Menyandang status istri memang tidak dipungkiri bahwa ada status baru yang harus diemban. Yups, bendahara. Mengatur keuangan keluarga memang papa serahkan sepenuhnya kepadaku pasca menikah. Mudah? Hahaha... Susyah buibu.
Apalagi gaji kami masih terbilang kecil. Setiap bulannya mau tidak mau harus putar otak bagaimana alokasi dana A bisa tercukupi sementara kebutuhan mendadak sering aja datang. Alih-alih irit yang ada kebobolan. Solusinya ya pinjam sana sini meski tidak sering.
Papa selalu wanti-wanti kalau bisa dengan pemasukan yang masih kecil di keluarga kami ini harus bisa irit. Bisa bebas pinjaman dan sebulan bisa nutup udah alhamdulillah banget. Sebenarnya ada keinginan yang benar-benar susah untuk dilakukan. Investasi. Mengingat kedepan aku dan papa harus menyiapkan dana pendidikan Intan dan merencanakan program hamil.
Dengan begitu rasanya wajib sekali untuk cermat dalam menyiasati keuangan keluarga. Aku bukanlah orang yang expert, tapi disini aku belajar bagaimana caranya menyiasati keuangan keluarga yang nominal terbilang kecil. Diantaranya adalah :
1. The Power of 2000 rupiah
Jika kemarin sempat heboh dengan menyisihkan uang nominal 20.000, aku menyiasati dengan mengganti nominalnya menjadi 2.000.
Alasannya adalah nominal 2000 sering saya temui dan kadang habis gitu aja buat beli es teh di warung budhe Lis. Nunggu uang 20.000 juga seringnya kepakai untuk keperluan lain. Daripada nggak nabung, aku memulai menyisihkan setiap harinya bahkan seringnya setiap saat sih. Jika ada uang pecahan 2.000 langsung aku masukkan ke botol air mineral bekas yang kusulap menjadi celengan.
Jika botol sudah penuh, uang akan dipindahkan ke rekening tanpa ATM.
2. Memilih Tabungan Tanpa Kartu ATM
Emang ada? Ya ada donk!. Disini aku memilih tabungan dari bank daerah. Setoran yang masih bisa dijangkau per bulannya, tanpa potongan administrasi dan tanpa kartu atm.
Alasan memilih tanpa atm memang karena menghindari saja gitu. Bawa kartu atm ada aja alasan buat ngecek bahkan ambil. Hahaha.
3. Simpan uang recehan atau koin
Tanpa di sadari ada aja uang recehan yang tergeletak di sudut rumah. Kasihan gitu kayak lagi sayang-sayangnya terus ditinggalin. Macam dicampakan gebetan gitu.
Karena di rumah ada anak kicik yang rawan sekali kalau nemu uang koin, di atas kulkas saya sediakan toples kecil untuk menampung uang koin. Lumayan dari nominal 100, 200 atau 500 rupiah jika terkumpul banyak bisa dimanfaatkan untuk beli kebutuhan dapur.
4. Boleh Ambil Pinjaman untuk keperluan yang sangat penting atau mendesak
Banyak yang bilang "Hidup tanpa pinjaman akan membuat kita tidak semangat bekerja". Kalimat itu pernah kudengar dari salah seorang yang kala itu baru saja membeli mobil dan uangnya adalah hasil meminjam di bank.
Sejujurnya sih kurang setuju ya. Aku beberapa kali mengajukan usul ke papa untuk ambil pinjaman entah di saudara, koperasi, ataupun bank untuk mengembangkan bisnis jual beli online sepatu The Warna.
Sampai saat ini papa masih menolak karena pertimbangan adanya bunga pinjaman yang harus di tanggung. Pinjam uang ke saudara juga takut berimbas ke hal yang kurang enak. Padahal kan zaman sudah canggih juga bisa mengajukan pinjaman online pribadi hanya dengan senam jempol saja.
Bagaimanapun memang mau tidak mau menyangkut masalah keuangan keluarga harus ada komunikasi dengan pasangan. Jadi jika suatu hari nanti papa sudah deal dengan usul mengajukan pinjaman untuk mengembangkan bisnis onlineku ya siap tentunya.
Keempat cara inilah biasanya aku menyiasati keuangan keluarga. Nah kalau kalian bagaimana?
2 comments
Aku pengen niru nyisihin uang 2 ribuan aahh. Kalo 20 ribuan seringnya ngerasa sayang. Hehe
ReplyDeleteKalau saya bedah cashflow dulu, mba. Ntar kelihatan tuh mana pengeluaran bocor yang nsebenarnya nggak penting dan bisa ditabung.
ReplyDeleteSilahkan tinggalkan jejak di blog guru kecil ya. Mohon untuk tidak memberikan LINK HIDUP dalam kolom komentar. Jika memang ada,komen akan di hapus. Terimakasih;)