Yuk, Terapkan #NgemilBijak Dimulai Dari Keluarga!
By Chela Ribut Firmawati - September 12, 2020
Yuk, Terapkan #NgemilBijak Dimulai Dari Keluarga! ~ Teman-teman suka ngemil? Hemm... rasanya yang namanya cemilan akan selalu ada ya di rumah. Atau ketika meet up dengan teman, pasti ada donk usulan untuk membawa cemilan bahkan rekomendasi di tempat nongkrong yang menu cemilan sampai menu makan beratnya enak di lidah. hmm... kumpul memang nggak asik kalau ngga ada cemilan.
Saya sendiri sebenarnya bisa dibilang seneng ngemil. Ada pengalaman disaat kuliah dulu, dimana selalu ada toples berisi cemilan. Maklum, Salatiga adalah kota berhawa sejuk sehingga bawaannya lapar. Kalau malas keluar untuk beli makan, pelarian saya ya makan cemilan. Tahu sendiri seberapa kenyangnya sih kalau makan cemilan ketimbang makan berat?
Saking asiknya kebiasaan ngemil, berat badan semakin ke kanan dan menunjukkan angka 60kg. Sungguh rekor bagi saya yang biasanya hanya mendapati berat badan 50 kg. "Makanya donk ngemilnya dikurangi!!! ngemil aja, olah raga nggak pernah!!". Kiranya begitu komentar yang sering saya terima saat itu. kan sedih jadinya. Sungguh pengalaman yang suram bagi saya.
Benar nggak sih ngemil bikin gemuk?
Ngemil sering dikaitkan sebagai salah satu faktor kenaikan berat badan. Terlebih selama pandemi ini. Segala aktifitas di lakukan di rumah, otomatis memang berimbas di pengeluaran belanja yaitu menyediakan cemilan selain menu makanan sehari-hari. Apalagi, kami sekeluarga memang suka ngemil.
Nah, ini sebenarnya yang membuat saya penasaran. Papa sering mengingatkan juga di rumah untuk hati-hati kalau ngemil. "Nanti berat badan nambah sewot sendiri?". Sementara memang godaan cemilan di toples itu memang magnetnya luar biasa. Haha.
Berdasar penjelasan dari para ahli dari The Institute of Food Technologists 2011 Annual Meeting and Food Expo di New Orleans, tidak semua kebiasaan ngemil membuat kenaikan berat badan yang berujung kegemukan. Hal ini bergantung dari kebiasaan ngemil kita, apakah terbiasa ngemil dengan cemilan sehat atau tidak.
Tubuh juga butuh cemilan atau makanan selingan. Karena dibutuhkan untuk melengkapi kebutuhan gizi tubuh. Ngemil bukan menyangkut camilan sehat atau tidak sehat, tetapi lebih kepada apa yang Anda makan dan bagaimana makanan tersebut dapat memenuhi kebutuhan gizi Anda. ~Richard D. Mattes, PhD, profesor food and nutrition di Purdue University, West Lafayette, Ind~
Nah coba temans, cemilan yang sudah kita konsumsi selama ini tuh sehat tidak? Jujur nih... Saya masih yang cemilan banyak kalorinya. Huhuhu..
Tips & Trick #NgemilBijak Dalam Keluarga.
Membahas tentang ngemil, Sabtu (22/8) lalu saya mendapatkan kesempatan untuk mengikuti webinar yang diselenggarakan oleh Komunitas Ibu Ibu Doyan Nulis bekerjasama dengan Mondelez Indonesia tentang Tips & Trick #NgemilBijak Dalam Keluarga.
Sebuah webinar yang menjadi pertanyaan besar bagi saya "masa iya ngemil harus bijak? Bijak yang bagaimana?". Saking penasarannya, saya sampai absen di acara tujuh hariannya budhe demi mendapatkan informasi baru ini.
Melalui Virtual Sharing Session tersebut saya mendapatkan banyak sekali informasi baru mengenai bagaimana ngemil yang bijak dari masing-masing narasumber. Narasumbernya adalah Tara de Thourars, BA, M. Psi, Psi yang merupakan seorang psikolog klinis, Kharisma Fitriasari, Head of Corporate Communication Mondelez Indonesia, dan Alfa Kurnia Ketua Divisi Blog IIDN.
Di negara kita ini memang sudah lekat sekali dengan tradisi menjamu tamu dengan makanan ringan sampai makanan berat. Tak jarang jika kita sedang berkumpul dalam suatu acara, selalu ada snack yang tersaji di meja dan sungkan jika tidak dicicipi. Pada sebuah studi konsumen yang dilakukan oleh Study State of Snacking ditemukan bahwa Indonesia mempunyai kebiasan ngemil lebih tinggi 23% dibandingkan dengan 11 negara lainnya. Bahkan ada yang menjadikan cemilan sebagai makanan utama, lho.
Ngemil memang ada kaitannya dengan psikologis dimana akan saling berkaitan dengan perilaku kita. Saat stres ada yang pelariannya ke makanan, ngemil coklat misalnya. Karena dari cemilan yang dimakan ini kita mendapatkan kesenangan dan berhasil mengembalikan mood. Bahkan tak jarang dengan ngemil menjadi satu gift untuk diri sendiri.
Kampanye #NgemilBijak Bersama Mondelez Indonesia
Apa itu Kampanye #NgemilBijak? adalah sebuah ajakan atau ispirasi agar masyarakat memilih camilan yang tepat, mengkonsumsinya pada waktu yang tepat serta menikmati camilan tersebut dengan cara yang tepat.
Kampanye ini diselenggarakan dengan tujuan global dari Mondelez International, yaitu "Empower People to Snack Right". Dimana untuk terus menginspirasi masyarakat mengkonsumsi camilan secara lebih bijak melalui produk-produk seperti Oreo, Coklat Cadbury, Keju Kraft, Ritz, Biskuat dan Toblerone. Pastinya sudah kenal ya dengan produk tersebut.
Mau ngemil? Boleh!! Atak tetapi terapkan dulu 3 Tips #NgemilBijak
1. Kenapa saya ingin ngemil?
Saat keinginan ngemil itu muncul baik kita sadari maupun tidak, jangan lupa untuk segera menyadari isyarat tubuh yang membuat kita ingin ngemil. Lapar, atau hanya ingin mengembalikan mood?
2. Camilan apa yang saya inginkan?
Dengan mengenali sinyal tubuh, kita bisa tahu dan menentukan jenis serta porsi cemilan yang akan kita konsumsi. Seberapa banyak? manis atau gurih? panas atau dingin?
3. Bagaimana saya ngemil?
Nah, disini kita bisa memanfaatkan semua indera kita selama ngemil dan perlu kita menyadari kapan harus berhenti ngemil.
Dalam lingkup keluarga tentunya menularkan tentang kebiasaan-kebiasaan yang orang tua lakukan salah satunya makan atau kebiasaan ngemil. Ibu makan krupuk anak juga ikut makan krupuk, ayah sering ngemil buah anak juga meniru menyukai buah. See? orang tua adalah role model bagi anak. Maka dari itu kebiasaan #NgemilBijak harus diterapkan untuk mewujudkan keluarga yang sehat.
Tetapi dalam keseharian, ibulah yang menjadi sorotan mengenai perilaku anak terlebih dalam membentuk kebiasaan makan. Nah, peran ibu apa saja sih?
1. Ibu sebagai role model, dimana apa yang ibu lakukan selalu menjadi contoh bagi si anak.
2. Ibu dengan beban dan tanggung jawabnya, yaitu dengan tugas mengatur asupan nutrisi keluarga melalui menu yang disajikan setiap hari. Bahkan merasa bersalah jika tidak memberikan yang terbaik bagi anak sehingga mengambil langkah menyiapkan cemilan yang banyak. hahaha.
3. Tuntutan lingkungan, yang ternyata sangat kejam. Anak kurus yang disalahkan ibunya, sementara anak yang gemuk di puja-puji. Sementara sebagai ibu kita juga sudah berusaha untuk tepat memberik makan di jam makan, dengan menu terbaik dan ditambah asupan lain untuk memenuhi nutrisi harian anak. huhuhuhhuhuhuhu.
Kadang memang sering muncul perasaan tidak tega atau kasihan jika ibu tidak menuruti kemauan anak. Maunya snack-snack ringan sementara ibu tahu kalau banyak micinnya lah, anak ada alergi lah. Tetapi karena nangis dan cranky jadi kita "ya udah lah....."dan mengabulkan permintaan anak.
Bu, ini cinta atau kasihan???
Maka dari itu penting untuk menerapkan #NgemilBijak dalam keluarga. Dimana kita bisa menerapkan 3 hal yang Mbak Tara ungkapkan.
1. Membenahi perilaku makan : PR berat bagi saya karena saya sadar betul pola makan tidak teratur. Dengan cara bijak kita menjadi role model anak dan menerapkan makan secara sadar terhadap camilan yang kita makan.
2. Mengatasi perasaan bersalah : Kerjasama dengan papa harus di terapkan di point ini karena sebagai orang tua tidak ingin kebiasaan ngemil yang kurang baik terbawa sampai besar nanti. Jadi wajib untuk memikirkan baik-baik cemilan yang akan kita berikan kepada anak.
3. Mengutamakan kebutuhan, bukan keinginan : Mengutamakan apa yang terbaik untuk anak, bukan sebatas apa yang anak inginkan. Sebagai orang tua penting untuk mengajarkan, mengatur, menjaga pola makan sehingga anak juga belajar membedakan mana yang dia butuhkan dan mana yang dia inginkan.
5 Langkah Ngemil Bijak Tanpa Rasa Bersalah
Ada 5 langkah supaya kita bisa makan dengan tepat dan ngemil dengan bijak, yaitu :
1. Cek Sinyal Tubuh
Kenali isyarat jika tubuh butuh makan atau lapar. Isyarat lapar itu hanya ada di perut. Jika kita mencium aroma roti itu artinya isyarat berpindah ke hidung. Tubuh kita memang sudah diberi setting yang canggih dari Tuhan untuk menakar lapar dan kenyang. Dan adanya di perut.
Diperlukan latihan untuk mengenali dan merasakan sinyal lapar dan seberapa besar rasa lapar itu. Jangan sampai hanya emotional hunger yang berakibat kita makan banyak sementar tubuh sedang tidak butuh.
2. Relaksasi
Step kedua setelah kita menyadari akan sinyal dalam tubuh, kita butuh relaksasi. Relaksasi ini adalah dengan mengambil jeda sejenak atau sekedar bernafas untuk memberikan kesempatan kepada otak berfikir secara rasional. Tujuannya adalah supaya mampu memberikan solusi yang tepat.
Dalam webinar tersebut Mbak Tara juga mempraktekkan untuk menghitung hingga 4 detik setiap tarikan dan hembusan nafas. Setelah itu kita bisa menentukan mau makan apa? seberapa banyak? apakah makanan ini tepat bagi saya? apakah ini sesuai dengan kebutuhan saya?
Nah, tubuh akan merespon dalam keadaan rileks sehingga kita bisa mengambil sikap yang tepat.
3. Makan secara mindfullness
Cara makan mindfullness ini juga baru pertama kali saya dapatkan, dimana kita makan dengan penuh kesadaran. Kita melakukan mindfull eating dengan memfungsikan 5 panca indera manusia.
Bahkan mindfullness ini juga dipraktekan langsung oleh Mbak Tara :
1. Indera penglihatan / Mata : Lihat cemilannya, perhatikan bentuknya, teksturenya, gambarnya, warnanya.
2. Indera penciuman /hidung : hirup pelan-pelan, rasakan sensasi baunya. Dari aroma kita dusah tahu rasanya seperti apa.
3. Indera Peraba : Dengan indera peraba kita bisa merasakan teksturnya apakah halus atau kasar, kenyal, becek. Kita raba dan rasakan makanan yang akan dimakan.
4. Indera Pengecap / lidah :kita mulai masukkan pelan-pelan melalui lidah, kemudian gigit pelan-pelan lalu kita kunyah dan telan makanan secara perlahan. Rasakan juga makanan masuk ke kerongkongan kita dan makanan masuk ke lambung.
5. Indera Pendengar/ Telinga : Rasakan makanan ketika menyentuh mulut dan rasakan bunyi yang dihasilkan saat kita mengunyah secara perlahan. Bahkan ketika kita mendorong makanan masuk ke dalam kerongkongan, nikmati sensasi suara saat kita menelan.
Kesannya ribet ya? mau ngemil begini amat!! hahaha. Tapi kembali lagi, dengan minfullness ini kita menikmati makanan sehingga camilan yang kita makan tidak lewat begitu saja. Disamping itu dengan merasakan setiap makanan yang masuk dalam mulut kita, kita bisa tahu kapan harus berhenti ngemil.
Selain itu dalam mindfull eating, kita hanya fokus dalam satu kegiatan saja. Makan ya makan, jangan disambi nonton drakor atau sambil baca. Karena fokus kita akan bercabang sehingga dapat berakibat makan tanpa sadar dan bisa-bisa habis satu toples. Nyesel kan?
4. Tunggu Sebentar 15-20 Menit
Mau nambah atau udahan nih ngemilnya? beri waktu dulu sekitar 15-20 menit. Karena makanan akan diproses dan mengirimkan sinyal ke otak untuk memberi tahu apakah sudah kenyang atau belum.
5. Bersyukur
Apapun yang kit amakan wajib kita syukuri. Ada baiknya untuk tidak ada rasa bersalah setelahnya karena kita merasa cemilan yang kita makan justru berlebihan. Atau bahkan setelah ngemil justru senewen sendiri karena gagal diet. huhuhu. Intinya harus kita syukuri apapun itu, ya.
Virtual Sharing Session kali ini memang banyak sekali membuka mata saya mengenai #NgemilBijak terlebih untuk keluarga. Sejauh ini tidak pernah ada bayangan bahwa untuk menghabiskan sebiji roti biskuat saja harus melibatkan panca indera kita. Saatnya mengajak Intan dan papa untuk lebih bijak lagi ngemil di sela kebersamaan kami. Karena ngemil menjadi lebih happy dan bebas rasa bersalah, deh.
sumber :
https://www.medicinenet.com/script/main/art.asp?articlekey=146181
https://hellosehat.com/hidup-sehat/nutrisi/ngemil-bikin-gemuk/#gref
https://id.mondelezinternational.com/
11 comments
ngemil itu memang enak banget ya, cari yang sehat itu yg sulit. harus konsisiten, karena banyak diluaran camilan yg gak sehat
ReplyDeleteKarena ngemil memang salah satu yg besar godaannya, jadi terbantu sekali dg tips ngemil bijak yg kau tulis di sini. Trims Bu Guru...
ReplyDeleteAku sama anakku penggemar oreo hehehe. Ngemil sambil nonton tv suka bikin lupa tiba-tiba habis aja deh hehehe
ReplyDeleteNgemil bijak bagiku adalah ngemil buah atau ngemil salad atau ngemil yogurt. Pokoknya ngemil yang bergizi tapi juga enak dan baik buat tubuh
ReplyDeleteNgemil itu kalau disediakan pasti akan habis saja sih, kalau tidak tersedia ya nggak ngemil hehehe. Tapi ngemil kadang kebutuhan juga harus pintar memilah antara ngemil karena butuh atau ingin ya mba. Karena ngemil pengaruh juga loh ke pos pengeluaran kita pada akhirnya.
ReplyDeleteBerarti selama ini ngemil saya belum terlalu bijak. Karena masih suka-suka waktunya, terus masih suka-suka asupannya. Saya suka ngemil salad buah atau salad sayur tapi kadang snack bermicin pun dilahap suka-suka. Hihihi. Makasih Mbak, banyak tips dan informasi keren yang saya dapat dan insya Allah akan belajar ngemil lebih bijak ke depannya.
ReplyDeleteSelama pandemi ini aku malah turun 5 kg Mbak terkejut juga pas nimbang..pantes baju kok pada longgar wkwkkw alhamdulillah semakin sering makan buah dna sayur...termasuk mengurangi camilan penuh gula dna tepung
ReplyDeleteMengutamakan kebutuhan buka keinginan. Betul juga tuh kadang ngemil tu krn laper mata ya ntar kalo udah tinggal nyesel nya aja
ReplyDeleteAnak-anakku malah masa kecilnya nggak suka cemilan yang ada micinnya. Mereka terbiasa ngemil yang aku siapkan, jajanan tradisional. ATau ya cookies seperti Oreo itu, hampir setiap minggu selalu beli karena buat bekal ke sekolah
ReplyDeleteNgemil juga harus dinikmati ya, jangan memasukkan makanan dengan kalap. Soalnya kan emang beda ya dengan makan besar yang merupakan kebutuhan pokok. Harus dihitung kalorinya juga kalau ngemil agar tidak bikin berat badan membubung.
ReplyDeleteBaca ini jadi inget udah nyemil apa aja ��
ReplyDeleteKalau ngemilnya bijak, badan juga jadu lebih sehat ya. Kudu dipraktekin nih mindfulness ngemilnya
Silahkan tinggalkan jejak di blog guru kecil ya. Mohon untuk tidak memberikan LINK HIDUP dalam kolom komentar. Jika memang ada,komen akan di hapus. Terimakasih;)