Saya Kapok Menerima Friend Request Wali Murid Di Facebook

By Chela Ribut Firmawati - February 10, 2019

Saya Kapok Menerima Friend Request Wali Murid Di Facebook ~ Iya beneran kapok, bukan tanpa alasan ini mah. Tadinya ketika ada nama murid atau wali murid di friend request facebook, akan saya telusuri dulu ini akun dipegang siapa. Murid saya sendiri atau orang tuanya. Dan pikirannya sih kalau berteman di facebook mah ya enak-enak aja kali ya buat kasih lihat kegiatan anaknya di sekolah. 


Lalu, tak ada angin ataupun hujan. Tiba-tiba di facebook saya ada sebuah komentar yang jatuhnya lebih ke menghina. Sumpah sakit hati bener bacanya... 


Yang saya tahu, akun atas nama itu adalah kepunyaan murid saya. Namanya Irfan. Di kelas dia anaknya terbilang aktif sekali. Bu guru bertanya dia selalu jawab, bu guru kasih tugas selalu dia kerjakan dengan baik. 

Lalu, masalah ada dimana kok sampai ada sebuah komentar yang mengatakan bahwasanya JANGAN POSTINGAN FB AJA YANG DIBAGUS-BAGUSIN. MENGAJARNYA TOLONG DIBAGUSIN LAGI BIAR ANAK-ANAK JADI PINTAR.


Begitu baca saya langsung naik pitam tapi berusaha kalem. Meski tidak ada perang berbalas komentar, yang saya sayangkan adalah KALAU KOMPLAIN PERMASALAHAN ANAK DI SEKOLAH, MENGAPA TIDAK LANGSUNG INBOX, WHATSAPP ATAU BAHKAN DATANG KE SEKOLAH?. 


Atau mentang-mentang saya masih honorer dan tampak muda trus dikata nggak becus ngajar gitu ya. Mentang-mentang saya ini nggak digaji negara lalu orang tua dengan seenaknya sendiri ngatain saya. 


Mengapa harus di kolom komentar dimana yang baca itu banyak pasang mata dan saya yakin, orang yang membaca pasti akan merasa "oh... Selama ini Bu Chela cuma pencitraan aja toh ternyata". Atau "wah.. ternyata ya . Nggak becus ngajar di sekolah!". 

Ya Allah... 2 tahun saya berteman dengan orang tua murid di facebook nyatanya juga baik-baik saja. Baru kali ini nih.... Postingan saya mendapat komentar nggak nyambung dan bagi saya dia itu hatters. TAPI KALAU DIA HATTERS, KENAPA ANAKNYA MASIH MAU DIAJAR SAMA SAYA? HAHAHAHAHA.. 

Karena merasa nggak terima saya kirimkan inbox di akun tersebut dan menanyakan apa maksud dan tujuan dari komentar itu. Dan saya katakan juga bahwasanya memanh kometar itu jelas menyinggung dan saya tunggu permintaan maaf dari si penulis komentar tersebut.

Ada dua hal yang saya minta, datang ke sekolah menemui saya dan meminta maaf secara langsung. Serta menuliskan status permohonan maaf di wall saya. 

Apakah sudah di lakukan? 

Keesokan paginya saya mendapat whatsapp dari yang menulis komentar tersebut. Dan menjelaskan bahwa tidak ada niat untuk menghina saya. Tapi tetap saja, komentar sudah dibaca banyak orang dan memalukan diri saya. Padahal notabene saya bermain facebook ya buat seneng-seneng dan sarana jualan online aja. Jadi wajar kalau dibagus-bagusin. Biar pada tertarik kan.. 

Saya lantas tidak menjawab apakah memaafkan atau tidak. Saya meminta untuk datang ke sekolah tapi sampai sekarang juga tidak datang. Hanya ada kometar di status saya yang berisi permintaan maaf. 

Dengan kejadian ini saya jadi mengurungkan niat menerima permintaan pertemanan untuk akun yang bernama murid saya atau orang tua murid. Bukan dikira cemen, hanya saja saya tidak ingin kejadian ini terulang lagi. Memang susah ya untuk bisa bijak dalam bersosial media. 

Padahal, gerbang sekolah terbuka lebar bagi para wali murid yang mau komplain tentang pembelajaran di sekolah. Nomor handphone saya juga anak-anak sudah punya. Apakah ini azab??? Entahlah.. saya nggak mau lagi nambah temen di facebook kecuali dari teman blogger atau relasi bisnis.

Gini amat ya ternyata jadi guru 🤣

  • Share:

You Might Also Like

2 comments

  1. Pertama buka blog ini, langsung tertarik sama artikel ini. Ikutan esmosik sih yaaa.. kalo itu emang ortu murid harusnya ga gitu caranya nyampaiin komplain, dia teladan juga lho buat anaknya, apa kaga malu juga tuh anaknya punya orangtua cemgitu? Hihi.
    Mulut netijen emang kadang raktoto gitu bu mentang2 ga tatap muka, sosmed saya juga akhirnya saya bedakan mana akun kerjaan dan mana akun pribadi biar ga bentrok kepentingan.
    Pesan saya keep strong bu chela, saya baru ini baca blog bu guru SD sekece & sekreatif ini, semoga nular ke banyak guru yg lain biar ngajarnya makin kreatif ✌ salam

    ReplyDelete
  2. Patut disayangkan sebenarnya kalau terjadi komplain tentang mengajar di institusi, padahal bisa disampaikan langsung ke institusi yang bersangkutan.

    ReplyDelete

Silahkan tinggalkan jejak di blog guru kecil ya. Mohon untuk tidak memberikan LINK HIDUP dalam kolom komentar. Jika memang ada,komen akan di hapus. Terimakasih;)