Lebaran Ketupat, ya? Ah... Aku kangen ibu!
Sudah dari beberapa hari lalu rutinitas kaum terkuat di muka bumi ini disibukkan dengan janur, blarak, ketan, kelapa, daun pisang, kayu bakar, ompreng dan uborampe lainnya. Bodo kupat yang pernah aku tulis juga di sini karena sudah sejak lama aku selalu menanti bodo kecil ini. Karena momen bodo kecil ini akan tersaji ketupat dan lepet yang tentunya nuansanya berbeda gitu sih. Menurutku lho ya.
Baca : Ketupat Lebaran
Kalau aku flashback, biasanya kesibukan membuat ketupat itu bisa kurang lebih tiga hari karena kupat dan lepet memakan waktu lumayan panjang dari mentah hingga matang. Dari pembuatan ketupatnya sendiri juga butuh skill yang mumpuni. Belum lagi kalian juga harus menguasai membuat ketupat luwar yang bentuknya lebih lonjong sebagai gantingan di pintu agar leluhur di keluarga kalian juga ikut menikmati ketupatnya.
Dulu ngrasa aja ketupat, lepet dan pisang yang digantung di pintu tampak agak horor. Tapi, semua menjadi berbeda semenjak aku menggantungkan ketupat itu untuk ibuku. Ya, aku meneruskan tradisi yang dulu ibu ajarkan kepadaku bahwa kita juga harus menyediakan ketupat untuk mbah-mbah yang sudah mendahului kita. Dan, lebaran ketupat juga aku tetap menyediakan itu untuk ibu. Kali aja ya ibu pulang dan lihat di meja makan ada ketupat dan sayur opor meski bukan masakan aku.
Ada Yang Hilang Semenjak Itu
Dari masa remaja hingga punya anak memang aku yang ikut merasakan kerepotan ibu dibalik tersajinya ketupat dan lontong di momen bodo kecil. Oke, aku akan flashback yaaa...
Pagi hari aku biasa ikut ibu ke pasar untuk mencicil keperluan bodo kecil. Membeli janur dan blarak juga kelapa untuk santan. Tak luput dari adegan tawar menawar harga karena menjelang bodo kecil semua bahan pokok meroket dan ini sudah terjadi sejak aku menyadari keberadaanku sebagai rakyat Indonesia. Tahun ini memang primadonanya adalah harga kelapa santan yang cukup bikin geleng kepala. Delapan belas ribu untuk harga sebutir kelapa semanten meski harga janur dan blarak tak semahal biasanya.
Ini pemangku kebijakan nggak pengen evaluasi nih kok harga kebutuhan pangan naik mulu?
Lalu kesibukan lainnya bersama ibu adalah membeli asupan protein hewani. Yups... Daging, babat, hati sapi di kios Bu Haji Soleh di pasar induk menjadi tujuan utama ibu untuk urusan perdagingan. Dimasak rendang kalau nggak salah namanya. Pokoknya ya manis-manis gitu lah ya sebagai pelengkap sayur lodeh supaya rasanya lebih spesial apalagi olahan babat dan hati sapi adalah kesukaan bapak.
Selain itu primadona sayur untuk sajian ketupat dan lontong ibu adalah sayur lodeh. Yang printilannya ada rebung dan biasnya harga rebung ikutan mahal, tahu, soun, pete. Aduh aku nggak kuat nulis ini.... *bentar nangis dulu*
Ada juga adegan menyembelih ayam untuk anak perempuan kesayangan ibu yang biasanya mudik di mertuanya. Kalau mbak lagi di Tegal, ibu sellau ribet suruh nelpon kapan pulang. Sayur opor ayam rumahan jadi jatah khusus ibu untuk mbak. Tidak.. Aku tidak merasa ada kecemburuan dalam hal ini. Karena memang aku tau ibu sayang sama kedua anak perempuannya tapi beda saja caranya. Pokoknya ada satu momen yang membekas banget opor ayam spesial buat mbak dan kayaknya jadi opor ayam terakhir yang aku siapkan atas perintah ibu untuk mbak sebelum ibu sakit lalu berpulang. 🥲
Pernah juga pagi setelah subuh ibu sibuk memukul-mukul batang bambu untuk dijadikan lekeran lontong. Hmm.. Itu lho cetakan untuk daun pisang yang nantinya dipakai untuk bikin lontong biar ukurannya sama. Sebenarnya sudah ada cuma ibu lupa menyimpannya dimana, dan kehilangan lekeran lontong itu bikin ibu bad mood seharian. Hahaha. Ah iyaa.. Lontong itu adalah makanan kesukaan ibuku, loh. 🥰
Tibalah waktu packing ketupat, lontong dan lepet. Hahaha... Ini menghabiskan waktu semalaman. Asliiii.. Apalagi biasanya ibu bikinnya banyak. Huhuhuhuhu. Mana aku bagian nemenin dan ikut gangguin aja selama ini karena setiap kali bantuin ibu, beliau akan melarang karena tidak sesuai dengan maunya ibu. Wkwkwkwk. Ya paham banget takut gagal saja gitu, bisa-bisa karena takaran yang kurang atau kelebihan jadi ketupatnya lebih empuk dan peyot atau terlalu keras. Jadi yaaa.... Bagian curi-curi foto ibu saja dengan kesibukannya.
Dan kalau pas di mertua suruh bantuin memang aku menolak karena memang beneran nggak bisa 😌 (ga mau usaha buat bisa). Sengaja sih ini.
Dan itu semua berubah semenjak ibu pergi. Sampai sekarang setiap momen bodo kecil yang ada ya mewek. Nggak semangat, melankolis, apalagi melihat panci milik ibu tersusun rapi di gudang. Yang biasanya ibu pakai untuk merebus lontong dan aku lagi yang jatah nyuci pancinya dengan jelaga yang begitu pekat. Job desk tunggon geni juga tidak lagi ada. Pawon milik ibu sudah lama dibongkar dan sekarang kesibukan menjelang bodo kecil cukup aku kenang dalam ingatan.
Buk... Kangen 🥲 Kangeeeennnn bangeeettttt 😭😭😭
0 comments
Silahkan tinggalkan jejak di blog guru kecil ya. Mohon untuk tidak memberikan LINK HIDUP dalam kolom komentar. Jika memang ada,komen akan di hapus. Terimakasih;)