8 Daya Tarik Bukit Cinta Rawa Pening Versi Gurukecil

By Chela Ribut Firmawati - October 26, 2017


pintu masuk lokasi.
Bukit Cinta Rawa Pening, ketika mendengar kalimat itu pikiranku tertuju pada sebuah mitos yang melekat banget disana. Konon, kalau kamu datang ke bukit cinta sama pacar, nggak berselang lama hubungan kalian akan putus.

*Tapi kenyataannya semasa kuliah dan aku nggak pernah ke Bukit Cinta akhirnya juga putus. huhuhuhuhu*

Mau percaya apa enggak sama mitosnya, nyatanya Bukit Cinta pernah menjadi destinasi unggulan pada dua dekade lalu. Bukit yang terletak di desa Kebondowo, Kecamatan Banyubiru, kabupaten Semarang, jawa Tengah ini memang berlokasi tepat di pinggiran danau Rawa Pening.

Ini adalah kunjungan kali pertama buat aku. Harga tiket masuknya cuma Rp 7.500,00 aja per orang. Kalau buat papa sendiri sebenarnya udah kesekian kalinya karena jaman mudanya memang hobby plesiran. Buat aku memang Bukit Cinta bukan sekedar bukit, ada hal menarik yang aku temui ketika aku berkunjung di bukit Cinta.


🐍 Keterkaitan dengan Legenda Rawa Pening 🐍
Gunungan Ular Baru Klinthing
Memasuki lokasi wisata, aku disuguhi dengan sebuah patung ular besar lengkap dengan klinthingnya. Begitupun dibawahnya ada semacam kolam dimana ada sebuah patung dengan sosok perempuan tua sedang naik lesung dan membawa dayung. Serta dindingnya terdapat relief yang menggambarkan sebuah legenda yang sangat terkenal itu.

Yes! Itu adalah simbol dari legenda Baru Klinthing, seekor ular yang menjelma menjadi anak dengan bau amis.

Diceritakan datanglah dia ke desa yang bernama Desa Ngasem dimana desa itu sedang melakukan merti desa (bersih-bersih desa). Kehadiran anak tersebut ditolak warga karena kondisi badannya yang bau amis. Sementara ada seorang perempuan tua yang merasa iba, sehingga diajaklah bocah itu ke rumahnya untuk diberi makan.


Sebelum anak itu meninggalkan rumah perempuan tua, dia berpesan jika ada suara gemuruh air bah segeralah naik ke atas lesung dan gunakan centong sebagai dayungnya. Kemudian anak tersebut menemui para warga dan memberikan sayembara untuk mencabut sebatang lidi. Ternyata, lidi yang hanya sebatang itu tidak berhasil dicabut oleh warga. Namun ketika giliran anak itu mencabut, ternyata begitu mudahnya lidi diangkat dan diikuti cipratan air yang lama kelamaan semakin besar. Hingga akhirnya menenggelamkan seluruh warga dan desa tersebut. Hanya perempuan tua yang menolong anak amis itulah yang selamat.


Ingat sama ceritanya ini kan? ah.. pasti bapak ibu guru jaman SD atau bahkan orang tua kalian pernah ceritain tuh. Sebenarnya ada banyak versi sih, cuma inti dari legenda tersebut bahwa jangan pernah memiliki sikap angkuh pada siapapun.


💑Bukit memadu Kasih💑
memadu kasih zaman now
Sesuai namanya sih, bukit cinta. Saat kunjunganku disana memang ada beberapa pasang muda-mudi bercengkrama sambil menikmati panorama indah di Rawa Pening. Dulunya memang digunakan untuk penganten baru memadu kasih. Padahal sejarah Bukit Cinta ini bermula dari zaman pemerintahan kolonial Belanda, dimana sebuah tempat tinggi ini digunakan sebagai pengawasan pertumbuhan enceng gondok. Saat itu memang ada PLTA milik kolonial Belanda yang dikembangkan di Rawa Pening. Tetapi pada tahun 1975, Gardu Pemantau Pertumbuhan Enceng Gondok dirubah oleh Pemkab Semarang menjadi Gardu Pemandangan Alam Rawa Pening. Dan sampai sekarang terkenal dengan nama Bukit Cinta.


🚢Naik Perahu Keliling Rawa🚢



credit by tehicho[dot]wordpress[dot]com
Aku cemen sih jadinya nggak mencoba buat naik perahu buat keliling rawa. You know, Rawa Pening penuh dengan enceng gondognya. Dan sepanjang mata memandang, enceng gondok yang tumbuh subur yang aku lihat.

Untuk menikmati keliling Rawa dengan naik perahu, kamu bisa menuju ke dermaga dan dikenai tiket sewa perahu yaitu dari Rp 60.000,00 dampai Rp 120.000,00. Nyesel juga sih kenapa nggak naik perahu. Katanya menyusuri Rawa Pening tuh bener-bener indah dan seru.



⛰️Pendopo Ditengah Bukit⛰️
Untuk menuju lokasi bukit, kalian cukup dengan naik beberapa anak tangga. Tapi kalau aku cukup ngos-ngosan sih ya. Hahaha. Begitu sampai diatas, kamu akan mendapati sebuah pendopo yang waktu itu sedang digunakan untuk acara gathering. Di sisi kanan pendopo, ada sebuah petilasan. Nggak serem sih cuma hati-hati aja karena ada sesajinya. Haha..

🕯Petilasan Ki Godha Pameling🕯



Awalnya aku kurang paham sih dengan keberadaan petilasan ini. Tapi kalau di perhatikan memang bentuknya mirip seperti Lingga tapi aku tidak menemukan Yoni. Yang aku temui di candi Sukuh, Lingga memang biasanya berada diatas Yoni. Mengutip di wikipedia, Lingga adalah sebuah arca atau patung, yang merupakan sebuah objek pemujaan atau sembahyang umat Hindu. Kata lingga ini biasanya singkatan daripada Siwalingga dan merupakan sebuah objek tegak, tinggi yang melambangkan falus (penis) atau kemaluan Batara Siwa. Objek ini merupakan lambang kesuburan.

Aroma dupa memang tercium cukup kuat dan petilasan itu aku pikir memang masih sering digunakan. Terdapat juga bendera merah putih dan sesaji. mendekati petilasan Ki Godho Pameling ini aku merinding banget dan buru-buru nyusul papa. haha... duh cemen banget yach.



🔒Gembok Cinta🔐



Aku pikir ini spot baru ya. Terlihat dari keberadaannya yang masih bagus dan mulus. keberadaan besi dengan bentuk love ini semacam landmark di Bukit Cinta.Posisi yang membelakangi Rawa Pening memang terlihat sekali nggak hanya ingin menampilkan spot gembok cinta, tapi juga menyuguhkan luasnya hamparan perairan Rawa Pening.

Analisa aku sih ya, dibikin seperti itu mungkin untuk mematahkan mitos yang sangat lekat di Bukit Cinta. Bukan lagi hubunganmu kandas tapi justru akan semakin cinta. Kalau mau foto juga harus sabar yes, karena serius deh ini rame banget yang antri.



🎡Arena Bermain Anak-Anak🎠




Melihat lokasi Bukit Cinta, rasanya memang cocok jika diberikan label destinasi wisata keluarga. Disitu memang disediakan playground buat anak-anak. Meskipun ada beberapa arena permainan yang sudah tidak layak pakai alias rusak.


Standar sih ya permainanya seperti ayunan, jungkat-jungkit, perosotoan dan semacam jembatan keseimbangan gitu. Intan betah banget mainan perosotan, apalagi memang didesain buat balita. Full colour, nggak terlalu tinggi dengan beberapa sudut permainan yang tidak membahayakan untuk anak.




🐍Patung Ular Besar 🐍




Sebenarnya keberadaan patung ular besar ini di sisi depan. Patung yang seolah mengelilingi bukit ini memang simbolisasi dari ular Baru Kinthing. Bagian mulut ular dijadikan ruangan display aneka macam ikan air tawar. Sayang banget sih koleksinya sedikit dan terkesan kurang terawat juga. Padahal Intan suka banget lihat ikan-ikan disitu. Beberapa koleksi ikan memang ada yang dijual, jadi bisa untuk benih pembibitan ikan di rumah.


***


Udara yang sejuk, suasana tenang ditambah indahnya panorama Rawa Pening memang benar-benar bikin fresh. Sekalipun hanya duduk dan melihat tingkah polah Intan, ada kebahagiaan tersendiri yang aku rasakan apalagi di sebelahku ada sosok lelaki tersayang yang menjadi pelabuhan hatiku. eiyak.

Hampir aja lupa, di Bukit Cinta juga ada toko souvenirnya.Jadi kalau ada yang mau kasih oleh-oleh orang tua, pacar, calon mertua, atau sahabat. Ada berderet toko aneka macam cinderamata di sisi kanan parkir. Untuk macam oleh-olehnya sih nggak jauh dari hasil perairan yach, semacam ikan yang digoreng sampai garing, rempeyek ikan dan beberapa kerajinan dengan bahan utama dari enceng gondok.


Gimana, tergiur untuk menguncungi Bukit Cinta, jangan takut mitosnya yach. Pasrahkan aja sama Tuhan dan yang pasti nikmatilah kebersamaan bersama yang terkasih.


Salam...


Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Lomba Blog Pesona Kabupaten Semarang




Sumber pendukung :
https://tehicho.wordpress.com/2014/02/02/merasakan-aroma-mistis-di-danau-rawa-pening/
http://ceritarakyatnusantara.com/id/folklore/303-Legenda-Rawa-Pening
https://teamtouring.net/bukit-cinta-rawa-pening-semarang.html


  • Share:

You Might Also Like

8 comments

  1. waah... wisata sejarah plus wisata buatan ada disini ya... jadinya enak :)

    ReplyDelete
  2. Wah.. Keren. Sampek ada tempat main buat anak-anak. Pas banget buat liburan bareng keluarga.

    ReplyDelete
  3. Aku sampai segede monas ini lom pernah ke sanaaaa.. ajakin aku donk mbacellll

    ReplyDelete
  4. Sudab dua kali ke sini, mau nulis sensasi naik kapalnya tapi kok belum selesai2 juga. Hahaha

    ReplyDelete
  5. aku blom pernah ke siniii hihihihi

    ReplyDelete
  6. itu di rawanya banyak eceng gondoknya ya

    ReplyDelete
  7. Ah rawa pening saya kira rawa saja. Saya belum pernah ke sana. Lewat doang dr jauh

    ReplyDelete
  8. matur suwun update nya bu, semangat nge-blog terus

    ReplyDelete

Silahkan tinggalkan jejak di blog guru kecil ya. Mohon untuk tidak memberikan LINK HIDUP dalam kolom komentar. Jika memang ada,komen akan di hapus. Terimakasih;)