Liburan di Rumah Nenek ~ Halahlaaaahh judulnya 🤣 mirip dengan cerita-cerita yang ada di buku pelajaran Bahasa Indonesia. Tapi memang ini adalah cerita pengalaman sendiri semenjak menikah dengan papa. Liburan sekolah selalu diajak nginepndi rumah mertua barang 3 hari. Otomatis memberikan memori ke Intan, Mutiara dan Berli dengan tema Liburan di Rumah Nenek donk ya.
Kalau mama beda cerita.. Jatuhnyaya Liburan di rumah mertua 😌 tapi nggak mau lama-lama juga sih. Hahaha. Kasihan mbah koko sendirian dan kesepian ga ada cucunya yang suka ngerusuh.
Sebenarnya sih ya dulu pasca melahirkan Intan, kami lumayan sering untuk menginap di mertua. Bahkan ketika libur sekolah, waktu menginap sampai semingguan. Ya begitulah... Nggak perlu diceritakan dari sudut pandang mama, sih. Yang jelas Intan seneng banget dan selalu antusias.
Beda cerita dengan Mutiara yang memang terbilang jarang menginap di rumah yayi Bandil. Alasannya karena memang dia lahir di tahun-tahun corona, ditambah lagi kepergian ibu juga di masa covid varian delta sedang ganas-ganasnya. Suasana duka, takut, overthinking memang lagi dirasain mama banget waktu itu. Beruntungnya papa mengerti dan selalu menawarkan terlebih dulu mau nggak menginap di yayi. Bukan gimana yaaa, tapi memang semenjak kepergian ibu kayak sayang aja gitu ninggalin rumah.
Nah, di liburan sekolah kali ini memang papa mengajak untuk menginap dua hari di yayi Bandil. Tentunya ini adalah kali pertama buat Berli bobok di rumah yayi. Agak khawatir sih sama anak nomor 2 karena dia terbilang ga betahan berlama-lama selain di rumah. Diajak jalan-jalan juga sebentar-sebentar minta pulang. Bahkan untuk si nomor 3 juga takut ini bayi akan cranky. Eh nggak taunya dia manis banget.. Kecuali di waktu dia nyari gentongnya karena ditinggal nemenin Tiara.
Lha mbak Intan? Yaaah... Dia asyik sendiri sama Mbak Nida dan Syarif.
Lalu ngapain aja sih selama menikmati Liburan di Rumah Nenek kali ini? Oke, ini cerita akan saya tulis dari sudut pandang Mutiara ya. Selama kami menemani dia bermain memang anak ini lumayan betah dan nggak ada adegan merengek minta pulang. Karena dia menemukan hal baru yang nggak biasa dia temukan di rumah.
Tapi ya gitu... Jajannya banyak bosssss.. Permen yupi, es krim moci, susu, es kopi, sate pentol. Apalah itu... Asal dia kenyang hati tenang. Hahaha.
1. Melihat Kereta Api Melintas
Kebetulan rumah yayi di Bandil ada lintasan kereta api di sebelah selatan dengan jarak kurang lebih 500 meter lah. Cukup jelas dilihat dari depan rumah yayi ketika kereta melintas.
Hal biasa bagi Intan tapi menjadi hal baru bagi Tiara. Iya... Iyaa... Dulunya Intan juga segumun itu kok saat klakson kereta berbunyi. Juga suara keretanya, selalu minta gendong koko buat lihat kereta.
Lha kalau Tiara bagimana?
"Waaa... Keretanya panjang, Ma!"
"Mama.. Aku mau naik titipo!"
"Mama.... Itu titipo lagi!"
"Kok keretanya begitu, Ma? " Ketika dia melihat kereta barang.
Tiara se excited itu dan berkali-kali bilang "Mama.. Besok beneran naik kereta api, ya!"
2. Pergi ke Hutan 😌
Ini bermula ketika kami sedang berjalan-jalan pagi minus mbak Intan karena masih bobok. Tuara dan Berli adalah makhluk paling pagi bangunnya di keluarga kecil kami. Dan pagi itu aku mengajak papa jalan-jalan beli jamu uyup-uyup di bulik Sri.
"Paa.. Lewat situ lho, pa!" Tiara menunjuk sebuah ladang dimana disitu cukup rimbun dengan tumbuhan bambu, pisang, dan jati.
"Ma... Itu lho lewat hutan saja!"
Hiyaaaaaa.. Dia mengatakan itu hutan! Hahaha. Tapi tidak kami turuti karena takut aja gitu. Eh siangnyaa menuju tengah hari ketika Berli bobok, papa ngajak kami menyusuri hutan perkemahan Sanggeh sampe nlasak-nlasak gitu. Beneran di hutan yang sayangnya ga ada dokumentasi foto.
Bagaimana dengan Tiara? Dia yang ada di depan sangat happy! Padahal cukup serem juga. Hahaha.
3. Bermain Pasir di samping rumah
Bermain pasir di samping rumah |
Menemaninya dengan kehadiran penuh ketika bermain pasir. Dia berimajinasi seolah-olah sebagai koki dimana nanti masakan dia akan diberikan kepada mama selayaknya pembeli. Istilah mama dulu sih namanya pasaran, dan dia sering bermain itu kalau di rumah ibuk.
Bermain pasir di depan rumah |
Menemaninya, melihat dia bergerak, memainkan pasir entah dengan tangan dan sendok, berbicara sendiri, bahkan ketika dia menemukan sebuah problem dia akan mencari solusinya seperti ketika air yang di tempat pink itu agak tumpah, tiba-tiba dia bilang "gapapa. Nanti ambil air lagi!" Dan beneran donk dia ambil air di kran deket mama duduk.
4. Berkumpul dengan semua keluarga dari Papa
Menjadi salah satu momen dimana kita dapat berkumpul. Yayi dan Koko melihat cucu-cucunya dan bermain bersama. Disaat itu juga jadi kesempatan mama papa bisa menikmati waktu berdua juga. Yaaa... Sekedar nglimpe beli nasi goreng di pasar Boloh, sudah sangat membantu merefresh kejenuhan dan lelahnya kami.
Begitu sih cerita liburannya anak-anak kali ini di rumah neneknya. Pulang-pulang bawa pisang selirang, telur ayam jawa lima butir, jamu uyup-uyup dua botol, dan tadinya ditawarin membawa beras tapi kami menolak karena masih ada stok beras. Alhamdulillah...
0 comments
Silahkan tinggalkan jejak di blog guru kecil ya. Mohon untuk tidak memberikan LINK HIDUP dalam kolom komentar. Jika memang ada,komen akan di hapus. Terimakasih;)