Kembali Ke Sekolah Setelah Covid-19 Berakhir

By Chela Ribut Firmawati - April 26, 2020

Kembali Ke Sekolah Setelah Covid-19 Berakhir~ Pagi ini saya sudah berandai-andai bahkan selalu merapal dalam doa. Saya ingin keadaan berjalan normal kembali, biasanya pagi seperti ini saya selalu hectic dengan urusan domestik lanjut persiapan ke sekolah. Kurang lebih sudah memasuki minggu ke enam, pagi hari terasa lebih selow dan berakhir #DiRumahAja. 




Iya, semua gara-gara kamu si covid-19. Yang tidak terlihat tetapi menghantui semua orang. Banyak sektor yang seketika lumpuh semenjak kamu datang ke Indonesia. Pariwisata, industri, ekonomi, bahkan pendidikan. PHK dimana-mana, banyak yang kesulitan mencari rupiah demi bisa makan setiap hari. Pahlawan garda terdepan dalam memerangi kamu sudah banyak yang gugur. Kamu itu tidak terlihat, tetapi kamu sangat jahat wahai Covid-19. 


Kamu kira menjadi pengangguran tanpa ada pemasukan pasti seperti saya ini enak? sama sekali tidak!! Meski semua orang berpindah haluan menjadi penjual masker dan hand sanitizer, di masa yang serba sulit ini semua merasakan hal yang sama. Tidak dinyana bahwa efek dari keberadaan virus yang tidak bisa dilihat kasat mata ini tidaklah main-main. Meski banyak yang menyepelekan. 


Hei covid-19, tahu nggak kamu kalau jeritan hati anak-anakku menginginkan mereka segera kembali ke sekolah. Yang pemerintah bilang harus melalui pembelajaran daring nyatanya tidak semua anak menikmati. Tidak semua anak bisa belajar dengan baik mengingat fasilitas gawai dan sambungan internet kurang mendukung. Yang saluran TVRI nya tidak sebersih chanel yang menayangkan sinetron azab. 


Mereka anak-anakku rindu sekolah, rindu kelas, rindu bertemu dan bermain dengan teman-temannya, rindu ibuk kantin, rindu mendapatkan pembelajaran dari saya, rindu diomelin oleh saya, rindu juga diajak bermain bersama saya. 


Pun saya, rindu dengan suasana masuk gerbang sekolah yang sudah ramai dengan lalu lalang anak-anak. Rindu dengan rengekan manja minta segera istirahat, rindu dengan aduan ada yang sedang berantem, rindu berkumpul dengan teman rasa saudara, rindu debat karena pekerjaan yang nggak selesai-selesai.

Kami rindu.... sangat merindukan sekolah. 
Teman rasa saudara

Jika covid-19 berakhir, saya sangat bersyukur bahwasannya Tuhan memberikan keadaan ini bukan tanpa alasan. Kami belajar untuk meninggikan hati nurani dan kemanusiaan. Sekedar untuk tidak memposting makanan di beragam sosial media karena bisa jadi tetangga susah untuk beli bahan belanjaan. Menahan untuk tidak ikut menjual masker medis dengan harga fantastis demi rupiah walau sebenarnya saya sangat butuh, memilih untuk menuruti anjuran pemerintah supaya di rumah saja meski hari-hari terasa berat dan rasanya cuma kepingin nangis. 



Keadaan serba sulit ini tentu membuat saya belajar banyak hal, belajar bersyukur bahwasannya hidup memang harus selalu dijalani dengan ikhlas. Belajar mensyukuri dan menerima hal sekecil apapun yang saya lalui tiap hari. Sekedar dibawakan hasil kebun dari mertua sudah sangat berterimakasih karena bisa sangat menghemat anggaran belanja. 


Bersyukur pula memiliki waktu yang sangat banyak bersama anak dan suami. Meski diselingi selisih paham karena tingkat sensitifitas yang tinggi akibat keadaan. Kami justru saling menguatkan, saling menerima, dan saling menggenggam erat satu sama lain. 


Tahun 2020, angka cantik meski karena covid-19 awal tahun menjadi tidak cantik lagi. Segeralah pergi yaa.... Biarkan kami melanjutkan tugas kami dalam mendampingi anak-anak penerus Bangsa Indonesia. Gapapa kami dibayar murah karena sebenarnya ada kepuasan tersendiri dari lubuk hati kami yang paling dalam. Segeralah pergi ya... biar semua senyum dan tawa para pejuang nafkah kembali demi menghidupi keluarga yang menanti di rumah. 


Juga melihat tawa anak-anakku yang selalu menyambutku setiap hari di sekolah. 

  • Share:

You Might Also Like

0 comments

Silahkan tinggalkan jejak di blog guru kecil ya. Mohon untuk tidak memberikan LINK HIDUP dalam kolom komentar. Jika memang ada,komen akan di hapus. Terimakasih;)