Banyak
yang negur kalau saya masih terlihat
seperti layaknya ABG. Badan langsing yang sebenarnya kelewat kurus, modis, dan
kalau pergi sendiri masih suka dikira gadis. Masa iya gadis udah turun mesin
begini. Hahaha. Lagian sebenarnya saya juga heran, pasca lahiran berat badan
kembali normal dan cenderung keliatan kurus banget. Padahal porsi makan saya
terbilang nggilani, ngemilpun juga, dan makan tengah malam saya jabanin juga. Lalu,
kemana perginya itu makanan ye?
Sampai
sekarang saya masih full ASI, secara ini bocil memang maunya cuma ASI. Ada pergolakan
dimana saya mencoba aneka merk sufor dan anak eikeh ngambeg. Bahahaha,, ibu
macam apa ini yak. Yasudah daripada buang duit, maunya ASI ya aku kasih ASI aja
sampai nanti waktunya nyapih. Dan kata orang tua kebanyakan nih ya, kalau masih
ngASI emang badannya cenderung kurus. Nggak bisa memel dan seger. Katanya!
Padahal,
batasan antara kurus dan nggrantes beda tipis loh.🙈🙈🙈🙈🙈🙈
Banyak
pula yang ngatain kalau saya itu termasuk ibu yang nggrantes. Istilah umumnya
apa ya, semacam pikiran nggak bisa tenang gitu. Banyak yang dipikirkan terus
seperti meratapi nasib. BAH! Soal hidup bukannya saya takabur, saya percaya
Allah dan selama masih bernafas saya sama suami akan berusaha keras, chuy. Soal
makan, bukan jadi perkara pelik selama masih ada beras buat dimasak dan sambel
juga saya makan. Tapi memang saya nggak mau terbilang ngoyo. Biar semua
berjalan sak titahe. Ada yang bikin pikiran saya nggak tenang sampai detik ini
saya curhat di blog yaitu IBU.
Iya
ibu, sosok yang selama ini selalu saya sia-siakan, saya paido, saya sakitin
hatinya berkali-kali, lagi dan lagi. Sosok yang ternyata ucapan dan doanya lah
yang menuntun saya dalam hidup seperti ini. Sosok yang........... (bentar ya
saya atur nafas dan emosi dulu) segalanya, nggak bisa diungkapkan dalam diri
beliau. Ibu itu perempuan luar biasa yang kenapa baru saya sadari beberapa
waktu terakhir ini. Helow Chel, otak dan hatimu sehat?
Ya,
jadi pikiran saya terfokus terutama pada ibu, kesehatan ibu, kebahagiaan ibu,
dan kebersamaan dengan ibu. Disaat hidup keluarga besar kami sedang menuju “kemapanan”,
Allah kasih ujian ibu berupa sakit [lagi]. Dan sekarang ibu lagi ada di
Sanatorium Salatiga untuk pengobatan yang lebih maksimal. Disaat banyak orang
bilang kehidupan anak-anak ibu dan bapak sudah mentas, justru ibu sakit. Yes,
diabetes itu.... saya berharap kuasa Allah akan selalu memberikan yang terbaik
buat Ibu.
Bukan,
saya bukan pesimis mengenai ibu. tapi boleh kan anak bandel ini menyesali
kesalahan-kesalahannya. Boleh kan anak bandel ini berusaha menyenangkan hati
ibu dengan cara yang dirasa mampu. Saya memang nggak bisa menjanjikan materi
segepok buat ibu saya. Tapi melalui setiap doa yang saya ucapkan setiap waktu,
disitulah ada ketakutan dalam diri saya bahwa saya takut kehilangan.
Karena
beliau adalah surga saya bersama bapak, karena beliau adalah sumber segala
ridho dan restu untuk saya, karena beliau masih saya butuhkan sampai saya tua
nanti. Karena beliaulah yang akan selalu memarahi saya disaat saya malas masak
buat suami, disaat tumpukan setrikaan masih menggunung, disaat lantai belum
saya sapu dan pel. Dan dia masih saya nantikan untuk duduk di teras menyambut
kepulangan saya dan Intan dari sekolah setiap hari. (bentar atur emosi lagi..)
Iya,
saya takut kehilangan. Saya dan bapak pernah suatu sore menangis bersama di
teras karena kami takut kehilangan ibu terlebih mbak. Sebisa mungkin saat ini
kami menyenangkan hati ibu. Iya, kami tidak ingin surga itu hilang dari rumah. Karena
kami selalu ingin memandang wajah ibu. dan kalian tahu, saya selalu memantau
ibu dan memastikan bahwa ibu MASIH DAN SELALU BERNAFAS. Ini konyol memang, tapi
semua saya lakukan dan saya selalu meyakinkan diri saya bahwa everything will be fine.
Jadi ya, saya kurus bukan karena nggrantes
mikir apa, melainkan saya memikirkan ibu.. ibu dan ibu. Ya, karena sampai
kapanpun akan tetap ada pemandangan ibu bermain sama cucu-cucu ibu,
bercengkerama sama bapak di teras rumah, bahkan ibu akan melihat kesuksesan
anak-anaknya. Suatu saat ibu akan membaca ini bersama bapak, dalam kondisi
sehat, selalu bahagia dan yang pasti damainya surga akan selalu terasa dalam
rumah kami.
Mohon doa untuk ikhtiar dan
kesembuhan ibu ya... malam ini biarkan saya menangis sepuasnya setelah membaca
pesan dari mbak. besok, akan selalu ada kebahagiaan yang menyertai kami
sekeluarga. Sekali lagi.. doain ibu ya teman-teman. Makasih ^^
Jadi nggak perlu saya jelasin lagi kan
yah bagaimana cara kurus yang alami. Sebenarnya kurus itu nggak enak banget,
dan saya percaya bahwa akan kembali memel pada waktunya.
7 comments
BBku terus naik nih. Maklum, banyak makan, ngemil, dan cuek. Wkwkwkwk
ReplyDeleteYang sabar ya, Mbak. Semoga Ibu lekas pulih.
Ehm...Mbak Chela kayaknya lebih dekat sama bapak ya?
ReplyDeleteTak ada kata terlambat Mbak, mumpung ibu masih ada.
semoga ibu segera diberi kesehatan sama Allah yaa mbak... Aamiin
ReplyDeleteibu adalah bagian yang tak akan terpisahkan dalam arti kehidupan,,, semoga bahagiya selalu menyertaimu mom
ReplyDeleteBangga dong chel,udh ada si kecil badan ttp langsing...hehehe.
ReplyDeleteCepet sembuh njih buu,...aamiin
Bangga dong chel,udh ada si kecil badan ttp langsing...hehehe.
ReplyDeleteCepet sembuh njih buu,...aamiin
Cheil, moga ibu lekas sembuh ya. Biar bisa main sama intania lagi :)
ReplyDeleteSilahkan tinggalkan jejak di blog guru kecil ya. Mohon untuk tidak memberikan LINK HIDUP dalam kolom komentar. Jika memang ada,komen akan di hapus. Terimakasih;)