"Nyoblos ra ono duite.......prei mbak"
Fenomena itu saya temui manakala menjelang pemilihan Bupati kemarin di daerah saya. Tak jarang kata-kata itu dilontarkan ketika beberapa orang menanyai "wis intuk pandangan arep nyoblos nomer piro?" (sudah dapet pandangan mau nyoblos nomer berapa?). Hal seperti itu bisa dikatakan merupakan sebuah pelanggaran politik yang seharusnya ditangani dan dicermati dengan serius. Namun kenyataan yang ada justru malah menjadi sesuatu yang dinanti oleh masyarakat.
Money Politik, cukup lama saya mendengar kata-kata itu. Dan sepertinya hal itu menjadi warna tersendiri dalam kehidupan berdemokrasi di Indonesia ( i think that). Karena apa? Seperti yang sedang gencar-gencarnya di beritakan di televisi, seorang kelas teri Gayus Tambunan dengan uangnya bisa memberikan suapan bagi beberapa pihak. Lagi-lagi dengan uang bernilai jutaan rupiah. Korupsi uang negara demi kepentingan pribadi bahkan bisa merambah ke politik. Dan harusnya itu mendapat perhatian sangat khusus dari pihak yang berwenang dan diselesaikan tanpa pandang bulu.
Pernah saya jumpai di status facebook rekan saya " Pasangan blablablablabla sudah membagikan blablablabla" dan sayapun ikut memberikan beberapa komentar. Paling mengejutkan diri saya manakala ada kata-kata "itu realita, nggak ada uang rakyat juga nggak akan mau nyoblos, nggak ada uang juga itu pasangan juga nggak bakal laku dan rame."
Dari postingan ini saya hanya ingin memberikan beberapa usulan saja, yang pertama mbokyao diadakan penyuluhan mengenai apa sih demokrasi itu kepada masyarakat yang masih buta informasi dan belum mengerti tentang demokrasi yang sebenarnya itu apa, kedua panitia pengawas pemilu lebih tegas dikitlah dalam menangani fenomena ini, jangan semakin membudaya. Dan yang ketiga alias yang terakhir menang kalah dalam sebuah permainan itu adalah hal yang wajar, apalagi menang kalah dalam hal politik. Siapapun Bupatinya nanti semoga akan membawa Grobogan menjadi lebih baik lagi.
Fenomena itu saya temui manakala menjelang pemilihan Bupati kemarin di daerah saya. Tak jarang kata-kata itu dilontarkan ketika beberapa orang menanyai "wis intuk pandangan arep nyoblos nomer piro?" (sudah dapet pandangan mau nyoblos nomer berapa?). Hal seperti itu bisa dikatakan merupakan sebuah pelanggaran politik yang seharusnya ditangani dan dicermati dengan serius. Namun kenyataan yang ada justru malah menjadi sesuatu yang dinanti oleh masyarakat.
Money Politik, cukup lama saya mendengar kata-kata itu. Dan sepertinya hal itu menjadi warna tersendiri dalam kehidupan berdemokrasi di Indonesia ( i think that). Karena apa? Seperti yang sedang gencar-gencarnya di beritakan di televisi, seorang kelas teri Gayus Tambunan dengan uangnya bisa memberikan suapan bagi beberapa pihak. Lagi-lagi dengan uang bernilai jutaan rupiah. Korupsi uang negara demi kepentingan pribadi bahkan bisa merambah ke politik. Dan harusnya itu mendapat perhatian sangat khusus dari pihak yang berwenang dan diselesaikan tanpa pandang bulu.
Pernah saya jumpai di status facebook rekan saya " Pasangan blablablablabla sudah membagikan blablablabla" dan sayapun ikut memberikan beberapa komentar. Paling mengejutkan diri saya manakala ada kata-kata "itu realita, nggak ada uang rakyat juga nggak akan mau nyoblos, nggak ada uang juga itu pasangan juga nggak bakal laku dan rame."
Dari postingan ini saya hanya ingin memberikan beberapa usulan saja, yang pertama mbokyao diadakan penyuluhan mengenai apa sih demokrasi itu kepada masyarakat yang masih buta informasi dan belum mengerti tentang demokrasi yang sebenarnya itu apa, kedua panitia pengawas pemilu lebih tegas dikitlah dalam menangani fenomena ini, jangan semakin membudaya. Dan yang ketiga alias yang terakhir menang kalah dalam sebuah permainan itu adalah hal yang wajar, apalagi menang kalah dalam hal politik. Siapapun Bupatinya nanti semoga akan membawa Grobogan menjadi lebih baik lagi.
Mood saya sebenarnya sedang labil. Tapi setidaknya saya menorehkan huruf di blog ini demi postingan terbaru yang sedikit tak bermutu. Yes, tak apalah yang terpenting manakala saya menulis postingan, ada sesuatu yang sedikit bermanfaat bagi readers tercinta.
Hari ini cukup melelahkan dan menguras dompet juga ternyata. Kenapa? sahabat dari kecil saya sengaja mengunjungi saya di Salatiga dan mengajak jalan-jalan. Ngomong-ngomong masalah sahabat nich ya, buat kalian sahabat itu apa siyh? Pastinya readers punya sahabat dunk yah.
Dia bernama Anita Wijayanti, sejak kecil kita selalu bersama. Hanya saja sekolah yang berbeda, rumahnya pun berhadap-hadapan dengan rumah saya. Umurpun hanya terpaut dalam hitungan bulan. Bahkan diantara orang banyak yang mengatakan kami ini saudara kembar. *hellow...kembar dari mana?????*. Sejak kecil dia menjadi partner bermain, berantem, kejar-kejaran, ngaji dan semuanya kami lakukan bersama. Kalaupun harus mengingatnya rasanya cukup geli.
Kamipun beda karakter. Anita yang sedikit keras namun cenderung mengalah dan saya keras dan cenderung egois. Usil dan suka saling jail sampai-sampai salah satu harus ada yang nangis. Yah, begitulah masa kecil saya bersama sahabat saya. Tak jauh beda pula, sampai saat ini kenakalan saya masih sering muncul manakala saya dan Anita bertemu. Iseng-iseng godain dia dan sedikit kejailan dan berbuntut kejar-kejaran *padahal kami ini bukan anak kecil lagi* .
Kuliah kami berbeda kota, dia di Solo dan saya di Salatiga. Terkadang jika tidak ada kesibukan saya menyempatkan berkunjung ke kos dia dan begitu juga dia mengunjungi saya di Salatiga. Dan hari ini dia bersama teman dekatnya mengunjungi saya di kos. Finally kita jalan-jalan ke Ambarawa. Maklum lah kami ini sama-sama pendatang jadi ya mencari tempat plesiran yang cukup membuat hati senang.
Berbekal kamera digital 2 buah dan beberapa makanan kecil, serta bensin untuk motor masing-masing kami menyusuri jalanan daerah Banyu Biru. Sampailah saya dan sahabat saya ditambah lagi Daniel dan juga mas Jembi menikmati indahnya lokomotif tua yang dipajang di museum kereta api. Tiket masuk cukup meriah dan murah, limaribu rupiah saja :D dan bisa deh masuk ke museum. Banyak pengunjung juga dan biasanya museum ini digunakan untuk wisata edukasi bagi anak-anak. Tak jarang tempat ini dijadikan sasaran para fotografer untuk tempat mereka berekspresi dengan kameranya. Dan kami tak mau ketinggalan eksis juga, foto-foto itu hal yang harus dilakukan dimana saja.
itu ulah saya dan sahabat kecil saya anita. Beginilah kalau kami sedang asyik bersama.
dimana saja termasuk diatas lokomotif :D. Bersama Danz dan anita nich :)
Dimana-mana selalu berdua :D Indahnya sahabat :D
Man in White.....Mas Jembi :D
Museum Kereta Api Ambarawa nich.....
Hari ini cukup melelahkan dan menguras dompet juga ternyata. Kenapa? sahabat dari kecil saya sengaja mengunjungi saya di Salatiga dan mengajak jalan-jalan. Ngomong-ngomong masalah sahabat nich ya, buat kalian sahabat itu apa siyh? Pastinya readers punya sahabat dunk yah.
Dia bernama Anita Wijayanti, sejak kecil kita selalu bersama. Hanya saja sekolah yang berbeda, rumahnya pun berhadap-hadapan dengan rumah saya. Umurpun hanya terpaut dalam hitungan bulan. Bahkan diantara orang banyak yang mengatakan kami ini saudara kembar. *hellow...kembar dari mana?????*. Sejak kecil dia menjadi partner bermain, berantem, kejar-kejaran, ngaji dan semuanya kami lakukan bersama. Kalaupun harus mengingatnya rasanya cukup geli.
Kamipun beda karakter. Anita yang sedikit keras namun cenderung mengalah dan saya keras dan cenderung egois. Usil dan suka saling jail sampai-sampai salah satu harus ada yang nangis. Yah, begitulah masa kecil saya bersama sahabat saya. Tak jauh beda pula, sampai saat ini kenakalan saya masih sering muncul manakala saya dan Anita bertemu. Iseng-iseng godain dia dan sedikit kejailan dan berbuntut kejar-kejaran *padahal kami ini bukan anak kecil lagi* .
Kuliah kami berbeda kota, dia di Solo dan saya di Salatiga. Terkadang jika tidak ada kesibukan saya menyempatkan berkunjung ke kos dia dan begitu juga dia mengunjungi saya di Salatiga. Dan hari ini dia bersama teman dekatnya mengunjungi saya di kos. Finally kita jalan-jalan ke Ambarawa. Maklum lah kami ini sama-sama pendatang jadi ya mencari tempat plesiran yang cukup membuat hati senang.
Berbekal kamera digital 2 buah dan beberapa makanan kecil, serta bensin untuk motor masing-masing kami menyusuri jalanan daerah Banyu Biru. Sampailah saya dan sahabat saya ditambah lagi Daniel dan juga mas Jembi menikmati indahnya lokomotif tua yang dipajang di museum kereta api. Tiket masuk cukup meriah dan murah, limaribu rupiah saja :D dan bisa deh masuk ke museum. Banyak pengunjung juga dan biasanya museum ini digunakan untuk wisata edukasi bagi anak-anak. Tak jarang tempat ini dijadikan sasaran para fotografer untuk tempat mereka berekspresi dengan kameranya. Dan kami tak mau ketinggalan eksis juga, foto-foto itu hal yang harus dilakukan dimana saja.
itu ulah saya dan sahabat kecil saya anita. Beginilah kalau kami sedang asyik bersama.
dimana saja termasuk diatas lokomotif :D. Bersama Danz dan anita nich :)
Dimana-mana selalu berdua :D Indahnya sahabat :D
Man in White.....Mas Jembi :D
Museum Kereta Api Ambarawa nich.....
Berminat untuk mengunjungi tempat ini? Bersama sahabat, keluarga, adik atau siapa saja pasti asyik kok. Inti dari postingan ini adalah kebersamaan dengan sahabat terasa sangat indah dan kebersamaan ini akan memberikan pengaruh bagi diri kita. Besosialisasi dengan sahabat tanpa menutup diri untuk berteman dengan lebih banyak orang akan menjadikan hari-hari lebih berwarna.
Kemarin ketika perpisahan, Daniel menyempatkan untuk mendokumentasikan acara perpisahan PPL. Dan ternyata dia membawa sebuah kamera yang selama ini cukup menjadai incaran saya. DSLR bermerk Sonny dan kurang begitu tahu bertipe berapa. Penasaran dan sayapun mencoba untuk beberapa kali take picture with the camera .
Just share aja beberapa hasil jepretannya, ini dia
Saya memang anak yang belum berbakti kepada orangtua, terutama dengan ibu.
Saya memang bandel, tapi beliau dengan penuh kesabaran untuk menghadapi kebandelan saya.
Saya memang keras dan kaku, tapi dengan kelembutan beliau kekakuan dan kerasnya saya bisa terkendalikan. Tanpa beliau pun saya tak mungkin ada di dunia ini.
Beliau hebat, Wonderwoman buat saya.
Tak ada yan bisa mewakilkan kasih sayangnya.
Aku sayang ibu,
SELAMAT HARI IBU
Saya memang bandel, tapi beliau dengan penuh kesabaran untuk menghadapi kebandelan saya.
Saya memang keras dan kaku, tapi dengan kelembutan beliau kekakuan dan kerasnya saya bisa terkendalikan. Tanpa beliau pun saya tak mungkin ada di dunia ini.
Beliau hebat, Wonderwoman buat saya.
Tak ada yan bisa mewakilkan kasih sayangnya.
Aku sayang ibu,
SELAMAT HARI IBU