Dibayangin sih ngeri ya, sehari tanpa gadget. Sekarang apa-apa liatnya gadget loh, mau dari socmed, gosip paling hot, berita politik paling update, nyari resep masakan, bahkan nyari informasi soal pelajaran sekolah juga kadang masih suka nanya si mbah keren Google itu. Bisa dikatakan gadget saat ini bukan lagi kebutuhan tersier bagi manusia, bukan? Tepatnya kalau saya bilang sudah menjadi kebutuhan pokok. Pergi tanpa gadget pasti bakalan mati gaya. Hahaha.
Kalau saya ditantang sehari tanpa bergadget ria, respon pertama pastinya alis terangkat satu kali yah. Bisa gak ya tanpa gadget? Ah, tentunya bumi tidak berhenti berotasi kalau sehari itu saya tidak menggunakan gadget, jarum jam tidak berhenti berdetak, dan nafaspun masih lancar untuk bernafas walau tanpa gadget. Maaf lebay. Walau sehari tanpa bermain koneksi internet, tanpa menyentuh gadget galaxy mini kesayangan saya, pasti saya masih bisa melakukan hal yang bagi saya sangat berkesan dan lebih mengakrabkan dengan orang-orang disekitar saya.
Sehari tanpa gadget saya bisa :
1. Lebih efektif belajar di kelas.
Tidak dipungkiri kalau google menjadi senjata ampuh saya dalam memecahkan persoaalan yang dirasa tidak saya temukan dalam buku teks. Biasanya kalau menemukan soal atau hal baru saya nyenuk sama hp saya di meja guru, akibatnya anak-anak saya kacangin. Nah, tanpa gadget pun saya yakin pembelajaran dengan anak-anak bisa menjadi lebih berkesan dengan mengajak mereka melakukan kegiatan demonstrasi maupun diskusi. Jadi mengajar bisa lebih fokus ke anak-anak tanpa memikirkan si gadget itu.
2. Lebih dekat dengan Ibu
Biasanya sepulang bekerja saya hanya berdiam diri di dalam kamar, sambil tiduran leyeh-leyeh dan pasti tangan utak-utik keypad hp. Anak muda biasa mainan facebook, twitter, blogwalking, Whatsapp, dan socmed lainnya. Bahkan banyak waktu yang seharusnya bisa dimanfaatkan melepas lelah bersama keluarga justru saya habiskan dengan bermain gadget. Hari itu tanpa gadget saya ingin lebih dekat dengan ibu. Minta ibu menemani makan siang, nonton tv bersama, atau bahkan ngumpet di ketiak ibu menikmati tidur siang. Pastinya saya ingin memperhatikan dan diperhatikan ibu secara special karena memang ibu harus mendapatkan perhatian khusus demi kesehatannya. Dalam hal ini bukan berarti sehari-hari saya tidak dekat dengan ibu lho ya.
3. Belajar menjalankan tugas ibu rumah tangga
Mungkin ini sedikit lebay, tapi diusia yang kata orang sudah waktunya untuk menikah bekal saya membangun rumah tangga masih kurang deh kayaknya. Untuk urusan bersih-bersih rumah saya mampu tapi untuk urusan dapur jangan ditanya ya. Grade 1-10 mungkin masakan saya masih menduduki angka 2. Parah ya? nah, mumpung gak asik sama gadget saya juga pengen belajar masak dengan resep dari ibu. Belajar membuat sambal terasi, udang sambal, sayur asem kesukaan bapak, membuatkan teh hangat buat bapak, menyiapkan obat ibu, dan membuat camilan khusus buat ibu. Beberes rumah biar rumah terlihat rapi dan sekalian saja menyiapkan menu makan malam spesial buat bapak ibu. Asik kan? Siapa tau juga ada yang datang ngapel. Hahaha
4. Tidur lebih cepat
Masih dalam rangkaian hari tanpa gadget, disini saya sangat beruntung karena saya bisa tidur lebih cepat. Biasanya sebelum tidur masih asik ngobrol dengan si mas dan teman-teman lewat Whatsapp sampai lupa waktu. Kalau tanpa gadget saya bisa tidur lebih awal, tengah malam bangun untuk solat sunah tanpa ada rasa ngantuk berat, dan paginya saya bisa bangun lebih awal tanpa khawatir terlambat datang ke sekolah. Maklum saya tidurnya melebihi kebo.
Itu tadi yang akan saya lakukan jika sehari itu tanpa gadget. Rasanya juga nggak akan mati kutu banget kalau gak ada gadget. Yang pasti akan tetap ada cerita indah walau tanpa gadget.
Wow sekali ketika saya tergelitik juga mengetikan kalimat Prediksi Jitu di Google. Hasilnya maakk, luar biasa bingit deh yaa togel dimana-mana. Pantas saja jaman kuliah dulu banyak diantara teman laki-laki sekelas saya yang suka ngebahas soal prediksi jitu baik itu dari angka maupun kata-kata yang memiliki arti tertentu. Bahkan sampai bapak kos sayapun pernah menebak plat nomor motor saya untuk membeli togel, lha kok ndilalah keluar lho. Bejo bingit ya si bapak kos.
Ngebahas soal masa sekolah, dulu saya itu termasuk dalam murid yang lumayan bandel. Apalagi kalau ketemu sama guru yang killer macam bapak saya itu. Bawaannya pengen "mbradul" karena ga betah sama galaknya itu. Tapi saya cengeng juga karena kalau ada PR selalu berselisih paham sama bapak. Gampangannya udur-uduran mengenai cara menyelesaikan soal terutama soal Matematika.