Pengalaman Pertama Menjadi Pembina Upacara ~ "Siap ya non jadi pembina upacara hari ini!" bapak kepala sekolah memastikan ketersediaannya diri saya untuk menjadi pembina upacara. Namun saya selalu berkata "Nggak mau!" hahaha. Anak buah macam apa saya ini. Please jangan ditiru. "halah.... udah siap itu, pak!" Bu guru kelas 6 berseru sambil tertawa melihat wajah saya yang tampak grogi.
Benar saja, meski peserta upacara sudah siap di lapangan, saya harus berlari ke kamar mandi untuk buang air kecil. Respon ketika saya grogi ya seperti itu. Hingga akhirnya saya memantapkan langkah kaki saya melenggang menuju singgasana tempat pembina upacara bersiap. Lalu, sayup-sayup eh bukan sih, melainkan saya mendapati beberapa murid yang berkomentar begini....
"Wow, Bu Chela pembina upacaranya!!!!"
"Eh... Bu Chela, heeeee....."
"Amazing!!!"
Justru mereka membuat saya lebih salah tingkah dengan tugas pagi itu. Namun tetap donk harus menunjukkan profesionalitas. Tampak lebih dewasa, bijaksana dan tetap terlihat rupawan *halah*. Sampai akhirnya saya dipanggil oleh protokol menuju mimbar upacara. Diikuti Bagas yang bertugas sebagai pembawa naskah pancasila. Beginilah gambaran fotonya.
dokumentasi : Bu Yulita |
Setelah 12 tahun...
Amanat Pembina Upacara
- Membahas tentang petugas upacara karena ini adalah kali ketiga mereka bertugas. Sedikit koreksi pada petugas paduan suara dan dirigentnya.
- Kelengkapan atribut upacara yang dikenakan oleh peserta upacara. Cuma bedanya tidak ada barisan "khusus" bagi mereka yang atributnya tidak lengkap.
- Menganalisis nilai-nilai yang bisa kita pelajari dari peringatan upacara. Seperti rela berkorban, cinta tanah air, patriotisme dan semangat berjuang.
- Pesan kepada peserta upacara agar dapat meniru apa yang para pahlawan berikan untuk negeri.
0 comments
Silahkan tinggalkan jejak di blog guru kecil ya. Mohon untuk tidak memberikan LINK HIDUP dalam kolom komentar. Jika memang ada,komen akan di hapus. Terimakasih;)