Catatan Akhir Tahun 2017 Seorang GuruKecil
By Chela Ribut Firmawati - December 31, 2017
Catatan Akhir Tahun 2017 Seorang GuruKecil ~ Aku pernah nulis sebuah kalimat yang nggak tau darimana asalnya. Pokoknya kalimat itu jadi caption di instagram aku. Nah kalau penasaran di postingan ini. *jangan lupa follow yak*
Jadi, liburan Natal kemarin jadi momen libur akhir tahun juga yang nggak di rencana. Tapi, dengan melipir lumayan jauh dari rumah, menikmati suasana baru dan di tempat yang lumayan tenang tuh bikin pikiran adem.
Sengaja juga dari jam 04.00wib nggak merem buat nungguin matahari terbit. Eh lha kok malah asik banget dibuat merenung. Oke, selama setahun ini aku ngrasa hidupku dinamis. Seperti halnya orang lain, bahagia, suka, duka, kecewa, kurang bersyukur, kurang ibadah. Ya, ngaku banget kalau aku masih tergolong kaum abangan soal beragama.
Tapi ada beberapa kejadian di tahun 2017 yang benar-benar membuatku wajib bersyukur dan jadi bahan refleksi. Istilahnya nggrayaki, kedepan aku nggak boleh begini begitu begono.
👵 Awal Tahun disambut dengan sakitnya ibu 👵
Hati anak mana yang nggak hancur mendapati ibunya sakit. Awal tahun jadi momen sibuk dimana ibu harus bolak-balik rumah sakit. Sampai akhirnya ibu minta opname di Sanatorium Salatiga.
Ya, sebagai anak bisanya berdoa dan berusaha ada di dekat ibu. Dengan sakitnya ibu aku justru banyak belajar dan ngrasain rumah sepi nggak ada bapak ibu. Seminggu lebih ibu di Sanatorium dan alhamdulillah, kondisi ibu sekarang makin membaik.
Mohon doakan ibuku untuk sehat selalu dan panjang umur ya kawan. Termasuk bapakku juga yang masa purnanya beliau nikmati untuk mengurus ibu.
👵 Bukan hanya ibuku, ibu mertua juga sakit 👵
Tepatnya di bulan apa aku lupa, yang jelas aku mendapat kabar bahwa ibu mertua sakit. Belum sempat kutengok, nggak berselang lama ibu dibawa ke rumah sakit. Notabene anak mantu, aku sendiri merasa khawatir dengan kondisi yayi (panggilanku ke ibu mertua).
Bahkan dengan sakitnya yayi, aku tau betul bahwa anak laki-lakinya ini dalam diam sangat mencintai ibunya. Hampir seminggu Papa sekedar mampir ke rumah dan lebih memilih menjaga ibunya di rumah sakit siang malam. Aku maklum, sangat maklum karena anak laki-laki yang aku minta tinggal bersamaku ini memang kesayangan yayi.
Dan sekarang, yayi lebih sehat dengan anak cucu yang lebih dekat dengan yayi.
Sama seperti ibuku, dekat dengan anak dan cucu membuat mereka lebih bahagia dan banyak hiburannya.
💻 Tentang Passion 💻
Pertama adalah ngeblog. Meski belum berprestasi, tahun ini aku merasa gairah ngeblognya bertambah. Blogsphere yang kini sudah sangat berubah mau nggak mau membawaku belajar tentang banyak hal.
Vlogging, infografis, ngedit foto biar tone nya enak, bahkan penataan feeds dan caption di sosial media instagram juga aku banyak belajar dari mereka para seleb blog.
Bahkan lewat blog juga, tahun ini profilku masuk dalam koran lokal rubrik pesona. Haha... Bahagia banget dan noraque. Tapi setidaknya jadi pemacu untuk lebih zemangat ngeblog lagi.
👠 Jualan 👠
Hemm... Alhamdulillah banget aku masih dalam tahapan belajar sebagai tim reseller The Warna. Sudah berjalan hampir dua tahun meskipun dengan hasil yang masih dibilang seucrit.
Tapi disini aku seneng banget, mau nggak mau aku belajar ilmu baru tentang marketing, copywriting, ngadepin pelanggan, menerima komplain dan segala macam tentang jualan online.
Harapannya tahun depan bisa buka offline store di rumah. Donatur, pinjemin duit donk. Hahaha..
Aku bilang ini satu kesatuan. Dimana tahun ini aku masih didukung papa untuk tetap mengajar. Bahkan menerima les privat di luar jam mengajar.
Meskipun aku dan papa masih honorer, berjuang bersama tuh ternyata rasanya luar biasa. Ada tangis, bahagia, perasaan lelah, putus asa dan ingin menyerah. Tapi karena anak, kami bangkit kembali.
Pernah aku diskusi untuk pindah haluan. Tapi jawaban papa kalau aku simpulkan memang sebaiknya jadi guru saja. Aku masih bisa mengurus anak dan rumah sepulang dari sekolah.
Nggak tahu juga kapan kami akan mendapatkan pelangi dalam pekerjaan kami. Dalam artian menjadi abdi negara sesungguhnya. Tetapi bapak berpesan kepada kami untuk menekuni apa yang sudah kami pilih dan jalani selama ini.
Semoga ilmu yang kami bagi untuk anak didik kami bisa bermanfaat, dan kami tetap rendah hati.
Jadi aku simpulkan tahun 2017 ini alhamdulillah bahagia. Semoga mbak Mechta Deera si Lalang Ungu dan Nuzha yang seneng gayeman bahagia selalu ya.
Selamat tahun baru 2018 yang tinggal menghitung jam. Semoga akan menjadi lebih baik lagi. Aamiin.
10 comments
Waah bangga banget y bisa masuk koran mbak
ReplyDeleteSemoga ibu bapak semua sehat, keluarga kecil kamu juga makin bahagia ya Chel. Ikut hepi deh kamu masuk koran. Bikin semangat nge blog melesat yaa :)
ReplyDeleteAmin.. guru profesi yg mulia banget mba �� moga sehat2 semuanya ya^
ReplyDeleteAku barusan follow ya mba ��
Warna-warni pengalaman selama tahun 2017 ya, dek. Semoga tahun 2018 ini semua berjalan dengan baik. Apa yang diharapkan bisa tercapai
ReplyDeleteSelamat tahun baru juga mbak Chela! Semoga mbak dan keluarga sehat selalu :)
ReplyDeleteSemangat dan semoga selalu menginspirasi sebagai seoarang guru ya mbak! :*
Alhamdulillah, walaupun ada sedihnya, tetap berbahagia ya saay di 2017. Semoga tahun ini makin berkah, aamiin..
ReplyDeleteSemoga bapak ibu semua diberikan kesehatan, Chela dan keluarga kecilnya juga sehat, semangat berprestasi, semangat berjuang menjadi guru terbaik untuk murid-muridmuu :D
ReplyDeleteTerima kasih sdh menuliskan pengalaman berkesannya Cheila... Semangat selalu yaa... Semoga keluarga semua sehat2 selalu dan sukses terus utk Cheila... Aamiin..
ReplyDeleteSemoga orang tua dan mertua selalu sehat ya mb Chela. Aamiin
ReplyDeleteSehat sehat selalu ya Chela, untuk dirimu dan keluargamu semua. Terus semangat menginspirasi sebagai seorang guru sekaligus blogger.
ReplyDeleteSilahkan tinggalkan jejak di blog guru kecil ya. Mohon untuk tidak memberikan LINK HIDUP dalam kolom komentar. Jika memang ada,komen akan di hapus. Terimakasih;)