Temenan sama
murid di social media? Hemm.. sebenarnya bukan hal yang baru sih. Dulu jaman
masih ngajar di SD 3 Purwodadi, anak-anak sekalipun kelas 4 tuh udah paham
facebook. Dan hampir setiap hari ada friend rikues dari murid di facebook aku. Lha
kok tau kalau itu murid? Haha… kebetulan, aku hafal nama beberapa anak dan
wajahnya. Hahaha..
Monday school
datang lagi setelah sekian lama hiatus ya. Ini sih gegara Diajeng Witri baca
update status di WA aku yang sempet sebel sama muridku. Bedanya sih aku
kalangan siswa SD sementara Diajeng tingkat SMP.
Baca juga versi
Diajeng yach…
Kalau aku
pribadi buat berteman sama murid di social media tuh mending NO yach. Mengingat
beberapa kali aku ada kejadian kurang enak dan lebih ke nggak nyaman aja ada
murid di friend list facebook aku.
Aku concern ke facebook dan Whatsapp karena
ini lebih umum dan gampang kalau untuk kalangan anak SD. Anak SD kota beda sama
SD di desa. Mereka instagram aja belum pada punya. Hahaha..
So, here are alasan aku kenapa mending nggak
berteman sama murid di social media.
👉 Anak-anak
akan semacam kehilangan control dengan gurunya.
👉 Jadi lebih
terkesan nyepelein guru karena mereka merasa lebih dekat karena adanya
interaksi di dunia maya
👉 Segala macam
statusku akan diketahui anak-anak termasuk kalau lagi ngeluh soal
kenakalan-kenakalan mereka
👉 Mereka jadi
lebih manja sama gurunya dan bahkan bahasa tulis mereka seperti sedang fb-an
atau WA sama temen sendiri.
Boro-boro
soal social media. Aku dimintai nomor hp aja suka nggak ngasih. Bukan karena
sok seleb ya, tapi aku menghindari sms dari anak-anak yang seringnya nanyain PR
atau pelajaran. Hellow!!!! Bukanya tadi udah di catat di sekolah? Suka KZL
deh!!! Bahkan sms nya suka nggak lihat waktu. Lagi istirahat enak-enak hp
bunyi. Hahah… makin KZL
Dari segi
anak-anak aku prefer NO, tapi kalau sama orang tua aku sih YES. Apalagi jaman
sekarang memang hp yang ada lampu senternya makin jarang ketimbang hp pintar. Dan
memang rata-rata semua orang tua murid punya hp. Jadi aku memang sengaja di
tahun ajaran ini meminta nomor hp para orang tua dan membuka komunikasi baik
lewat sms atau WA.
Alasan aku
sih begini ya…
👉 Aku mulai
membuka komunikasi dengan orang tua murid mengingat tuntutan pemerintah untuk
menerapkan pendidikan karakter
👉 Melibatkan orang
tua dalam kegiatan pembelajaran karena pendidikan karakter itu tidak serta
merta Cuma tugas guru
👉 Pelan-pelan
mengedukasi para orang tua murid agar lebih peduli dengan progress anak-anak di
sekolah
👉 Jika ada
kenakalan anak-anak, seketika itu juga aku bisa memberi informasi ke orang tua
demi meminimalisir aduan orang tua yang tidak terima anaknya kena hukuman.
Intinya sih
lebih memudahkan komunikasi antara guru dan orang tua murid ya. Bahkan ada tuh
beberapa orang tua murid di friendlist
facebook aku. Awalnya canggung tapi lama-alam aku cuek aja. Hahaha…
Jadi kesimpulannya
menyoal berteman dengan murid di social media aku bisa NO bisa juga YES. Tergantung
dari bagaimana anak-anak aja kalau ngajak komunikasi. Kalau sekedar Tanya kabar
aku ladenin, tapi kalau sampai nanyain PR ya aku cuekin. Haha..
Dibilang jahat
sih nggak masalah, karena kembali lagi selain unggah-ungguh atau tata karma,
nanyain PR di WA atau merajuk biar les nya nggak di liburin tuh rasanya kurang
pas aja.
Menurut kalian
gimana?
2 comments
kita kebalikan... hahaha
ReplyDeleteaku YAY, soalnya ada beberapa kasus yang aku dapetin dari sosial media merekaaa..
Ada kelebihan dan kekurangan juga kalo komunikasi lewat sosial media, yang penting muridnya bisa menjaga adab sama gurunya
ReplyDeleteSilahkan tinggalkan jejak di blog guru kecil ya. Mohon untuk tidak memberikan LINK HIDUP dalam kolom komentar. Jika memang ada,komen akan di hapus. Terimakasih;)