Gejala TBC yang Wajib Diketahui ~ Flashback sekitar kurang lebih 3,5 tahun yang lalu dimana keluarga besar saya harus menerima sebuah diagnosa dokter bahwa hasil thorax ibu menunjukkan di paru-parunya terdapat infeksi bakteri. Saat itu kami sudah sangat ngeri dengan penjelasan dokter, padahal belum ada pandemi corona. Bagaimana dengan sekarang coba, pasti akan dikatakan gejala covid 19. Duh, kalau ingat dulu memang masih suka nangis sendiri.
Riwayat kesehatan ibu adalah memang menderita diabetes sudah sejak lama. Tepatnya tahun berapa juga saya tidak tahu pasti, hanya saja ketika dulu ibu mengetahui tubuhnya mengeluarkan sinyal bahwa kadari gula dalam darahnya agak naik ibu bisa lebih aware. Tetapi semenjak tahun 2013 sampai sekarang, ibu memang mengalami banyak sekali penurunan. Bahkan diagnosa dokter pernah menunjukkan bahwa ibu terserang TBC di tahun 2017 sampai selesai pengobatan di tahun 2018.
Kami benar-benar tidak menyangka bahwa dalam paru-paru ibu saat itu digerogoti kuman Mycobacterium tuberculosis yang menyebabkan penyakit TBC atau tubercolusis. Yang menjadi perhatian kami saat itu adalah perubahan kondisi tubuh ibu semakin kurus disertai batuk yang tidak sembuh-sembuh. Bahkan beberapa kali saya mendapati ibu meludah sembarangan dan berupa lendir berwarna kuning kehijauan.
Dari situlah, saya mencari-cari informasi melalui berbagai kanal di internet salah satunya melalui situs halodoc tentang gejala TBC. Dan ternyata realita di masyarakat adalah banyak yang menganggap TBC bisa sembuh begitu saja, padahal penyakit ini memang bisa sembuh akan tetapi harus melalui pengobatan rutin. Lalu, gejala dari TBC yang tidak kami sadari ketika ibu terjangkit adalah :
1. Batuk yang disertai darah
Gejala inilah yang menjadi awal namun banyak yang mengabaikan. Sepengalaman saya mendampingi ibu, memang ibu menderita batuk berkepanjangan bahkan saat malam. Beliau akan batuk secara intens sampai merasakan sesak di dada. Bahkan pernah tengah malam bapak histeris melihat ibu batuk hingga mengeluarkan darah.
2. Berat badan menurun
Badan ibu awalnya tampak segar dengan berat badan 55 kg. Namun beberapa bulan berikutnya berangsur turun dan kami menyangka berat badan ibu turun karena saat itu mengonsumsi nasi jagung untuk mengurangi asupan gula dari makanan yang dimakan. Padahal, penurunan berat badan juga menjadi salah satu gejala dari penyakit TBC. Dan tampak juga ibu kurang berselera ketika makan, sehingga asupan nutrisi dalam tubuh juga berkurang.
3. Nyeri dada dan sesak nafas
Nafas ibu nampak lebih pendek dan sesak apalagi saat batuk akan disertai nyeri dada. Bahkan dari pengakuan ibu, dada rasanya sangat berat padahal menurut ibu juga sudah bernafas seperti biasa.
4. Kondisi kekebalan tubuh yang menurun dan malnutrisi
Karena penyakit bawan ibu yaitu diabetes itulah yang memicu kondisi kekebalan tubuh ibu menurun. Ditambah asupan makanan yang ibu konsumsi saat itu serba ngawur dalam artian ibu tarak dengan mengonsumsi nasi jagung tanpa diimbangi dengan asupan protein hewani, nabati dan sayur.
5. Demam yang berkepanjangan.
6. Berkeringat di malam hari meski tidak melakukan aktifitas apapun
Meski menunjukkan beberapa gejala, ada baiknya jika kita segera melakukan pemeriksaan ke faskes terdekat. TBC bukan penyakit keturunan melainkan dapat menular langsung melalui udara. Maka dari itu, pengobatan rutin selama 6 bulan pertama dan tidak putus sangat penting untuk dilakukan. Karena penyakit TBC itu bisa disembuhkan dengan prinsip 3T. Tepat Waktu, Tepat Dosis, dan Tepat Cara. Untuk ibu dulu kami sepakat membawa ibu ke Sanatorium Salatiga dan mendapat perawatan intens selama 1 minggu dan dilanjut dengan periksa rutin bulanan hampir 1 tahun. Proses panjang sampai akhirnya ibu dinyatakan sembuh dari TBC.
Bagaimana jika kita abai dengan penyakit TBC? Resikonya nggak main-main ya bund. Karena selain menyerang paru-paru, bakteri akan mengendap di dalam paru-paru dan jika tidak melakukan pengobatan sampai tuntas, bakteri akan menyebar ke bagian tubuh lainnya. Resiko paling buruk adalah kematian dan tidak sedikit korbannya.
Baca : Peran Kita dalam Kampanye Stop Pneunomia Pada Anak
Nah, karena saat ini untuk mendapatkan akses informasi kesehatan dengan mudah ada baiknya jangan diabaikan jika kita sedang bergejala ya. Segera periksa apalagi di musim pandemi saat ini. Menjaga kesehatan itu sangat penting ya, bund. Cukuplah kami sekeluarga yang mengalami dan mendampingi perjuangan melawan penyakit TBC. Ingat ya, dengan pengobatan yang tepat TBC itu bisa sembuh.
sumber pendukung : https://www.instagram.com/p/CK5VYZhgDtw/
2 comments
Banyak juga ya tanda-tanda terkena TBC. Kalau yang aku tahu cuma batuk dan badannya kurus. Dan aku berharap semoga pandemi ini segera berakhir.
ReplyDeletemakasih sharingnya, jneis TBC itu banyak sekali ya makanya banyak gejaal yang gak diketahui banyak orang
ReplyDeleteSilahkan tinggalkan jejak di blog guru kecil ya. Mohon untuk tidak memberikan LINK HIDUP dalam kolom komentar. Jika memang ada,komen akan di hapus. Terimakasih;)