Rawat Inap Melahirkan Melalui Prosedur Poli ~ Ya pokoknya begitu deh judulnya mengingat saya juga mengetahui prosedur yang saya lewati itu juga dari tetangga belakang rumah yang kebetulan perawat di Yakkum. Cerita tentang pengalaman melahirkan Mutiara secara operasi SC dan dengan biaya BPJS sudah pernah saya tulis. Yang belum baca, boleh yuk di baca terlebih dulu. Dan melalui tulisan ini saya mau bercerita lagi tentang prosedur menjadi pasien rawat inap melalui poli.
Yak, melahirkannya kapan....ceritanya juga kapan? hahaha. Sambil saya mengingat ingat yaaa, bestiieeeee.
Tidak pernah akan saya lupakan dimana melahirkan Tiara ada di masa pandemi Covid 19. Ada enak nggak enaknya karena terasa lebih privat meskipun saya adalah pasien kelas 2 dan sekamar cuma ada saya dan papa juga bapak mertua. Tetapi kalau mengingat prosedurnya..... hmmm.......
Pertama...
Sejak sore saya bersiap dengan tas bersalin juga berkas yang dibutuhkan sebagai syarat rawat inap. Setelah pertemuan sebelumnya yakni penentuan tanggal untuk tindakan SC, saya sudah menandatangani surat untuk rawat inap setelah pemeriksaan dokter. Lumayan banyak ya tanda tangganya, sampai-sampai saya salah menuliskan umur karena masih kaget saja pada akhirnya harus SC lagi. Di masa pandemi pula. Takutnya dobel-dobel.
Kedua....
yang terabadikan di meja pendaftaran |
Saya dan papa menanti telefon dari pihak rumah sakit karena memang prosedurnya harus begitu. Jadi setelah penentuan tanggal tindakan, saya seperti memesan kamar atau booking dan waktu check in saat itu sekitar habis magrib. Setelah sampai di rumah sakit, datang ke bagian pendaftaran dengan menunjukkan berkas dan nomor booking kamar *kalau ngga salah ingat. Sekalian saja urus BPJS nya. Lebih detailnya ini papa sih ya. Tetapi memang tetap ke pendaftaran dulu, kok.
Ketiga....
selfie di ruang tunggu laborat |
Menuju ke ruangan laborat untuk swab antigen. Untungnya sepi jadi saya tidak butuh waktu lama dan rasanya udah ngantuk banget, sih. Lalu, hasil tes swab antigen itu nanti dibawa ke ruangan apaa gitu namanya nanti diberikan ke perawat yang stand bye.
Keempat....
Masuk ke sebuah ruangan yang intinya ruangan itu khusus untuk pemeriksaan pasien rawat inap yang melalui poli. Bukan UGD. Nantinya kita akan diperiksa EKG atau detak jantung ibu, tensi, diambil darah untuk keperluan laborat, cek detak jantung bayi dan pokoknya pemeriksaan mendetail.
Kelima....
Sambil menunggu hasil saya sempat dipanggil perawat dari poli dokter kandungan. Cuma saya lupa sepertinya memang tidak ada pemeriksaan lagi, hanya saja menunggu hasil dan lembaran berkas sebelum akhirnya menuju ke ruang rawat inap.
Keenam....
Menuju ke ruangan rawat inap dan sebelumnya diperiksa tensi juga menandatangani beberapa berkas. Waktu itu perawat juga menanyakan apakah sekalian di steril, tetapi papa menolak. Hahaha. Setelah berkas selesai dan ruangan siap, cuss deh bobok di ranjang pasien. wkwkwk.
Nah, untuk infus dan pemasangan kateter akan dilakukan pagi hari sebelum pelaksanaan operasi SC nya ya. Jadi malam itu saya masih leluasa tanpa takut jarum infus, namun yang menjadikan kurang nyaman karena kondisi janin yang naik ke perut bagian atas. Terasa begah, pegel dan pengen nangis tapi malu dengan pasien di kanan kiri saya. Haha. Untungnya kedua pasien sudah melahirkan jadi setelah saya tindakan SC, kedua pasien pulang dan saya menempati ruangan kelas 2 itu sendirian.
So, itulah pengalaman saya menjadi pasien rawat inap melalui prosedur poli. Saya cuma berpesan bahwa menjadi pasien BPJS harus sabar ya... ikuti alurnya, siapkan mental kalian ya. Semoga pengalaman saya ini bermanfaat buat teman-teman yang sedang menanti masa melahirkan.
0 comments
Silahkan tinggalkan jejak di blog guru kecil ya. Mohon untuk tidak memberikan LINK HIDUP dalam kolom komentar. Jika memang ada,komen akan di hapus. Terimakasih;)