IUD

Pengalaman Menggunakan KB IUD

By Chela Ribut Firmawati - July 08, 2018

Pengalaman Menggunakan KB IUD ~ Diberi anugrah untuk hamil tepat sebulan setelah menikah sempat membuat saya bingung dan nangis. Secepat ini Allah mempercayai saya untuk hamil, dan ternyata suami sangat bahagia dengan tespack bergaris merah dua itu. Namun, dalam kondisi hamilpun kami sudah sering membahas nantinya akan KB atau tidak. Anjuran pemerintah sih memang sebaiknya menerapkan Keluarga Berencana kan ya. Meskipun rencananya dan semoga Allah mengijabah doa-doa kami, maunya sih punya anak lebih dari dua. Hehehe.  Namun untuk sekarang memang kami sepakat untuk KB. 



Di postingan ini memang sengaja saya ingin membahas tentang KB IUD yang sudah hampir 3 tahun berada di mulut rahim saya. Sempat sih pasca memasang KB, saya dapat komen "baru anak satu kok udah KB? KB nya spiral lagi!". 

Notes ya, di kalangan masyarakat KB IUD  (Intrauterine Device) ini masih sangat familiar dengan sebutan KB spiral. Padahal mah sebenarnya bentuknya bukan spiral, tapi T. 
By sterlingcare.com

Back to topik. Kami sepakat untuk memilih KB ini bukan tanpa alasan sih sebenarnya. Setelah dicoba dengan metode senggama terputus juga kami sama-sama nggak nyaman. Mencoba KB hormonal juga saya sangat menghindari mengingat memang kondisi hormon saya semenjak gadis *ceileee* sangat berpengaruh di kondisi wajah dan ada bibit benjolan mencurigakan di payudara. Mau KB suntik juga saya takut banget di suntik. Pakai kondom juga papa nggak mau. Haha.. ya wes, berbekal testimoni dan informasi di google sepakat aku dan papa memilih KB IUD. 

Biar enak aku bikin model Q and A aja ya... 

Apa sih alasan ber-KB, padahal baru anak pertama?
Alasannya memang riwayat melahirkan dengan SC, dan anjuran bu Anita selaku dokter S.POg saya untuk mengatur jarak kehamilan. Ditambah lagi saya bukan tipikal orang yang titen dengan masa subur. Dari pada kebobolan kan ya mending KB. 


Mengapa memilih IUD?
Karena memang saya ingin memakai jenis kontrasepsi non hormonal. Dan IUD ini yang menurut saya pas. Alasan lainnya sudah dijelaskan tuh diparagraf atas. Haha.


Pasang IUD di mana dan dengan siapa?
Di rumah sakit Panti Rahayu dan dengan Dr. Anita yang menolong sejak hamil sampai melahirkan Intan. 


Berapa biaya untuk pasang IUD? 
By duforlavigne.com

Saya saat itu disarankan IUD jenis Nova-T dengan harga sekitar 400.000 dan lengkap dengan tindakan dokter serta obat totalnya sekitar 650.000. 


Berapa jangka waktu pemakaian IUD? 
Tipe Nova-T bisa sampai 5 tahun pemakaian dan setelah itu harus ganti. 


Apakah tidak takut melihat banyak kasus tentang IUD ataupun resiko lainnya?
Takut sih pasti ada ya, namun bismillah dan yakin aja semua akan baik-baik saja selama masih rutin kontrol. 


Untuk ber-KB apakah sepenuhnya mendapat dukungan suami? 
Alhamdulillah papa sangat mendukung. Beliau tipikal orang nerimo, dan sejauh ini jika ada keluhan papa nggak segan kok buat ngomong. 


Kapan memutuskan untuk memasang IUD?
Di usia Intan pas 3 bulan. Saat datang ke ruangan bu Anita di RS Yakkum, saya masih dalam kondisi flek pasca menstruasi. 


Bagaimana saat proses pemasangan IUD?
Sebenarnya sih prosesnya cepat dan terbilang dengan kondisi dokter dan perawat yang sangat kooperatif juga enak-enak aja. Cuma memang saya belum pernah merasakan drama bukaan 1-10 saat mau melahirkan, jadi ketika harus ngangkang dan dipasang cocor bebek tuh rasanya ngilu. 


Lalu, pernah mengalami keluhan nggak sih selama pakai IUD? 

Jelas pernah lah!

1. Benang IUD yang tidak dipotong habis, secara tidak sengaja benangnya keliar dan nusuk-nusuk. Alhasil periksa lagi dan dipotong sampai habis. 

2. Haid secara terus menerus selama 1 bulan. Sampai periksa 2x dan diberi pil KB merk Diane. Tapi yang ada justru lemes dan pusing. Obat saya hentikan dan saya mencoba untuk lebih rileks, pikiran nggak kemana-mana, tetap mengonsumsi makanan yang membantu pembentukan sel darah merah supaya tidak anemia. Hasilnya alhamdulillah berhenti drama haid sebulan penuh. Hahaha. 

3. Keputihan yang terbilang banyak. Sampai pernah aku ikut tes IVA dan disarankan papsmear karena ada peradangan. Tapi sampai sekarang belum juga papsmear karena takut. Akhirnya saya periksa lagi ke Dr. Anita dan hasilnya masih dibilang normal. Diberi obat dan disarankan untuk lebih memperhatikan kebersihan vagina. 

4. Perut kram disaat kelelahan atau selesai angkat beban berat. Awalnya aku mikir apa IUD bergeser, ternyata beberapa teman memiliki pengalaman yang sama. Bedrest semalam biasanya juga akan segera sembuh, dan kalau bisa hindari angkat beban yang berat. 

5. Muncul flek pasca bersenggama. Biasanya muncul sehari atau dua hari pasca bersenggama. Hal itu bisa terjadi karena pemanasan yang kurang sehingga kondisi mulut belum sepenuhnya siap untuk penetrasi. Jadi hai para suaminya, siapkan ragam foreplay yang banyak ya. Hahaha. 

6. Siklus haid bisa lebih lama. Biasanya saya nggak sampai seminggu tapi semenjak memakai IUD, haid bisa sampai hampir dua minggu dan keluarnya lebih banyak.

Banyak banget ih keluhannya. Hahaha. Iya ini yang pernah saya alami sendiri, dan yang masih sampai sekarang adalah keputihan. Meski tidak sebanyak kala itu sih, tapi bikin nggak nyaman juga. 


Ada nggak keluhan yang dirasakan oleh suami? 
Awal pakai pasca 3 minggu, papa merasakan kalau sisa benang mengganggu saat berhubungan. Tetapi setelah menemukan posisi yang pas, meski terkadang masih agak terasa juga nggak terlalu mengganggu kayak sebelumnya. 


Kapan IUD akan di lepas?
Insyallah di usai Intan sudah 3 tahun *bentar lagi. Tapi papa malah berubah pikiran huhuhu. 

Setelah itu bakal pilih IUD lagi nggak untuk KB berikutnya? 
Belum tahu juga sih ya, tergantung kondisi juga nantinya. Advice dokter bagaimana atau memang mau coba KB implan. Tinggal lihat nanti saja lah. 

Nah, saran aja nih ya bagi yang mau pasan IUD atau bahkan sudah pakai IUD. 

1. Banyaklah baca referensi tentang KB IUD ini. Selain baca bisa kok nanya bidan desa. 

2. Keluhan masing-masing individu jelas beda. Bisa jadi di si A baik-baik saja pakai IUD, sedangkan si B banyaaaaaakkk banget keluhannya. Ada baiknya jangan meng-compare dengan orang lain. Konsultasi saja sama bidan atau dokter. Lebih aman dan lebih jelas tentunya. 

3. Jangan merasa takut atau yang bagaimana, apa yang dipikiran kita nggak seseram itu kok tentang IUD. 

4. Disiplin dan rutin untuk kontrol sesuai anjuran dokter atau bidan. Bukan tanpa alasan lho ini, check up sendiri banyak banget manfaatnya salah satunya untuk mengecek apakah posisi IUD nya aman-aman saja. 

5. Disaat haid dan banyak banget keluar darahnya, konsumsi makanan yang mengandung zat besi agar terhindar dari anemia. Selain itu pakai pembalut yang memiliki daya serap tinggi. Semenjak ada keluhan peradangan itu, papa malah menyarankan untuk memakai pembalut merk Avail. 

6. Untuk mengurangi keputihan, bisa menggunakan rebusan daun sirih untuk membasuh vagina. Dan kalau saya lebih memilih mengganti celana dalam ketimbang memakai panty liner disaat keputihan sedang banyak-banyaknya. Oiya, hindari vagina terasa lembab karena bisa memicu tumbuhnya bakteri semakin menggila. Karena salah satu faktor peradangan di dalam selain karena benang IUD juga kondisi kebersihan vagina.

7. Diskusikan juga ya dengan suami mengenai plus minus memilih KB IUD. Karena menurutku untuk KB itu bukan cuma demi kebaikan perempuan saja, melainkan suami juga. Jadi jika antara suami dan istri sudah klop ya bakal enak aja kedepannya. 



Panjang ya tentang IUD 😂😂. Gapapa deh sekali-kali. Haha. Yang jelas ini adalah real pengalaman saya sendiri ya... Jadi ya, diskusikan dengan pasangan mau pakai KB apa. Dan buat yang takut pakai IUD, semoga postingan ini bisa memberi pencerahan ya.

  • Share:

You Might Also Like

9 comments

  1. Bagus banget tulisannya, sayapun memiliki baby berusia 4 bulan saat ini, dan entah kenapa smp skrg akupun belum berani memilih namanya KB Buatan atau Kb-B.
    Saat ini aku masih bertahan dgn Kb Jenis Alami atau Kb-A dengan sistem kalender ataupun tembak luar (resikonya telat angkat), tp yaaa supaya ga terjadi yg namanya kebobolan, selama ini 90% bersenggama tidak di masa subur atau masbur.

    Sedikit sharing, waktu saya pasca melahirkan, memiliki impian jika dalam diskusi medis setelah 40hari kelahiran smp kira2 6 bulan pertama, ibu yg aktif menyusui bayi secara eksklusif itu sekaligus mengaplikasikan KB-A sementara dengan pemberian asi, biasa kita sebut dengan Metode MAL, Metode Amenore Laktasi. Tapi kelemahannya memang sulit dilaksanakan karena kondisi sosial, efektif hanya 6 bulan serta tantangan lainnya seperti harus menyusui sesering mungkin dan pemberian ASI langsung tidak menggunakan media dot atau lainnya. Dan untuk itu tidak bs dilakukan pada ibu yg bekerja diluar rumaah, krn angka kegagalan pasti tinggi.
    huhuhu...., dan benar pada selesai 2 bulan pasca melahirkan akupun mendapat si merah muncul. Jika dijelaskan orang awam aka tetap menyebutnya haid, krn memang keluarnya merah layaknya darah haid, masa perdarahan hampir sama seperti haid bulanan 5-7hr. yg membedakan jika dicermati bau darahnya tidak amis seperti darah kotor haid, terjadi 3-6 bulan pertama pasca melahirkan. Dan siklus bulanan ini biasa disebut dengan spotting while of breastfidding, bukan haid.
    seperti yg dibilang ibu2 semasa pasca melahirkan udah dapet haid pertama 2/3bln pertama.

    nah tulisan gurukecil ini otomatis mengingatkan saya kembali, sebaiknya mulai rencanakan ulang terkait KB Spiral yg memang saat ini terbukti paling sedimit angka kegagalan kontrasepsi nya dibanding Kb-B jenis lain.

    ReplyDelete
  2. memang sering disebut KB spiral krn dulu IUD itu bentuknya spiral krn aku pakai dua kali setelah anak pertama dan ekdua dan bahanya juga bukan berasal dr logam. Aku sih pakai IUD gak ada keluhan baik aku mauoun suamiki, hanay kalau mens saja banyak banget dan lama , itu saja yang bikin risi, biasa mens sedikit dan bentar ini lama

    ReplyDelete
  3. Aku sbelumnya jg pakai IUD mbacel. Tp kalo pas mens ada satu hari yg bikin kesakitan sampe kyk pgn pingsan. Alhasil disuruh copot suamik. Dan kebobolan deh. Krn emg tipikal nya aku subur bgt. Hehe. Lom tau hbs sc 4 ni nanti gmn. Hhhmmm

    ReplyDelete
  4. Aku nggak berani pakai iud akhirnya milih suntik kb 3 bulan.trus belakangan baca tulisan yang bilang kb 3 bulan bisa bikin darah menumpuk. Galau deh.akhirnya aku stop kb pas anak umur setahun dan belum kb lagi

    ReplyDelete
  5. Saya masih main aman aja nih, tapi nggak enak juga sama suami yang ngalah terus. Makasih sharingnya mba, masih maju mundur nih mau IUD.

    ReplyDelete
  6. aku dulu KB suntik 3 bulanan malah ada kista Beib, aku sekarang enggak KB sih... hehehe

    IUD, Jujur wae aku takut Beib...

    ReplyDelete
  7. aku masih takut nih pk spiral mbak.....

    ReplyDelete
  8. Aku sudah hampir 15 th ini pake KB IUD. Sama, pake yg untuk 5 th an. Jadi sudah 2 kali bongkar pasang, bulan depan udah waktunya bongkar pasang lagi :D

    ReplyDelete

Silahkan tinggalkan jejak di blog guru kecil ya. Mohon untuk tidak memberikan LINK HIDUP dalam kolom komentar. Jika memang ada,komen akan di hapus. Terimakasih;)