Candi Cetho I'm In Love ~ yakali jatuh cinta. Sama pasangan halal, lelaki tampan yang membawaku kedalam gugusan nirwana. Meski badai datang menerpa, cintanya tak akan pernah goyah. Hanya kasur aja yang goyah setiap malam. 😂😂
Memang karena ucapan tak disengaja kala itu. "Nggak mau pulang dulu, aku masih kecewa karena SKB ku tinggi tapi aku masih gagal untuk melaju ke tahap pemberkasan. Aku mau nyegerin pikiran dulu!". Pintaku ke supir tampanku.
"Kemana ma?" Jawabnya singkat dan permintaanku adalah "aku mau ke negeri di atas awan. Alias candi Cetho". Tanpa pikir panjang, kami memutuskan mengikuti jalur yang dipilihkan si mbak google maps. Tapi kami sebel, napa sih bikin kesasar juga 😤.
Ada hikmahnya sih, disaat kesasar itulah wejangan papa nerocos dari awal nginjek gas sampai akhirnya tiba di gerbang candi berhasil merasuk di otakku. Nangis deh itu!!! Hahahaha.
Akan tetapi, kekecewaan itu terbayar dengan kencan romantis kami di Candi Cetho. Candi yang awalnya kukenal seperti negeri di atas awan, karena kalau kalian berkunjung dan mendapati sedang turun kabutnya. Ulala... Kalian berasa sedang bermain dan menari di atas awan loh.
Nggak percaya? Buktiin deh!!! Papa aja sampai terkesima dengan Candi ini. Terletak di kaki gunung Lawu, dan memang sebenarnya ada tingkatan candi yang mengharuskan kalian menaiki anak tangga dengan kemiringan 45°. Kaki lumayan pegel, namun panorama indah membentang dihadapan mata. Terbayar lunas!.
Menariknya, kita diwajibkan mengenakan kain kampuh yang identik sekali dengan motif layaknya di Bali. Kain bermotif hitam putih ini memang wajib dipakai setelah kita membayar tiket masuk sebesar 7 ribu rupiah saja. Perkara kain kampuh sih seikhlasnya aja say. Asal jangan pelit amat jadi orang.
Selalu berdua |
Bukan tanpa alasan, kain kampuh ini wajib digunakan sebagai bentuk penghormatan karena Candi Cetho ini masih aktif digunakan untuk ritual beribadah. Ornamen bangunan lekat dengan candi hindu dimana ada perlambangan Lingga dan Yoni yang katanya mewakili bahkan menyerupai bentuk kelamin manusia. Sayang, aku kok nggak menemukan tour guide, hanya menemukan papan yang bertuliskan linimasa sejarah Candi Cetho.
Beberapa patung archa ada yang berbentuk kurang sempurna, entah karena belum ditemukan atau efek gempa juga nggak tau sih. Eh.. kayaknya yang gempa Jogja ya. Lha ini lokasinya di Kabupaten Karanganyar.wkwkwkwk. Mafkeun ngarang.
Pintu candi yang diambil dari atas |
Jadi ada tingkatan candi dimana pintu gerbangnya itu tinggi banget. Semakin ke atas, lebarnya pintu gerbang menuju area candi utama akan cukup untuk satu orang saja. Kalau di lihat dari atas, begh.... Indaaaaahhhhh sekali 😻😻😻😻😻. Kalau pas turun kabut, ulalalaaaa... Ini surgaaaaaaaaaa 😻😻😻😻😻😻😻.
Khusus di candi utama yang terletak di tingkatan paling atas, masih dalam keadaan dikunci karena memang masih digunakan sebagai lokasi beribadah. So, jangan takut kalau kalian ngerasa ada aroma dupa. Emang masih ada yang nyala kok dupanya. Hahaha.
Saat berada di sana, hujan menemani kunjungan kami. Deras lalu kemudian reda, gerimis dikit-dikit kemudian terang. Dingin semakin menggelitik tulang, hanya saja aku bersama dengan selimut hati jadi hujan seperti itu ya sikat saja!. Kali pertama kunjungan papa ke Candi Cetho, beliau takjub sih sebenarnya. Menimati sih iya banget terlebih suasananya .Tenang, damai, dingin dan agak-agak mistis.
Berbeda denganku, hatiku berdebar dan bergelora dengan cinta yang membara meski hati ada kecewa karena kegagalan di tes cpns. Alhamdulillah, papa memberikan tratment sederhana berupa jalan-jalan ke candi, dibeliin taro dan kopi. Duh... Makasih cincaaaaahhh 😻😻😻.
Batal ke Candi Ketek dan Candi Saraswati😿
Jangan dikira tingkatan paling atas dari Candi Cetho itu adalah akhir perjalanan menyusuri candi. Nggak sesempit itu ferguso! Di atas masih ada candi ketek dan candi Saraswati yang masih bisa kita jelajahi.
Cuma, karena kondisi hujan yang lumayan nggak santai hari itu, kami memutuskan menundanya. Sedih loh, karena testimoni yang sudah pernah sampai di candi Saraswati itu ternyata lebih keren lagi.
Masih ada penarikan loket lagi sih untuk masuk ke area candi ketek kayaknya sekitar 5ribu aja. Next kita harus mencobanya.
Takut lapar dan haus? Ada Cafetaria dan Penjaja Oleh-oleh kok 😽
Menuju cafetaria |
Menaiki anak tangga memang bikin capek dan haus. Nggak usah takut kehausan, disebelah tingkatan candi ketiga kalian bisa kok nongkrong di cafetaria. Sekalian beli minuman hangat untuk mengusir dingin.
Atau bisa juga beli cinderamata yang dijual di sana. Seperti peralatan ibadah umat hindu, gelang, bahkan ada teh yang merupakan hasil petikan dari petani di daerah kemuning.
Semua ada tinggal pilih mana yang pas, bayar dan bawa pulang deh untuk oleh-oleh.
Jangan sembarangan kalau main ke Candi 😾
Kita tahu bahwasanya area candi ini merupakan situs cagaralam yang dilindungi. Maka dari itu jangan mentang-mentang bayar eh malah jadi seenakanya.
Sedikit tips aja buat kalian yang gemar berwisata edukasi dan sebenarnya lebih murah sih.
1. Permisi dulu deh ya. Maksudnya dengan makhluk astral yang kalian nggak bisa lihat dengan mata telanjang. Lha kok gitu? Percaya nggak percaya, setiap candi pasti membawa aura mistis kan. Jadi permisi dulu aja deh yaaa....
2. Patuhi peraturan yang ada. Kalau ada tulisan "dilarang menaiki candi" ya nurut aja. Kalau candinya rontok, kalian mau nyusun dari awal? Nggak kan?
3. Jangan mesum donk di candi. Ini nih ya g salah kaprah!!! Ya maksudnya jaga etika donk sist, bro. Meskipun aku juga pose fotonya lagi kiss papa sih.wkwkwkw. (gimana sih nyuruh jangan mesum malah mesum sendiri).
4. Hormati kesucian candi ya. Jangan di rusak apalagi peralatan ibadahnya tak seperti agama yang kalian anut. Hargai dan toleransi bahwasanya hidup di Indonesia ini ada 6 agama yang diakui negara. Daripada nyari ribut mending nyari ribut yang ini aja deh.wkwkwkwk.
So kesimpulannya, hari itu aku bahagiaaa banget. Kencan romantisnya menyusuri candi, mengagumi gimana dulu nyusun batunya sampai jadi bangunan semegah ini, dan menikmati dinginnya candi ya ternyata bikin rileks banget. Coba deh lihat di video ini.
Thanks papa, aku benar-benar dimabuk asmara dengan treatment sederhana itu. Sering-sering ngajakin jalan-jalan yaa... 😻😽
19 comments
"Kalau candinya rontok, kalian mau nyusun dari awal? Nggak kan?" ya ga lah mbak, hahaha , disuruh nyusun ulang nanti bentuknya ga karuan. mungkin kali aja jangan naikin candi karena memang pantang.
ReplyDeleteMeskipun di awal cerita tentang kesal dan marah, eh baca tulisan ini jadi senyum sendiri karena panasnya kobaran cinta yang dideskripsikan,
bali memang kaya dengan tempat wisata dan menenangkan pikiran
ReplyDeleteMaaf mas ini bukan di Bali kok 😊
DeleteWaah ternyata banyak candi yaa di Indonesia, sebagian kurang familiar namanya, ky candi cetho ini. Atau aku saja yang kudet yaa hahaha. Bisa jadi rekomendasi liburan niih.
ReplyDeleteAku belum pernah ke candi cetho, baru ke candi prambanan, candi borobudur, candi cangkuang dan candi gedong songo juga candi arjuna aja hehehe, wah jalan jalan bikin refresh dan romantis ya mbak :)
ReplyDeleteKalo di candi gitu gak boleh lagi datang bulan ya mbak? Aku masih penasaran pingin kesini, belum terwujud hehehe...
ReplyDeleteOh iya ya dulu tuh jam pertama kok ya, Mbak, makane pulange bisa langsung mampir-mampir dulu setelah SKB. Lha itu yang motoin siapa, Mbak? Pengunjung sana?
ReplyDeleteAh ini yg di Karanganyar ya.. aku blom sampai2 juga nih ke sini.. cakep yah..
ReplyDeleteUhuyyy romantisnyaaa. Sama kaya mb Rahmi nih aku baru pernah denger nama candi ini juga. Hehe
ReplyDeleteAku belum nyampr candi cetho nih boleh lah kapan2 dicoba kesana
ReplyDeleteBelum kesampaian main ke sini, semangat ya Chela, ada peluang lain yaaa..peluk..
ReplyDeleteAda penginapan kah di sekitar candi? Btw.. bikin ngiri ih! Pengen juga wisata romantis.. hiks
ReplyDeletePegel nggak mbak sis, naik candinya? Mana habis hujan, licin lagi ya.
ReplyDeleteAku nyampe candi Cetho udah telat, udah ditutup. HIksss, postingan ini yakiiin bikin aku jadi baper pengen kesana lagi. Jadi ceritanya aku tetep aja naik ke gerbang pertama yang menurutku udah tinggi itu. Anak tangganya aja curam banget ya. Eh diminta turun karena gerbang mau ditutup. Tapi aku udah lihat kabut yang turun menyelimuti desa di bawah nya. Indah banget, cantiiiik kayak negeri di atas awan yaaa
ReplyDeleteJauh jg ya menghibur hatinya sampai ke lawu. Tapi emang bikin jadi fresh lagi ya
ReplyDeleteAku malah wes lali kapan terakhir kali kencan sama bojo saking lamanya nggak pernah pergi berduaan lagi hhuhuhu.... Belum pernah ke Candi Cetho. Kepengin ke sana, tapi kalau wisata ke tempat yang naik-naik, ntar dulu deh. Kecuali ada yang mau nggendongin duo krucil. Berat boo... hahaha...
ReplyDeleteSama seperti wisata ke Candi Borobudur ya, wajib menggunakan kain.
ReplyDeleteWisata edukasi ini semoga terus dijaga oleh seluruh pengunjung, agar bisa terus dinikmati anak cucu kita, anak dan cucunya anak kita kelak...
Wisata edukasi yang menarik. dan bisa jadi wisata keromantisan pasangan juga ternyata
ReplyDeleteWaah aku belum pernah ke candi cetho..kemarin liburan bareng kantor mainnya ke candi sukuh naik jeep sekalian jeep adventure lewat tahura dan hutan sekitar situ :) Btw, semangat ya mbak..ikut lagi tesnya tahun depan semoga rejeki amin
ReplyDeleteSilahkan tinggalkan jejak di blog guru kecil ya. Mohon untuk tidak memberikan LINK HIDUP dalam kolom komentar. Jika memang ada,komen akan di hapus. Terimakasih;)