Melepas Rindu Di Desa Kelahiran Papa ~Perkembangan kasus kejadian covid-19 di Purwodadi saat ini adalah dalam kota sudah zona merah. Sehari yang lalu dinyatakan satu warga positif terjangkit covid-19 dan otomatis yang tadinya peta persebaran masih tampak kuning untuk area Kecamatan Purwodadi kini berubah menjadi merah. Panik? Jangan ah!!! Wapada harus, ya!
Saya paham betul bahwa kondisi seperti ini membuat kita ada rasa parno sekalipun masih dalam satu kota. Beberapa kali papa meminta untuk pergi ke rumah mertua (orang tua papa) dan saya menolak dengan halus. Kadang nyolot. wkwkwk. Bukan tanpa alasan sih, saya lebih baik menjaga diri dan keluarga terlebih banyak perantau pada balik kampung. Daripada daripada kan mending di rumah aja, toh.
Penting untuk selalu otimis bahwa keadaan sulit ini akan segera berakhir sehingga manusia bisa melakukan segala aktifitas seperti semula. Saat covid-19 belum meneror manusia. Termasuk saya yang ingin menuruti papa menginap di rumah mertua. Memang papa menyiasati saat pulang dari jadwal piket selalu mampir karena rumah dekat dengan sekolah tempat papa mengajar. Tetapi ada rasa yang kurang jika tidak mengajak saya dan Intan.
Begitu juga Intan meski kadang turut serta papanya saat jadwal piket. Dia akan di tinggal di rumah yayi sementara papa piket dan sayapun piket di sekolah. Ketika saya sengaja berdialog dengan Intan sebelum tidur, alasan dia turut serta papanya adalah :
Pasukan pencari ketam |
1. Kangen yayi dan koko
2. Ingin bermain dengan kakak dan adek keponakan
3. Lihat lalu lalang kereta api yang relnya dekat dengan rumah yayi.
4. Menikmati hari-hari dimana dia bisa asyik menangkap ketam
5. Sepedaan sama Mbak Nida, Mas Irsyad dan Dek Syarif.
Ini versi Intan, beda lagi dengan versi papa.
1. Nostalgia tempat kelahiran dan dia menghabiskan masa muda
2. Kumpul dengan orang tua dan saudara-saudaranya.
3. Main-main ke teman masa muda di kampung
4. Menikmati suasana kampung yang selama 5 tahun ini papa sudah pindah domisili.
Nah untuk versi mama, bermalam di rumah yayi memang suasananya desa banget. Untuk mainpun kami disuguhi panorama pedesaan yang masih asri dan kehidupan yang serba sederhana. Simak deh penyusuran saya dan papa di salah satu desa yang dekat dengan Desa Bandi, Plosoharjo. Yes, menelusuri Goa Pawon di daerah Genengsari.
Untuk rencana liburan sendiri sejauh ini hanya ingin naik kereta ke Surabaya saja tetapi setelah covid berlalu, silaturahmi ke rumah mertua akan menjadi tujuan pertama kami. Berharapnya ini segera berakhir supaya rindu yang tertahankan bisa segera terobati.
0 comments
Silahkan tinggalkan jejak di blog guru kecil ya. Mohon untuk tidak memberikan LINK HIDUP dalam kolom komentar. Jika memang ada,komen akan di hapus. Terimakasih;)