Asesmen Diagnostik, Penting Nggak Sih?

By Chela Ribut Firmawati - August 09, 2024

Mau tanya nih ke bapak atau ibu guru, sebelum kita memulai pembelajaran di tahun ajaran baru pernah nggak sih kita bertanya ke guru kelas sebelumnya. Kurang lebih begini : 

"Di kelas 4 kemarin yang akademisnya menonjol siapa, bu?"

"Kira-kira yang masih sangat membutuhkan bimbingan siapa ya?"

"Oh... Si Jono kurang ya kemampuan membacanya?"

Atau kalau tidak, kita akan melihat hasil nilai rapor di kelas sebelumnya meskipun nilai rapor tidak menjadi acuan utama, sih. 

Atau justru malah guru kelasnya sendiri yang "nitip" ke guru kelas baru terkait nama-nama anak yang butuh bimbingan ataupun yang akademisnya menonjol. 

Sadar nggak sih kalau sebenarnya kita itu SUDAH melakukan asesmen diagnostik. Atau meraba-raba kemampuan anak sehingga kita bisa mentreatment mereka sesuai dengan kemampuannya. 

Atau masih yang MENYERAGAMKAN murid? Kalau masih... Mariii kita bertaubat, yuk! 


Iya, saya meyakini PASTI bapak dan ibu guru sudah melakukan analisa terkait calon muridnya. Kalau mengacu di kurikulum sekarang ini istilah sulitnya dinamakan ASESMEN DIAGNOSTIK. Zuzurly, ketika mempelajari materi terkait asesmen ini di PMM tuh kesannya sulit banget. Eh begitu disimak sampai selesai "lha jebule aku ki wes melaksanakan ngene iki! " 

Meskipun tidak secara tertulis dan terdokumentasi dengan baik, asesmen atau penilaian di awal terkait kebutuhan murid memang sudah saya laksanakan sebelum ngegasssss pembelajaran ke murid-murid. So far... Kenapa hanya istilah baru aja sih yang di kurmer ituhhh hmmmm.. 


Namanya sekarang Asesmen diagnostik, yang memiliki arti asesmen yang dilakukan secara spesifik untuk mengidentifikasi kompetensi, kekuatan, dan kelemahan siswa. Jadi memang asesmen ini digunakan untuk melihat terletak dimanakah kondisi murid baik kesiapan secara akademis maupun emosi sehingga diharapkan kita bisa memberikan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan mereka. 

Ki Hajar Dewantara menyebutkan bahwa seorang pendidik itu ibaratnya adalah petani dimana murid-murid diibaratkan sebagai benih sementara guru diibaratkan seorang petani yang berperan dalam tumbuh kembang benih itu. Disini keberagaman memang dikedepankan sehingga ketika pembelajaran di kelas kita tidak bisa memaksakan anak untuk memiliki kemampuan yang sama dengan teman lainnya. 

Macam-macam asesmen diagnostik

Asesmen diagnostik ini dibedakan menjadi dua yaitu asesmen diagnostik non kognitif dan asesmen diagnostik kognitif. Asesmendiagnostik non-kognitif adalah tes yang digunakan oleh guru agar diperoleh data kondisi psikologis dan emosional siswa sebelum kegiatan pembelajaran dimulai.


Asesmen diagnostik kognitif ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mempelajari kemampuan awal siswa dalam memahami tema dari sebuah mata pelajaran. asesmen diagnostik kognitif bisa dilakukan berkala bisa dilakukan di awal pembelajaran dan di akhir pembelajaran setelah guru selesai menjelaskan dan membahas sebuah topik.

Manfaat Asesmen Diagnostik

Bagi guru adalah dapat memudahkan guru untuk mengidentifikasi berbagai kelemahan dan kelebihan siswa dalam mempelajari suatu topik atau mata pelajaran secara tepat. Hal ini bisa menjadi acuan bagi guru untuk memberikan pembelajaran yang tepat dan merencanakan tindak lanjut untuk membantu belajar murid

Bagi murid adalah memberikan berbagai informasi pada siswa mengenai kelemahan, kelebihan, serta masalah yang dimiliki oleh siswa dalam belajar.


Tahapan Asesmen

Baik asesmen diagnostik kognitif maupun non kognitif memiliki kesamaan dalam setiap tahapannya. Meliputi persiapan, pelaksanaan, tahapan diagnostik dan tindak lanjut. Dalam tahapan persiapan ini kita dapat menentukan waktu pelaksanaan asesmen diagnostik. Selain itu juga menyiapkan instrumen yang akan kita gunakan.

Beberapa diantara rekan guru bahkan saya sendiri awalnya bingung terutama untuk asesmen diagnostik non kognitif. Hal-hal apa saja yang harus saya gali dari murid. Untungnya saya terbantu dengan adanya bahan ajar kurikulum merdeka yang disediakan gratis oleh Twinkl. Selain menyediakan bahan ajar, salah satu item yang ada di twinkl ini terdapat template asesmen non diagnosti yang cocok kita gunakan, loh.

dokumentasi setelah asesmen

Kebetulan sekali, setelah Masa Pengenalan Lingkungan Kelas selesai, saya gaskeun untuk melaksanakan asesmen diagnostik non kognitif ini. Dan memang sih dengan melakukan asesmen ini adalah pijakan awal kita mengenali murid-murid kita. Jadi menurutku memang sangat penting kita melakukan asesmen diagnostik. 

Kalian sudah melaksanakannya juga? Yuk berbagi pengalaman dan jangan lupa manfaatkan juga bahan ajar gratis yang disediakan oleh Twinkl ya.

  • Share:

You Might Also Like

0 comments

Silahkan tinggalkan jejak di blog guru kecil ya. Mohon untuk tidak memberikan LINK HIDUP dalam kolom komentar. Jika memang ada,komen akan di hapus. Terimakasih;)