Tentang Ucapan Natal dan Teladan Bapak Gue Di Masa Kecil
By Chela Ribut Firmawati - December 24, 2018
Sudah bisa ditebak bahwasanya menjelang perayaan Natal, beranda facebook pada geger aja perkara ngucapin Natal itu haram. Ya ada sih beberapa temen yang komen "fatwa MUI aja bilang haram,kok. Trus ngapain kamu ngucapin?". Aku selama ini cuma mbatin aja gitu lho, coba ngucapin lebaran juga haram. Bakal kayak apa coba?
Lalu gue teringat tradisi yang lekat sekali dari aku masih ingusan. Nggak lepas dari sosok bu Ir guru kelas 2 SD dulu. Beliau kebetulan anak buah bapak di SD 3 Purwodadi, setiap lebaran beliau yang notabene Nasrani mengirimkan kartu ucapan Lebaran lewat pos. Sebagaimana penghormatan Bu Ir sekeluarga, entah telfon atau berbalas kartu ucapan Bapak juga mengucapkan Selamat Natal kepada keluarga Beliau.
Teladan sederhana yang bapak ajarkan kepadaku mengenai hidup berdampingan dengan masyarakat yang notabene bukan muslim semua. Dan harus aku tularkan kepada anak-anakku.
Ya gue tau lah, mayoritas negeri kita ini muslim. Toh apakah kita harus kehilangan rasa tepa slira hanya karena agama kita mendominasi? Aku lebih memilih enggak lah. Mending damai aja biar enak.
Ingat kan Tri Kerukunan Umat beragama? Kalau masih belum tau bisa cek di pelajaran PKn (eh sekarang masih ada nggak ya? 😂🤣). Jadi memang negara kita ini besar, perkara halal haramnya mengucapkan Natal atau semacamnya ke pemeluk agama lain menurutku kembalikan di diri kita masing-masing.
So simple sebenarnya, elo mau ngucapin dengan penuh suka cita. Atau sama sekali nggak ngucapin trus mending diem dan nggak usah ngeshare ataupun koar-koar di social media yang jatuhnya malah memprovokasi yang lain.
Intinya apa? Kalau mau ngucapin ya kita harus ikhlas, benar-benar merasakan bahagianya mereka kaum minoritas dalam menyambut Natal dengan penuh suka cita. Sebahagia mereka yang turut merasakan indahnya idul fitri. Berikanlah ruang kepada mereka untuk bisa beribadah dengan tenang dan khidmat tanpa adanya rasa khawatir akan teror bom. Atau contoh kecil aja bantulah para pihak keamanan dalam mengamankan malam Natal atau ibadah Misa Natal. Kayak gitu kan jauh lebih bagus ya.
Dan sedih lho gue, pernah baca di postingan salah seorang temen Nasrani yang mengatakan dia sudah menduga akan seperti tahun sebelumnya dimana pada geger soal ucapan Natal. Yang kalau disimpulkan sih dia minta untuk tidak usah mengasihani mereka dan kelompok minoritasnya. Bahkan lebih meminta untuk diberi ruang supaya bisa beribadah dengan tenang.
Lalu, bisa nggak sih kita ngasih ketenangan kepada mereka yang kata banyak orang adalah kelompok minoritas. Tanyakan pada diri sendiri dulu yuk. Dan mikir deh sebelum jempol nyetatus nyinyir tentang ngucapin Natal, kita sudah berkontribusi apa buat negeri ini kecuali cuma bikin ribut aja?
So, selamat Natal bagi teman-teman Nasrani yang merayakan. Semoga Damai kasih Natal selalu menyertai kita semua.
1 comments
Kalau masalah Agama saya tidak mau koment ahhh.. sensitif, hehehe....tapi yang menjadi sorotan saya adalah tulisan Mbak mengalir dengan baik dan saya seperti sedang mendengarkannya langsung. :)
ReplyDeleteSilahkan tinggalkan jejak di blog guru kecil ya. Mohon untuk tidak memberikan LINK HIDUP dalam kolom komentar. Jika memang ada,komen akan di hapus. Terimakasih;)