Bila malam hari tiba, rumahku akan menjadi gelap tanpa ada listrik. Masih lekat dalam ingatan tentang cerita ibu jaman dulu kalau malam hanya ditemani sebuah lampu uplik/sentir untuk menerangi seluruh ruangan rumah. Lampu minyak itu menghasilkan jelaga (angus) yang bisa membuat dinding, atap, maupun lubang hidung menjadi hitam. Dulu juga bapak menerangi tumpukan kerjaanya dengan lampu minyak. Betapa gelapnya ketika itu. Saat dimana listrik belum menyapa rumah kami.
foto diambil dari www.google.com :) |
Tak seperti biasanya hari ini sekolah pulang lebih awal, yaitu pukul 11.00 wib. Berbeda pula dengan hari-hari sebelumnya, dirumah banyak sekali mendapat kiriman daging sapi hasil pembantaian warga sekampung. Menu masakan ibu jug hari ini berbeda. Cukup spesial dan lumayan banyak. Begitu pulang dari sekolah saya langsung nyamperin ibu di dapur. "kenapa masak banyak gitu sih buk?" dan ibupun menjawab "hari ini ada sedekah bumi, nduk".
Masih segar sekali dalam ingatan, minggu lalu baik di koran maupun televisi selalu memberitakan tentang tawuran antar pelajar. Miris sekali bagi saya, masa muda yang seharusnya mereka isi dengan mengukir prestasi justru diwarnai dengan saling adu kekuatan bahkan sok jagoan untuk menunjukkan "ini lho aku". Taruhan terburuk adalah nyawa melayang. Generasi muda yang harusnya menjadi penentu perubahan bangsa, mengapa mereka justru anarkis seperti itu?
taken by Canon Digital Camera (26 Januari 2010) |
Jamur!
Tumbuh liar dan tak diinginkan keberadaannya disekitaran rerumputan dan bunga ditaman kampus sore itu. Berkoloni membuat sebuah nuansa putih seperti payung kecil-kecil yang ingin menunjukkan kepada khalayak bahwa mereka ada dikala dingin dan lembab menyapa.