Pembelajaran Jarak Jauh Jilid 2, Siapkah? ~Harusnya, hari ini saya menggunakan seragam dinas yang sedari semalam sudah saya persiapkan dan setrika dengan rapi. Begitupun sepatu yang biasanya beberapa hari sebelumnya sudah saya cuci dan angin-anginkan, ditambah balutan semir sepatu cair supaya semakin mengkilap. Rutinitas yang sama juga biasa dilakukan papa demi menyambut semester genap di tahun ajaran 2020/2021. Bertepatan hari ini, namun rutinitas itu sudah lama tidak kami lakukan untuk menyambut anak-anak di sekolah.
Semenjak bulan Maret 2020, dunia pendidikan ikut merasakan dampak dari
adanya pandemi Covid 19. Sebagai guru, saya juga lelah menanggapi pertanyaan
kapan sekolah masuk kembali dengan normal. Selentingan komen para wali murid
yang menunjukkan protes “tempat piknik wae intuk buka, mosok sekolahan gak
intuk buka!!!” (Tempat wisata saja boleh dibuka, masa sekolah masih belum boleh
buka!!!) sering saya terima.
Dan realitanya hingga hari ini 4 Januari 2021 dimana wacana sekolah
kembali di buka, lagi dan lagi kami harus kecele dengan keluarnya surat edaran
dari Pak Gubernur yang menghimbau untuk menunda kegiatan tatap muka. Disusul
dengan adanya surat edaran dari dinas Pendidikan Kabupaten Grobogan yang juga
sepaham dengan menunda kegiatan tatap muka dan pembelajaran kembali dilanjutkan
dengan system PJJ alias Pembelajaran Jarak Jauh.
Pembelajaran Jarak Jauh Jilid 2, Siapkah?
Sejak beralih menjadi BDR dengan system online, jujur saja sebagai guru
saya juga ingin menuruti apa yang dihimbaukan pemerintah. Belajar dengan zoom
metting, google meet, atau apalah itu yang mendukung untuk bisa melakukan tatap
muka melalui rumah masing-masing dengan gawai.
Tetapi, realita tidak seindah kenyataan bund.
Ada banyak temuan fakta yang ternyata tidak semua siswa difasilitasi
gawai oleh para orang tua. Handphone hanya satu dan dibawa orang tua kerja
ketika pagi dan siang sementara malam baru bisa dipakai oleh anak. Banyak juga
orang tua yang gaptek dengan teknologi, sehingga terkadang ada yang masa bodoh
dengan apa itu sekolah online. Bahkan latar belakang keluarga yang ditinggal
merantau menjadi TKI dan harus tinggal bersama dengan nenek kakeknya.
Jika pemerintah mau turun lapangan, fakta miris lainnya juga bisa lebih
banyak. Maka dari itu, hampir satu tahun berjalan dengan diberlakukan sekolah
online, tetap saja saya merasa pembelajaran sangat tidak maksimal. Meski dengan
dalih teori parenting yang menyebutkan bahwa pendidikan pertama anak berasal
dari keluarga, tetap saja kok banyak sekali keluhan yang ada selama pelaksanaan
pendidikan di masa pandemi ini.
Solusi Menghadapi Tantangan Pendidikan Di Masa Pandemi
Kesulitan dan keterbatasan memang tidak elok jika terus dikeluhkan. Iya,
guru mengeluh karena tidak bisa menyampaikan materi secara mendetail ke siswa.
Guru mengeluhkan banyak siswa yang delay mengirim tugas bahkan ada yang sama
sekali tidak mengirim tugas. Guru mengeluhkan adanya protes orang tua yang
merasa sudah tidak sanggup mendampingi anaknya sendiri belajar di rumah.
Dari segi orang tua ada bahkan banyak yang mengeluhkan dimana siswa
hanya diberi tugas.. tugas… dan tugas tanpa ada penjelasan materi apapun. Orang
tua merasa gaptek dengan adanya kemajuan system belajar online dan merasa
kurang perlu dengan model sekolah seperti ini. Bahkan ada orang tua yang
mencari “jalan ninja” dengan mencari jawaban melalui google lalu disalin ke
buku tugas anak dan dikumpulkan ke gurunya.
Menyiasati beberapa kejadian yang seperti saya sebutkan di atas, solusi
yang saya lakukan selama ini antara lain :
1. Membuat Video Pembelajaran
2. Membuat materi pembelajaran melalui canva
3. Menyajikan Pembelajaran yang relevan dengan kondisi saat ini
4. Tatap muka satu jam adalah jalan ninjaku
Tidak takut mengadakan kegiatan tatap muka? Bagaimana dengan para orang tua? Kondisi lingkungan apakah zona merah, orange atau hijau?
Pergumulan kegalauan itu juga saya rasakan kok, bund. Lebih-lebih saya
masuk dalam orang beresiko tinggi tertular covid 19 karena sedang dalam masa
kehamilan. Penerapan protocol kesehatan di sekolah JELAS sudah dilakukan.
Pembatasan jumlah siswa yang masuk dalam kelas juga sudah sangat saya
perhatikan, sampai-sampai fasilitas kebersihan sekolah juga sudah dibenahi. Dalam pelaksanaan tatap muka juga sebelumnya saya berkonsultasi dengan kepsek terkait izin, zona lingkup sekolah dan pembatasan durasi hingga jumlah siswa. Jadi tidak asal masuk sekolah saja sebenarnya.
Sekolah sudah siap dengan penerapan protocol kesehatan, tetapi lagi dan
lagi meski orang tua di lingkup sekolah kami yang meminta untuk segera diadakan
tatap muka, pemerintah seperti masih takut untuk menyanggupi kembali sekolah
offline. Iya, khusus di lingkup sekolah saya memang orang tua tidak keberatan
jika anak-anaknya sekolah lagi. Tetapi saya sendiri galau karena tracing
anak-anak yang tidak saya ketahui. Ibaratnya seperti memakan buah simalakama,
bukan?.
Harapan Seorang Guru untuk Pendidikan di Masa Pandemi
Ini adalah sejarah bagi saya dimana sepanjang hidup dan karier saya
mengajar, baru kali ini merasakan adanya pandemi yang nggak selesai-selesai. Berharap
boleh kan? Apalagi untuk pemerintah setempat sampai pusat tentang bagaimana
menyiasati tantangan ini. Jangan dinilai Belajar dari rumah selama awal pandemic
berhasil dilaksanakan. Survey yg dilakukan dimana dulu? Apakah di komplek ibu
kota saja? Bagaimana dengan daerah pedalaman?
Apalagi saat ini para tenaga pendidik dan siswa akan / bahkan sudah
melaksanakan Pembelajaran Jarak Jauh jilid 2. Meski sudah terbiasa tetapi tetap
saja yang namanya siswa apalagi tingkat TK dan SD, butuh pendampingan langsung dari guru.
Harapan saya cuma satu dan sederhana sekali, ayo donk sekolah di buka lagi
kegiatan belajar mengajarnya. Udah gitu saja harapan saya. Bener deh, sekolah
seolah bagai kehilangan tulang rusuknya jika tidak ada siswanya.
Semoga covid cepat berlalu, pemberian vaksin lancar dan kehidupan benar-benar kembali normal.Dan kenyataannya mau tidak mau saya harus siap menghadapi PJJ jilid 2 deh. 😊
0 comments
Silahkan tinggalkan jejak di blog guru kecil ya. Mohon untuk tidak memberikan LINK HIDUP dalam kolom komentar. Jika memang ada,komen akan di hapus. Terimakasih;)