Hmmm.. Saya sedang menikmati euforia hari ini. Adalah hari dimana semua mimpi, kegagalan, tangisan, rasa kecewa dan direndahkan oleh saudara terbayar sudah. Kebahagiaan atas perjuangan kami menaklukan diri sendiri dan soal-soal CBT di seleksi PPPK Tahap 1 tahun 2021.
Yes, hari ini kami (saya dan papa) resmi memiliki NI PPPK, menerima SK dan surat kontrak perjanjian kerja selama 5 tahun mendatang. Kemudian izinkan saya memasang foto kami.
Rangkaian proses sudah kami lalui, lama menunggu kepastian kapan NI PPPK selesai dan SK terbit. Mondar-mandir pemberkasan dan melengkapi surat ini itu. Tidak hanya lelah secara fisik, pikiran pun juga lelah terlebih dompet yang rasanya terkuras banget untuk biaya pemberkasan. Ya maklum, honor wiyata ditambah tabungan kami yang sebelumnya juga terkuras untuk renov kamar mandi. Berasa sekali menjadi sobat missqueen dalam waktu beberapa bulan. Hahaha... Udah... Kami lelah menjadi kaum bokek 🤣.
Sepanjang acara, jujur saya merasakan dada yang sesak. Bertempat di Aula Firdausia Hotel Grand Master, saya yang disebelah saya adalah suami terganteng di rumah dengan khidmat mengikuti rangkaian acara dari awal sampai selesai.
"Pah... Inget ibu!" 🥺 dengan mata berkaca-kaca, tarikan nafas yang dalam beberapa kali saya lakukan. Saya menolak untuk menangis saat itu juga. Tapi tetap saja setitik air mata itu jatuh juga.
Berulang kali saya mengatakan "harusnya masih ada ibu!" Tapi saya tidak bisa mengubah takdir. Ibu sudah tenang bersamaNya. Jika kata Qurais Syhab bahwa antara dunia dan alam kubur ada kaca pembatas dan mereka yang hidup di alam kubur bisa melihat kita. Saya meyakini bahwa ibu melihat saya dan papa dengan tatapan matanya yang sipit, senyum mengembang dan pastinya ada rasa bangga yang ibu rasakan.
Bahwa kami telah menaiki anak tangga demi anak tangga untuk mencapai anak tangga dimana tertuliskan "menerima SK". Sampai juga yaa. Disaat saya pernah menjadi seorang yang pengecut untuk melihat tebaran postingan di berbagai social media selepas penerimaan SK. Disaat saya mengomel dengan sendirinya kenapa saya sebodoh itu. Disaat kekecewaan itu saya lampiaskan kepada suami yang kecewanya dia jauh ribuan kali lipat.
Hingga pada akhirnya kegagalan demi kegagalan itu adalah bekal mental kami agar lebih kuat. Kami tidak lagi memperdulikan omongan dan remehan orang. Karena terbukti, dulu saat kita tidak berada di posisi ini hinaan dan caci maki selalu kami terima. Namun ketika kami berhasil, disanjung sana-sini. Sory, sudah basi!
Ini bukan akhir, melainkan ini adalah awal dimana tanggung jawab kami terhadap apa yang negara kami minta di dunia pendidikan harus kami penuhi dengan sebaik mungkin. Mengabdi kepada negara dan mempersiapkan anak-anak menjadi generasi emas untuk membawa negara ini menjadi negara yang lebih baik lagi. Bukan negara wakanda yang banyak guyonannya. Hahaha.
Doakan kami bersama dengan doa orang tua juga saudara kami. Jika Na Hee Do memilih berpisah dengan Baek Hae Jin disaat karier mereka mulai bagus, saya memilih menemani Hae Jin versi lokal untuk berjalan bersama hingga sampai di puncak. Semoga kami amanah dalam mengemban tugas. Aamiin.
1 comments
Selamat ya na hee do dan baek hae jin 😘
ReplyDeleteSilahkan tinggalkan jejak di blog guru kecil ya. Mohon untuk tidak memberikan LINK HIDUP dalam kolom komentar. Jika memang ada,komen akan di hapus. Terimakasih;)