Quality Time di Angkringan ~ Malam itu saya tertawa geli sambil terus scolling lini masa kenangan facebook papa. Sebuah ketidak sengajaan membaca kenangan statusnya zaman dulu, zaman dimana masih menjadi tukang ojek dari pacarnya yang doyang banget selingkuh. bermodal status alay itulah yang menjadi senjata saya cengcengin papa.
Ternyata candaan saya ke papa itu juga disimak oleh si mbak penjual angkringan. Masih duduk di bangku SMA yang harus membantu kakaknya untuk menjajakan aneka macam menu di angkringan itu. Bisa dikatakan angkringan di depan kantor Bank BPD Nglejok saat itu ramai karena memang nasi bungkusnya, gorengannya, es tehnya, itu tuh terasa pas di lidah. Sayangnya harus tutup karena entahlah... Mungkin terimbas masa pandemi.
Memang sih kesannya saat itu saya dan papa nggak tahu diri harus guyon di angkringan, tahu sendiri bangku panjang itu harus rela dibagi dengan pelanggan lain. Tapi kami memang masih asyik saling bully sambil menikmati waktu berdua tanpa ada gangguan Intan. Waktu itu adek Tiara belum ada. hahaha. Dan seringnya kami menghabiskan waktu berduaan itu ya nongkrong di angkringan.
Kadang di angkringannya Bu Mun depan pasar Nglejok...
Kadang di angkringannya Pak Prengky pusat kuliner...
Kadang ya di angkringan depan BPD itu.
Pokoknya di angkringan lah ya bisa menghabiskan waktu satu jam untuk berduaan membahas hal-hal nggak penting bahkan juga menyelesaikan pertengkaran yang sudah kami bawa dari rumah. Kok bisaaaaa gitu. hahahaha.
Angkringan itu adalah...
Dari tadi membahas angkringan, sebenarnya angkringan itu apa sih? Menurut wikipedia, Angkringan (berasal dari bahasa Jawa angkring ꦲꦁꦏꦿꦁ yang berarti alat dan tempat jualan makanan keliling yang pikulannya berbentuk melengkung ke atas) adalah sebuah gerobak dorong untuk menjual berbagai macam makanan dan minuman di pinggir jalan di Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Jawa Timur.
Menurut sejarahnya, angkringan sudah aja sejak tahun 1930 dan saat itu dipopulerkan oleh Eyang Karso Dikromo dari desa Ngerangan Klaten. Pada usia 15 tahun, beliau merantau ke Solo untuk mengadu nasib dengan berjualan makanan yang diyakini sebagai cikal bakal angkringan hingga saat ini.
Mulanya Eyang Karso bersama Mbah Wiryo ini menjual makanan terikan. Terikan ini adalah makanan dari Jawa Tengah yang terbuat dari bahan dasar aneka protein yang dimasak dengan kuah kental. Mereka berdua menjual makanan ini di malam hari karena pada masa itu belum banyak yang berjualan makanan saat malam hari. Kemudian menu bertambah dengan menyediakan wedang jahe dan aneka macam minuman tradisional lainnya yang bisa dikonsumsi untuk menghangatkan tubuh di malam hari.
Angkringan. sumber : angkringanmbahbejo.blogspot.com |
Sedangkan yang ada di pikiran saya, angkringan ini lekat dengan sebuah gerobag panjang, lalu ada dua buah teko besar di pinggir yang bawahnya terdapat bara api untuk menghangatkan minuman dalam teko besar itu. Aneka macam menu tersaji mulai dari nasi bungkus berukuran kecil. gorengan, sate usus, telur puyuh, sate keong, dan ada sambal yang bisa kita ambil sebutuhnya kita.Ternyata jika dibandingkan bentuk angkringan dulu dan sekarang memang sangat berbeda jauh ya.
gerobag angkringan. sumber : hipwe |
Sayangnya setiap kali ke angkringan, saya tidak pernah kepikiran untuk memotret aneka macam menu yang tersaji. Cuma kalau teman-teman penasaran menu apa yang ada di angkringan Pak Prengky, bisa deh cek di video ini.
Nah berdasarkan video yang sengaja dikirimkan oleh Fajar salah satu pramusaji di angkringan Pak Prengki, angkringan sekarang ini tergolong sudah sangat kekinian. Mulai dari display gerobag yang tidak lagi seklasik dulu hingga aneka macam pilihan menunya. Saya spill dari videonya itu ada aneka macam gorengan seperti mendowan, bakwan sayur, tahu isi, pisang karamel, amburadul. Ada juga aneka macam sate dari ati ampela, usus, keong, sate udang, telur puyuh. Juga terdapat menu seperti sosis, nugget, scalop atau apa itu ya namanya. Dan baceman ceker, sayap, kepala ayam yang bisa kita minta untuk dibakar agar lebih nikmat.
Soal harga memang di angkringan Pak Prengki yang bisa menjadi tujuan kami berduaan itu memang masih standar. Tidak semahal angkringan di seberangnya. Karena bagi papa masih terbilang murah, makanya dia memang lebih senang menghabiskan kebersamaan kita sekedar minum es teh sambil makan beberapa gorengan atau mendowan bakar dan sate usus. Padahal kalau dari perhitungan saya sih jatuhnya sama saja yaa boros. Wkwkwkwk. Habisnya semua pengen dimakan.
Penutup
Memang tidak harus di angkringan yang bisa kita pilih untuk menghabiskan waktu berdua. Tetapi memang lidah kami yang sangat lokal, dompet kami yang kadang tebel kadang tipis, kesukaan kami dengan es teh dan nggak neko-neko menu jajannya. Jadilah angkringan masih menjadi tempat favorit kami.
Oiya hampir lupa, di beberapa lokasi angkringan yang ada di taman kuliner Purwodadi biasanya ada pertunjukan live music di malam minggu. Buat teman-teman yang sedang berlibur ke Purwodadi bisa loh dicobain main ke angkringan yang ada di Taman Kuliner yaa.
Terakhir, bukan hanya tempatnya melainkan menikmati waktu dan kebersamaan dengan orang yang tepat. Di angkringanlah perasaan itu datang dan pergi, bersama dengan segelas es teh ataupun wedang jahe, pertengkaran itu meredam. Setidaknya di angkringanlah yang menjdi tempat kami untuk kembali memupuk cinta agar bisa lebih subur hari demi hari.
sumber : https://www.orami.co.id/magazine/angkringan
https://id.wikipedia.org/wiki/Angkringan
0 comments
Silahkan tinggalkan jejak di blog guru kecil ya. Mohon untuk tidak memberikan LINK HIDUP dalam kolom komentar. Jika memang ada,komen akan di hapus. Terimakasih;)