Kanjuruhan adalah Duka Kita Semua

By Chela Ribut Firmawati - October 04, 2022

Kanjuruhan adalah Duka Kita SemuaNyimak lini masa belakangan ini rasanya gimana sih? Sedih, pilu, overthinking bahkan heartbreaking. No!! ini bukan menyoal perselingkuhan dan KDRT yang dialami Lesty dan dilakukan oleh Risky Billar. Tapi ada yang lebih mengoyak-ngoyak relung hati dimana sebuah tragedi sepakbola terjadi di Stadion Kanjuruhan Malan, 1 Okober 2022 lalu. 

Saya bukanlah penggemar fanatik sepak bola, hanya sekedar tahu saja. Oh... ini Arema, oh... ini Persebaya, oh... ini Bambang Pamungkas, oh... ini Ronaldo. Bahkan yang terpatri di ingatan saya adalah arak-arakan sosok Tugiyo. Pemain sepak bola kebanggaan daerah kami yang saat itu ikut mengharumkan nama Indonesia. Saya lupa yang jelas saat itu saya duduk di kelas 2 SD dan menjadi pagar betis dari arak-arakan tersebut. 

"Satus wolu likur wong  do mati, La. Arema kalah!" Bapak melontarkan kalimat itu dan sayapun kaget. Sebanyak itu! Meski status whatsapp sangat ramai dengan ucapan bela sungkawa. Bakan terang-terangan saya mendapatkan video dari banyaknya korban berjatuhan dan sudah tidak bernyawa. Tragedi ini menjadi duka bersama. Bahwa tidak ada sepak bola seharga nyawa. 

ilustrasi by : Whizisme


Menyusuri lini masa, saya menemukan banyak versi dari kesaksian para korban yang selamat. Ikut membanyangkan bagaimana mencekamnya menit-menit kala itu.  Namun, saya tidak berani menyimpulkan meski tetap saja saya menyalahkan di satu pihak. Obrolan siang dengan teman yang sangat paham dengan sepak bola pun juga mengatakan bahwa tragedi ini banyak framingnya. Ah... sudahlah... kita kawal saja untuk segera terungkap kebenarannya. 


Tetapi, yang membuat hati saya semakin pilu adalah viralnya sebuah instastory yang juga menjadi trending di twitter dan wara - wiri di instagram maupuk tiktok. Saya menemukan sebuah cuitan yang di share oleh @aMrazing ini



Bu Yuli adalah salah satu orang tua yang anaknya menjadi korban di tragedi Kanjuruhan. Tentu banyak orang tua lainnya yang anaknya menjadi korban bahkan yang masih berusia balita. Ah.. nggak kuat membaca banyaknya duka yang ada. Sakit!! Sakit banget!!!

Sekali lagi, saya berharap semoga ini di usut sampai tuntas tanpa ada keberpihakan tertentu. Dan doa saya untuk para korban dan keluarga yang ditinggalkan. My deepest condolence for Kanjuruhan. 

  • Share:

You Might Also Like

0 comments

Silahkan tinggalkan jejak di blog guru kecil ya. Mohon untuk tidak memberikan LINK HIDUP dalam kolom komentar. Jika memang ada,komen akan di hapus. Terimakasih;)