Merajut Indonesia Melalui Digitalisasi Aksara Nusantara
By Chela Ribut Firmawati - January 05, 2022
Merajut Indonesia Melalui Digitalisasi Aksara Nusantara ~ "buguru akan memberi kalian hadiah uang dua ribu rupiah jika kalian bisa menerjemahkan aksara Jawa ini menjadi aksara latin!" Sebuah challenge saya lempar untuk anak-anak dan 15 menit menunggu saya tidak mendapati siswa yang berhasil menyelesaikan tantangan tersebut.
"Aksara Jawa itu sulit,bu!" salah seorang murid protes kepada saya dengan wajah kesal karena tidak dapat menjawab tantangan itu. Iya, saya tidak memungkiri bahwa aksara Jawa itu sulit. Ya sulit untuk dituliskan maupun diterjemahkan. Padahal saya sudah berupaya memberikan trik agar mereka mudah dalam mempelajari aksara jawa.
Indonesia sebenarnya memiliki kekayaan budaya yang sangat beragam salah satunya adalah dialek bahasa. Selain itu, setiap daerah pasti memiliki aksara lokal yang dalam kehidupan sehari-hari memang jarang digunakan. Hanya golongan tertentu saja biasanya yang menggunakan aksara lokal, sementara keberadaannya saat ini terancam punah. Katakanlah ketika melihat aksara Jawa di papan nama jalan. Apakah kita yakin generasi saat ini mengenal aksara yang mungkin tampak asing tersebut?
Upaya yang dilakukan adalah dengan digitalisasi aksara nusantara. Merupakan salah satu program dari Merajut Indonesia yang digagas oleh Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) sebagai respons terhadap globalisasi dan modernisasi dengan tetap mempertahankan nilai-nilai budaya yang menjadi ciri masyarakat Indonesia.
Digitalisasi aksara nusantara ini bertujuan untuk melestarikan dan mengembangkan aksara Nusantara di perangkat digital. Selanjutnya program ini dipanjangkan menjadi Merajut Indonesia Melalui Digitalisasi Aksara Nusantara atau MIMDAN. Program ini dimulai pada akhir tahun 2020 dan proses digitalisasi aksara nusantara sudah berjalan setahun. Hal tersebut saya peroleh dari Ratih Ayu selaku Divisi Pengembangan dan Usaha dan Kerjasama PANDI dalam acara IG Live Program Merajut Indonesia MelaluiDigitalisasi Aksara Nusantara (Mimdan) bersama @merajut_indonesia tanggal 30 Desember 2021 lalu.
Selain mbak Ratih, hadir juga mas Ilham seorang Pegiat Aksara Nusantara sekaligus juga konseptor MIMDAN. Mas Ilham menjelaskan proses digitalisasi aksara Nusantara ini meliputi pengumpulan referensi aksara Nusantara, pembuatan dan pengumpulan font, standardisasi aksara, pendaftaran aksara ke Unicode, implementasi aksara dalam berbagai perangkat, pendaftaran ke ICANN, serta kegiatan lainnya yang disesuaikan dengan perkembangan proses MIMDAN.
Perhatikan deh Roadmap standardisaai anksara nusantara di perangkat digital.
Bahwa ternyata sebuah aksara local untuk bisa masuk dalam digital prosesnya sungguh tidak mudah. Perlu dukungan dari berbagai pihak seperti pemerintah, media, komunitas-komunitas daerah dan pegiat aksara daerah agar proses digitalisasi aksara ini dapat berhasil. Saat ini tujuh aksara telah didigitalisasi dan terdaftar di dalam Unicode. Ketujuh aksara itu adalah Jawa, Sunda Kuno, Bugis (lontara), Rejang, Batak, dan Pegon.
Bukan berarti berjalan mulus begitu saja, Mbak Ratih menceritakan kesulitan yang dialami terkait didaftarkannya aksara jawa ke ICANN untuk penggunaan domain. Alasannya adalah aksara Jawa masih masuk kategori Limited Use Script di Unicode. Istilahnya aksara Jawa ini belum dipakai/digunakai sebagai keseharian masyarakat Indonesia.
Sepaham dengan apa yang disampaikan oleh Mas Ilham bahwa aksara Jawa ini memang masih terbatas penggunaannya. Biasanya pada kegiatan akademik, pengetahuan, atau kegiatan yang berbasis edukasi dan budaya.Berbeda dengan India yang memiliki bahsa daerah dan aksaranya sendiri dan umum digunakan oleh rakyatnya.
Realita yang ada di masyarakat sekitar saya saat ini memang dalam keseharian bahasa yang digunakanpun juga sudah beralih ke Bahasa Indonesia daripada bahsa daerah (Jawa). Meskipun tetap ada orang tua yang masih mengajarkan anak bahasa daerah dalam kehidupan sehari-hari. Dengan tetap membiasakan kita menggunakan bahasa daerah merupakan salah satu modal kuat agar bahasa daerah maupun aksara daerah tidak punah.
Ini sih PR bagi para orang tua juga guru tentunya dimana dalam proses pendidikan di sekolah, bahasa daerah menjadi satu mata pelajaran local yang wajib. Memviralkan penggunaan bahasa daerah adalah salah satu cara yang bisa kita lakukan agar generasi saat ini tidak asing dengan bahasa ataupun aksara daerah.
Atau dengan cara lain dimana aksara nusantara kita hadirkan dalam smartphone yang dimiliki. Pastikan smartphone yang dimiliki sudah support dengan aksara daerah yang akan kita gunakan. Tinggal di atur pengaturan bahasa melalui keyboard untuk mengalihkan aksara latin ke daerah.
Bisa juga jika teman-teman ingi mencoba mengonversi aksara latin ke Jawa melalui transkara. Dan lebih enaknya jika melalui transkara kita bisa melihat konversi aksara latin ke beberapa aksara daerah yang ada. Asli, seru banget!!!
Tidak hanya untuk membantu pemindaian manuskrip atau prasasti kuno ke aksara latin saja, melainkan penggunaan aksara digital ini nantinya juga untuk penamaan domain internet. Bangganya jika suatu hari nanti kita bisa memiliki nama domain dengan askara local. Tentunya kerja keras PANDI untuk mengupayakan akasara local dikenal oleh global memang tak lepas dari peran kita untuk mendukungnya. Jadi, selain kita viralkan, ayo kita aplikasikan aksara local ini dalam kehidupan sehari-hari.
0 comments
Silahkan tinggalkan jejak di blog guru kecil ya. Mohon untuk tidak memberikan LINK HIDUP dalam kolom komentar. Jika memang ada,komen akan di hapus. Terimakasih;)