Justru yang berbeda setelah menikah adalah saya dan papa malah jarang buka puasa di luar. Apalagi mengagendakan khusus juga enggak. Kalau sekonyong-konyong papa bilang "nggak usah masak ma... Kita buka puasa di luar saja" itu baru beliau katakan kemarin sore. Ya, itung-itung sebagai acara makan-makan ulang tahun papa gitu.
*Ciyee yang kepala tiga dan angkanya kembar... 33 tahun chuy!*
Memang ya kalau mendekati waktu buka puasa, penjuru restoran ataupun tenda makanan full semua. Saya aja di lokasi pertama sempat ditolak karena full boked. Ditambah gerimis jadilah bisa dikatakan "asal belok" dan untungnya menu yang dipilih terbilang enak.
Suasana crowded sih lumayan ya, karena semua pelanggan minta dilayani dengan segera. Saya dan papa juga beruntungnya lagi masih kebagian tempat dan makanan tersaji pun tidak butuh waktu yang lama. Dan sebenarnya juga suasana yang seramai di jam berbuka puasa itu kadang bikin kurang nyaman.
Tapi nih, aku mau sedikit cerita dulu kalau tadi ada meja belakang aku lumayan heboh, rempong dan ya bikin kuping panas. Saya cuma bisa diam, melihat, sesekali melirik dan cenderung KZL. Mbatin juga sih dan semoga memang berkah puasanya nggak hangus. Hahaha...
Habisnya gimana coba, kondisi si ibu datang di waktu yang mepet banget dengan jam buka puasa. Pramuniaga juga sibuk banget bahkan saya aja kasihan lihatnya. Nah, si ibu itu teriak-teriak kalau mejanya gak cukup buat sebelas orang. Oke aku tegasin dia dan rombongan ada 11 orang.
Nah, terus yang bikin agak kesel mbak sama mas pelayannya adalah si ibu itu minta dua meja di gabungin sementara mejanya full semua. Dan keluarlah kata-kata "itu yang semeja berdua suruh gabung aja sama lainnya. Mejanya taruh sini saja!".
Well hellow... Yang datang siapa dulu, eh enak aja ngatur-ngatur. Kezel kan!
Kok saya yang kesel ya? Hahaha... Ya gimana, posisi saya melihat dan dengar sendiri kejadiannya. Udah gitu si ibu selain ngeributin meja juga ngeributin menu yang ga kunjung dihidangkan, minuman pun juga belum karena memang harus antri. Bahkan herannya lagi sempet nyrobot menu meja lain.
Bukan berarti aku mau ngejelekin ibunya sih ya. Cuma begini, ketika kita mengagendakan untuk buka puasa di luar bersama keluarga atau teman, baik berdua atau sekampung. Pakai lah ya cara yang bisa dibilang nggak menyusahkan orang lain..
Simple sih... seperti :
Mau buka puasa dimana aja bisa. Di resto langganan, rumah makan padang atau tenda kaki lima sambil menikmati langit senja dan hiruk pikuk suasana alun-alun kota. Bisa. Yang penting dengan pasanga atau gebetan atau teman klop dulu tempatnya dan terpenting adalah nyaman. Ya nyaman tempatnya, kids friendly, suasananya, menunya dan nyaman di dompet. Haha
- Pilih restoran yang hendak dituju
Mau buka puasa dimana aja bisa. Di resto langganan, rumah makan padang atau tenda kaki lima sambil menikmati langit senja dan hiruk pikuk suasana alun-alun kota. Bisa. Yang penting dengan pasanga atau gebetan atau teman klop dulu tempatnya dan terpenting adalah nyaman. Ya nyaman tempatnya, kids friendly, suasananya, menunya dan nyaman di dompet. Haha
- Pesan tempat
Bisa dibilang ini adalah solusi terpenting kalau mau buka puasa di luar. Pesan tempat dulu, untuk berapa orang dan begitu datang ke lokasi, kita nggak akan repot bahkan marah-marah ke management restorannya karena nggak kebagian meja. Dan nggak ngejudge bahwa sudah dimonopoli orang yang gak berpuasa. Atau bahkan kita nggak makan dalam kondisi berdiri. Hahaha...
- Tetapkan menu
Point penting ketiga nih, jadi pesan aja menunya. Kalau bisa diseragamkan bisa lebih enak dan cepat. Tapi kalau mau pesan di tempat ya bersabarlah. Semua juga nunggu waktu berbuka puasa.
- Bawa takjil dari rumah
Emang boleh? Ya siapa yang melarang. Nggak harus gorengan seplastik atau sebaskom. Air mineral bisa lah ya untuk membatalkan puasa sambil menunggu makanan dihidangkan. Atau biasanya pihak restoran menyediakam takjil gratis. Ambil aja nggak usah malu.
- Harap Bersabar
You know lah gimana kalau waktu mau buka puasa. Pelayan pasti berusaha memberikan pelayanan terbaik bahkan sampai rela mengorbankan waktu berbukanya demi pengunjung. Jadi ya jangan teriak-teriak minta meja tambahan lah, menunya ga matang-matang lah, minumnya yang gak keluar lah... Sabar... Semua pasti dilayani kan ya. Dan harap maklum, karena berbuka puasa di luar rumah memang sangat jauh berbeda ketimbang dirumah... *Yaiyalaaahhh*
****
Dari kejadian tadi sih selain mbatin juga aku belajar banget ya. Bahwa memang yang namanya di tempat umum, etika itu wajib banget diterapkan. Bukan semata karena semboyan pembeli adalah raja. Meskipun raja juga kita nggak bisa semena-mena ya.
Terus nih, kalian masuk team mana? Buka puasa di rumah atau buka puasa di luar?
1 comments
Kui buibuu egoisss
ReplyDeleteSilahkan tinggalkan jejak di blog guru kecil ya. Mohon untuk tidak memberikan LINK HIDUP dalam kolom komentar. Jika memang ada,komen akan di hapus. Terimakasih;)