SOBAT DIABET Sobat Terbaikmu Untuk Hidup Sehat
"Nduk.. obat ibu udah ditata di plastik belum?" pertanyaan ibu yang mengagetkanku malam itu.
"Sebentar ya, buk. Tak nyusuin Tiara dulu. Sini lho temenin cucunya!" jawabku sambil menepuk-nepuk kasur yang masih tersisa.
Setelah memastikan Tiara terlelap yang ditemani ibu, saya mengampil sebuah plastik berukuran sedang yang penuh dengan obat ibu. Di tangan kiri terdapat selembar potongan kardus lengkap dengan tulisan hari dan tempelan plastik klip yang tertempel dengan jarum pentul.
Metode ini kami (saya dan mbak) pastikan agar ibu tidak perlu repot memilih obat mana yang diminum. Ada kekhawatiran ibu salah meminum obat, makanya kami ngalahi untuk repot beberapa menit agar obat tersusun rapi dan ibu dengan mudahnya meminum setiap hari. Hufft... saya tarik nafas dulu untuk mengingat memori ini. Sebuah memori yang sebenarnya tidak indah, karena setiap kali saya membaca tulisan Gilbenclamide, metformin, dan lain-lain, ada sebuah pertanyaan "sampai kapan ibu meminum ini?".
Ibuku dan Diabetes
Semenjak tahun 2001 ibu divonis menderita diabetes. Orang awam lebih mengenal dengan sebutan kencing manis. Jika saya perhatikan, gaya hidup ibu layaknya orang pedesaan pada umumnya. Sibuk di sawah, di rumah juga sibuk dengan urusan rumah tangga. Pola makanpun juga bisa dikatakan sederhana, namun ada hal lain yang saat itu saya belum memahami terkait kewarasan ibu. Pikiran yang tenang, jauh dari stress, semua dapat ibu tutupi dan tampak baik-baik saja.
Yang saya ketahui ibu rutin meminum obat diabetes itu ketika beliau sedang drop-drop nya di tahun 2013. Riwayat diabetes itu juga menyertai serangan stroke ibu malam itu. Yang telpon bapak sengaja tidak saya terima karena lebih asyik bersama kekasih saya saat itu. Dan malam itu adalah penyesalan terbesar dalam hidup sehingga tidak lagi saya mengabaikan panggilan telpon dari bapak yang biasanya suara ibu yang menyapa.
Bahkan hingga akhir hayat ibu, saya masih merapikan obat-obatan ibu yang tertempel dalam selembar kardus itu. Dengan linangan air mata, saya mengemasi obat-obat itu sambil bercerita bahwa tidak ada lagi yang akan saya cerewetin kalau obatnya terlewat satu hari. Tidak akan ada lagi yang memanggil-manggil saya menuju jam tidur karena obanya belum ditata di plastik-plastik kecil. Ibu dan diabetes itu membuat saya berjanji dalam diri bahwa saya harus sehat agar tidak seperti ibu dan bisa mendampingi anak-anak sampai tua nanti.
Kasus Diabetes Di Indonesia
Di tiap tahunnya kasus diabetes terus meningkat. Data dari International Diabetes Federation (IDF) menunjukan jumlah penderita diabetes di dunia pada tahun 2021 mencapai 537 juta. Angka ini diprediksi akan terus meningkat mencapai 643 juta di tahun 2030 dan 783 juta pada tahun 2045. Menurut IDF, Indonesia menduduki peringkat kelima negara dengan jumlah diabetes terbanyak dengan 19,5 juta penderita di tahun 2021 dan diprediksi akan menjadi 28,6 juta pada 2045.
Diabetes itu adalah mother of all diseases. Seperti ibu yang melahirkan, diabetes dapat melahirkan penyakit lainnya. Akan sangat berbahaya jika tidak dikontrol karena akan menimbulkan komplikasi. Ya, tidak asing bukan kalau sedang melayat pasti telinga kita ramah sekali dengan penyebabnya yaitu komplikasi. Kalau tidak terkontrol, dia bisa terkena penyakit jantung, stroke, ginjal. Tentunya diabetes ini menjadi perhatian kementrian kesehatan dan harus didukung juga oleh masyarakat dengan menerapkan pola hidup sehat.
Risiko seseorang terkena diabetes dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti gaya hidup, riwayat keluarga yang memiliki diabetes, aktivitas fisik yang kurang, dan konsumsi gula yang tinggi secara terus-menerus. Tingginya konsumsi gula yang tidak diimbangi dengan aktivitas fisik akan menyebabkan terjadinya resistensi insulin sehingga meningkatkan risiko terkena diabetes.
Data di tahun 2019 menunjukkan bahwa diabetes menduduki peringkat tertinggi penyumbang kematian di Indonesia.
sumber : https://databoks.katadata.co.id |
sumber :
|
|
SOBAT DIABET Sobat Terbaikmu Untuk Hidup Sehat
Sadar nggak sih kalau jumlah penderita diabetes yang semakin meningkat, pola dan karakteristik penderitanya pun kini telah berubah. Jika dulu diabetes identik dengan penyakit orang tua, kini diabetes semakin sering ditemui pada orang dengan usia lebih muda. Secara global jumlah penyandang diabetes pada usia 20-30 tahun terus meningkat dari 8% menjadi 10% dari total seluruh penyandang dalam 10 tahun mendatang.
Diabetes (tipe 2) sebenarnya dapat dicegah. Untuk mencegah jumlah penyakit ini maka perlu adanya peningkatan pengetahuan dan perilaku hidup sehat, mengingat faktor risiko yang paling utama berhubungan dengan penyakit diabetes tipe 2 adalah life style alias gaya hidup. American Diabetes Association (ADA) memaparkan bahwa perubahan gaya hidup yang sederhana, seperti pola makan yang lebih sehat dan rutin beraktivitas fisik, sudah dapat menurunkan risiko diabetes secara signifikan.
Sayangnya banyak orang yang telah terlambat mengetahuinya. Ada pula yang sebenarnya tahu tetapi tidak menerapkannya karena kurangnya kesadaran. Maka dari itu, komunitas Sobat Diabet yang beranggotakan anak muda, berupaya untuk menggalakan berbagai kegiatan promotif maupun preventif di kalangan anak muda dengan harapan angka diabetes nantinya dapat ditekan. Komunitas ini juga membangun suatu konsep bahwa gaya hidup yang sehat itu adalah suatu hal yang menyenangkan, bukan karena kewajiban terhindar dari sakit.
Didirikan oleh dr. Rudy Kurniawan, Sp.PD dengan membawa misi "membentuk generasi muda yang peduli terhadap diabetes dan berbagai isu kesehatan". Komunitas Sobat Diabet ini sudah melakukan berbagai kegiatan diantaranya tentang edukasi hidup sehat, cooking class, instagram live, Webinar, Kampanye #hands4diabetes, kunjungan dan edukasi ke sekolah dan kampus, menjadi pembicara dalam berbagai acara, serta kolaborasi dengan platform aplikasi donasi untuk penggalangan dana.
Berdiri pada Mei 2014 oleh sekelompok anak muda yang peduli dengan tingginya kasus diabetes di kalangan anak muda. Komunitas ini bergerak mengedukasi masyarakat dan menjadi wadah berbagi untuk penyandang diabetes. Sobat Diabet memiliki lebih dari 500 relawan yang tersebar di beberapa chapter, seperti Jabodetabek, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, dan Papua.
Adapun kegiatan yang sudah dilaksanakan oleh komunitas Sobat Diabet ini terabadikan dengan apik di instagram @sobatdiabet. Seiring berjalannya waktu, Sobat Diabet bersama dengan relawannya ingin terus memberikan edukasi kepada masyarakat dan meningkatkan kesadaran kepada anak muda untuk lebih aware tentang hidup sehat. Bahkan tujuan akhir dari komunitas ini adalah bisa menjadi bagian dari keinginan bersama antaraWorld Health Organization (WHO), Kementerian Kesehatan RI, dan dinas terkait untuk menurunkan angka diabetes.
Tidak heran dengan misi yang sangat mulia serta aksi nyata edukasi demi Indonesia bebas diabetes, Rudy Kurniawan bersama Sobat Diabetes berhasil menjadi Penerima SATU Indonesia Awards Nasional tahun 2023. Kebetulan Jawa Tengah akan segera diajak untuk bergabung dengan komunitas ini, sudah siapkah kalian menjadi bagian dari Sobat Diabet?
Sumber :
https://sobatdiabet.org/
https://www.instagram.com/sobatdiabet/
https://databoks.katadata.co.id/layanan-konsumen-kesehatan/statistik/24ea84ee588727f/stroke-dan-tbc-masuk-dalam-10-penyakit-penyebab-kematian-tertinggi-di-indonesia
https://databoks.katadata.co.id/layanan-konsumen-kesehatan/statistik/c3f7cd94c0a1d40/kasus-kematian-akibat-diabetes-di-indonesia-terbesar-keenam-di-dunia
https://diabetes-indonesia.net/2023/02/kasus-diabetes-di-indonesia-posisi-5-besar-dunia-indikator-kandungan-gula-pada-produk-bantu-intervensi/
https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/blog/20240110/5344736/saatnya-mengatur-si-manis/#:~:text=Menurut%20IDF%2C%20Indonesia%20menduduki%20peringkat,merupakan%20ibu%20dari%20segala%20penyakit.
https://databoks.katadata.co.id/layanan-konsumen-kesehatan/statistik/66a322ac66f68/diabetes-tipe-2-paling-banyak-diderita-orang-indonesia-pada-2023