senja diufuk barat #desa menduran |
kamu tahu sayang,
senja itu terlihat memerah dan menawan
seperti senyummu yang selalu meluluhkan amarahku
seperti dirimu yang berada di depanku untuk melindungiku
kau ingat itu sayang,
saat aku merajuk padamu
tak pernah kau hapus senyumanmu saat menatapku
dan ketenanganmu menyejukkan setiap desiran jantungku
kau lihat itu sayang,
saat bersamamu bibir ini tak pernah ragu untuk selalu tersenyum
tertawa bersamamu dalam pertemuan singkat tapi penuh arti
bergandengan tangan melewati setiap jengkal tanah yang kita tapaki bersama
jangan kau lepas itu sayang,
sekalipun senja itu sudah tergantikan oleh gelapnya malam
PS : bagi yang ingin muntah silahkan muntah, karena ini postingan sore menuju kegalauan malam minggu :D
Salam saya
Allah pangeranku
Muhammad nabiku
Islam agamaku
Kitab Qur'an panutanku
Begitulah kiranya pujian solawatan yang kerap saya dengar di mushola samping rumah. Biasanya solawatan tersebut dilantunkan oleh suara khas anak tetangga yang masih duduk di bangku SD. Dan solawatan itulah yang jadi favorit saya. Lirik sederhana dan mengena banget dihati.
Jaman saya SD dulu sejak kelas 3 sudah dikenalkan dengan bahasa
Inggris. Masih inget sih di otak saya dulu seminggu dua kali setiap hari rabu
sama jumat jam 15.00 ada jam tambahan bahasa inggris. Masih pengenalan materi
sih dulu dan banyak banget gamesnya. Nah dari itu juga saya menyukai pelajaran
bahasa Inggris meskipun sekarang kemampuan saya masih belepotan kalau ngobrol
sama bule.
Sate ayam
BONCEL ini adalah masakan mak
lhegender yang pernah saya sajikan bersama teman-teman kuliah saya. Ini
bukanlah sebuah acara perlombaan seperti master
cheff atau pesanan chatering, tetapi ini adalah saat dimana saya dan
teman-teman segerombolan saya merasa jenuh dengan menu anak kos. Tiap hari
santapannya soto, tempe penyet, paling keren ya nasi goreng. Berawal dari ide
saya kepada teman-teman “eh yok patungan
sepuluhribuan buat beli daging ayam dan bumbunya. Kita masak sate ayam”. Ibarat
sebuah penantian cinta, ajakan saya disambut manis dengan teman-teman yang saat
itu ada 11 kepala.