Jujur ya, saya bingung harus bagaimana
dalam menyambut hari pertama puasa. Sidang isbat petang tadi sudah resmi
diumumkan bahwa 1 Ramadhan jatuh pada tanggal 3 April 2022. Terjawablah rasa
penasaran masyarakat Indonesia kapan mulai puasanya. Termasuk rasa penasaran anak-anak
didik saya di kelas hari ini. Semenjak saya masuk kelas, pertanyaan mereka tak jauh
dari pertanyaan “Bu, mulai puasanya hari
apa sih?”
Seantusias itu ya anak-anak didik
saya dalam menyambut hari pertama puasa. Pun dengan Intan yang berkali-kali bertanya
“ma, aku mau ikut puasa boleh kan? Puasa setengah hari boleh kan,ma?” Justru
berbeda dengan apa yang saya rasakan akhir-akhir ini. Mengganjal dan rasanya
sedih saja begitu.
Pertama
Ini adalah bulan Ramadhan pertama
saya tanpa adanya sosok ibu. Tahun lalu, bulan Ramadhan saya lalui dengan
kesibukan di perkuliahan PPG plus mengurus Tiara yang berusia 2 bulan. Itupun
ada bantuan ibu dan ibu nggak pernah jauh dari saya. Ibu, aku kangen. Nanti apa
aku bisa melewatinya tanpa ibu?
Kedua
Tanggung jawab saya bertambah dengan
mengurus bapak meski juga ada mbak. Tapi memang rasanya benar-benar berbeda.
Dan tidak memungkiri beberapa hari lalu saya dan bapak menangis tersedu-sedu
teringat ibu. Rasanya dalam hati ada ruang kosong gitu.
Ketiga
Saya resah dengan kondisi saat ini
dimana segala macam kebutuhan mengalami kenaikan harga. Minyak goreng, cabai,
gas LPG 3 kg, dan yang masih hangat adalah kenaikan BBM. Kondisi keuangan
semenjak saya selesai mengurus pemberkasan pengajuan NI PPPK bulan Januari lalu masih belum stabil
dan cenderung deficit. Makanya saya bingung, ingin hati menyiapkan segala macam
menu yang bisa disiapkan dari sekarang tapi apalah daya ati karep bandha cupet.
Keempat
Terkait dengan dana untuk THR . Kondisi keuangan yang menipis saat ini tuh bikin mikir kalau nggak ngasih THR nanti gimana. Belum lagi memikirkan angpau untuk keponakan. Huhuhu. Ya Tuhan, lancarkan rejeki keluarga kami. Aamiin.
Kelima
Kegalauan saya menanti SK PPPK turun dan harapan indah disaat lebaran nanti saya dan suami sudah bisa menikmati uang THR dan Gaji 13. Hm... Dapat enggak ya? Lha wong SK aja belum ada hilalnya. 😩
Yah... Itulah yang saya rasakan dan berimbas pada ketidakberdayaan *halah, atau kurangnya antusiasme saya dalam menyambut ramadhan. Tapi memang sebenarnya kepingin di bulan yang suci ini dapat menjalankan ibadah dengan khusyu. Bisa menjalankan puasa meski menyusui, bisa menyelesaikan tadarus al-quran, dan melaksanakan ibadah-ibadah lainnya.
Ada yang sama dengan perasaan yang saya alami?Tapi jangan lupa kita harus bersyukur ya teman-teman atas limpahan karunia Allah hingga detik ini. Marhaban ya Ramadhan teman-teman. Semoga kita dapat menjalani ramadhan ini dengan ketenangan dan keikhlasan. Dah lah, mari kita niatkan beribadah kepada Allah, dan insyaallah semua akan Allah permudah. Aamiin.
0 comments
Silahkan tinggalkan jejak di blog guru kecil ya. Mohon untuk tidak memberikan LINK HIDUP dalam kolom komentar. Jika memang ada,komen akan di hapus. Terimakasih;)