"Bapak ini lho. Job nya jangan yang sehari semalam to. Sudah tua nanti nek ada apa-apa di jalan piye?"
Baik saya dan mbak sering menasehati bapak yang diusianya ke 69 tahun masih menerima job sebagai pranatacara. Tentang bapak sudah pernah saya bahas juga kok di blog ini. Kalau kalian ingin membaca, boleh deh klik judul di bawah ini. Yang jelas, selain dulunya bapak adalah seorang PNS dengan jabatan sebagai Pengawas Sekolah TK/SD, bapak juga menjadi MC di acara nikahan atau sunatan.
Baca : Awet Muda dengan Hobi yang Menyenangkan dan Menghasilkan
Untung dulu belum ada aplikasi simple G, hahaha. Yang pasti akan sangat sulit mendapatkan izin meninggalkan tempat kerjanya.
Banyak loh orang yang kepengen tahu, sudah pensiun ada uang pensiunan tiap bulan tapi kok masih saja mau melakoni job MC. Beberapa orang sering berkelakar "duitnya Mbah Kusdi arep kanggo opo?" yang jelas bikin saya nggak habis fikir bahwa kebutuhan setiap orang kan adaaaaa ajaa ya, bund. Kalau dulu memang bapak sering banget ngajak ibu jalan-jalan beli martabak setelah menerima honor MC nya. Kalau sekarang ya honor MC bapak yang ngrecokin adalah saya dan cucunya.
Tapi memang kami sebagai anak tentu mendukung namun juga sering banget mengingatkan untuk mengurangi aktifitas yang menurut saya dan mbak sangat menyita fisik bapak. Sudah tak lagi muda (meski dia sering menolak disebut tua!), penglihatan kadang kurang jelas (kecuali kalau lihat sinden cantik..hmmmm), kadang untuk jalan saja sering bilang "La... dengkule bapak laaa!" hahahaha.
Ada kekhawatiran donk pastinya apalagi jika job MC harus sampai tengah malam untuk memandu acara langen tayub. Pulang-pulang bisa jam 2 malam. Kalau dulu masih ada ibu, almarhum akan menunggu kepulangan bapak dengan tidur di rumah depan bersama saya dan anak-anak. Tapi sekarang saya yang menanti kepulangan bapak. Meski tidak disuruh, namun namanya anak ya bund.... ngarep-arep bapak pulang tanpa kurang satu apapun. Kalau sudah mendengar suara motor dan bapak buka gerbang sungguh lega dan baru bisa tidur nyenyak. Tapi kadang tugas papa menemani dan mengantar bapak jika lokasinya jauh dari rumah.
Saya sering bertanya kenapa bapak masih enggan pensiun dari job sampingan yang berasal dari hobinya itu? Dan jawaban bapak adalah seperti ini ....
1. Bapak Suka
Alasan yang tidak bisa saya ganggu gugat. Kecintaannya terhadap seni, adat Jawa yang mendarah daging, bahkan sampai setua ini masih gemar membaca buku bahasa Jawa Kawi memang menjadi pemandangan saya disaat melihat bapak di rumah belakang. Susah untuk melarang orang kalau sudah menyukai kegiatan tersebut. Jauh tidak dirasa, capek juga diabaikan. Kata bapak yang ada adalah senang ketika mendengar alunan gamelan.
2. Dibayar
"Bapak bengak-bengok wae dibayar lho!" begitulah kelakar bapak setiap kali teriak-teriak di rumah dan diprotes sama saya dan Intan. Setelah memandu acara panggih pengantin memang biasanya ada sesi hiburan dengan gamelan. Nah, disitulah bapak bisa berkelakar bersama para sinden dan wiyaga. Tugas selesai amplop diterima dengan nominal paling sedikit 500ribu sekali MC. Kalau permintaan yang punya rumah malam juga MC, otomatis bayaran doble. xixixi.
3. Hiburan
Saya melihat belakangan bapak lebih sering terlihat murung bahkan nangis karena ingat ibu. Dibalik drama yang bapak bikin beberapa waktu lalu karena kesepian, menerima job MC menjadi sarana hiburan bagi bapak yang sehari-hari dia habiskan di rumah.
Tiga alasan bapak itulah yang sampai saat ini masih menjadi senjata bapak untuk menepis nasehat dari anak-anaknya untuk lebih banyak istirahat. Tapi karena mungkin bapak butuh hiburan, saya berusaha memaklumi jika bapak masih ingin terus eksis dalam dunia MC ditengah gempuran generasi WO yang ada banyak bermunculan MC baru dan lebih kekinian.
Hobi bapak yang dibayar ini juga yang membuat keluarga kami sangat rentan dengan omongan orang. Fitnahan dan godaan menjadi ujian bagi ibu dan anak-anaknya, terutama bapak meskipun dalam setiap rumah tangga pasti ada saja ujiannya. Menyenangkan memang jika melihat bapak karena perekonomian keluarga tidak hanya bersumber dari gaji PNS dan hasil sawah.
Sepakat dengan perkataan Ridwan Kamil bahwa pekerjaan yang menyenangkan adalah hobi yang dibayar. Jadi bertanya-tanyeaaa sama diri sendiri, apakah hobiku dibayar ya? eh...hobiku apa sih? hahahha.
0 comments
Silahkan tinggalkan jejak di blog guru kecil ya. Mohon untuk tidak memberikan LINK HIDUP dalam kolom komentar. Jika memang ada,komen akan di hapus. Terimakasih;)