Manfaat Mengisi Buku Kegiatan Ramadan

By Chela Ribut Firmawati - April 07, 2023

Manfaat Mengisi Buku Kegiatan RamadanBund, tahun 2023 masih ada tradisi anak-anak sekolah mengisi BKR atau Buku Kegiatan Ramadan? Hmmm... Jangan salah ya bunda sehari sebelum libur hari pertama puasa,  saya membagikan buku tipis yang terbit setahun sekali itu ke anak-anak. Disambut dengan riuhnya mereka yang akan melaksanakan ibadah puasa di bulan ramadan. Buku Kegiatan Ramadan menjadi jurnal mereka selama sebulan ini. 



Selain kegiatan pesantren kilat, tradisi mengisi buku kegiatan ramadan ini memang lekat sekali diingatan kita sewaktu masih sekolah. Apalagi harus rela pulang agak malam karena harus mengantri imam tarawih selesai memberikan kultum yang harus molor menjadi lebih dari tujuh menit. Yasalaaaaammmm.... 30 kolom berhasil ditakhlukan dan lengkap dengan tanda tangan mbah Kyai rasanya tuh pol-pol-an banget solihahnya. 


Nah, beberapa malam belakangan ini saya dan papa memang getol banget membahas buku limited edition ini. Selain karena konsistensi dari jaman tamagochi sampai ipad *halah, tipisnya masih sama, isi di lembar awal sampai akhir juga nggak jauh berbeda. Hanya saja sampulnya yang berubah setiap tahunnya. Dan harganya yang naik juga setiap tahun. wkwkwkwk. 


"Pah, menurut papa sebenarnya ada nggak sih manfaat yang didapat anak-anak selama mengisi Buku Kegiatan Ramadan ini?"


Dan tumbenan banget lho bund, obrolan kita tuh ngalir dan nggak ada ngambeg-ngambegnya karena ya kita jadi flashback aja gitu dengan effort yang dilakukan untuk memenuhi lembar demi lembar Buku Kegiatan Ramadan itu. 


Dan menurut pendapat kami, Buku Kegiatan Ramadan memiliki manfaat bagi anak-anak diantaranya :


Segi Keagamaan  : Buku ini membuat anak berusaha untuk meningkatkan ibadahnya karena semuanya harus tercatat dalam buku itu. Mulai dari pelaksanaan puasa wajib, solat wajib lima waktu, solat tarawih, kegiatan tadarus al-quran sampai mengisi khotbah jumat dan khotbah selepas salat tarawih. 


Apalagi ada goal di akhir yang harus anak-anak raih yaitu dengan mendapatkan nilai dari apa yang sudah tercatat dalam BKR itu. Jadi dari segi keagamaan, anak akan terpacu menjadi lebih rajin dan belajar konsisten dan jujur dalam mengisi buku tersebut. 


Segi Kecakapan : Buku ini memang menuntut anak untuk berusaha lebih dari hari atau bulan-bulan sebelumnya. Dimana mereka ketika harus menyelesaikan tantangan merangkum kegiatan kultum, mereka harus menyimak sampai akhir dan antre meminta tanda tangan imam tarawihnya. 


Namanya anak-anak kadang juga ada becandanya ketika menyimak ceramah (yang seringnya membosankan ya bund), disitulah mereka harus menemukan problem solving-nya. Entah bertanya ke mbah-mbah yang dari awal menyimak sambil ngantuk-ngantuk, atau mengarang dengan mengembangkan sendiri sesuai yang mereka pahami, atau sekedar nulis judulnya saja. hahaha. 


Bisa juga hal menantang lainnya adalah kultum tidak diberikan setiap hari atau bahkan hanya di awal tarawih saja. Maka jalan yang bisa ditempuh daripada lembar kultum itu kosong adalah dengan menyimak ceramah menjelang berbuka puasa yang disiarkan di TV. Soal tanda tangan? tulisa saja kalau menyimak di TV. 


Jadi secara tidak langsung selain mengajarkan anak untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan terlebih mengumpulkan pahala di bulan baik ini, BKR mengajarkan anak untuk bertanggung jawab, disiplin, konsisten dan kreatif dalam menemukan pemecahan masalah dari yang dihadapi. Bukunya memang tipis dan terlihat sepele tapi setelah kita kupas dan cari manfaatnya ternyata bagus juga ya bund. 

Dari sudut pandang seorang guru juga pada akhirnya yang memberikan nilai dari apa yang sudah anak-anak kerjakan di buku itu. Dalam memberikan nilai juga ada baiknya jangan hanya melihat dari banyaknya kolom yang terisi saja. Buku itu juga bisa menjadi sebuat refleksi apakah selama ini selain memberikan materi keagamaan juga bisa memberikan dorongan agar anak-anak lebih memahami tentang tanggung jawabnya menjalankan kewajiban dari ajaran agama yang mereka yakini. 


Nah bund, meski buku ini tipis dan "murah" namun tetap dampingi anak-anak ya bunda. Karena bagaimanapun bisa menjadi jurnal keseharian anak-anak. Dan jangan dimarahi kalau pulangnya agak kemalaman, maklum bund, nunggu mbah Kyai selesai khotbah dan ngobrol itu biasanya lama. Xixixix. 


Tetap semangat puasanya ya!!!

  • Share:

You Might Also Like

0 comments

Silahkan tinggalkan jejak di blog guru kecil ya. Mohon untuk tidak memberikan LINK HIDUP dalam kolom komentar. Jika memang ada,komen akan di hapus. Terimakasih;)