis dan gingsul tumbuh dan berkembang di kota kecil bernama Purwodadi.
senja dokumen pribadi |
Masih ingat senja indah itu? Senja dimana kita nikmati bersama.
Jingga, dan kamu mengatakan jingga itu indah. Subhanallah, luar biasa
ciptaanNya. Mega berwarna keemasan bercampur jingga, semilir angin diatas
bebatuan yang menjadi singgasana kita menikmati senja. Ah, ini sangat indah.
Terlebih kamu ada disampingku. Hanya bisa berkata “Nikmat Tuhan manakah yang
engkau dustakan.”