Hari Guru
Nasional sudah berlalu 2 hari yang lalu kan ya. Tapi kok atmosfernya masih
berasa aja sampai sekarang. Apa ini karena upacara peringatan Hari Guru
Nasional diundur besok Rabu? Hahaha. Entahlah, yang jelas di tanggal 25
November kemarin sebagai seorang guru (honorer) saya ngerasa bangga dan haru. Hari
dimana profesi saya lagi spesial banget, dapet ucapan dari berbagai pihak
sampai fesbuk aja ngucapin. Bahkan anak-anak di kelaspun juga ngucapin. Eleuh..eleuh...
Meskipun
pembelajaran berjalan seperti biasa, tapi ada yang spesial juga di Hari Guru
kemarin. Ketika saya secara tidak sengaja melontarkan ke anak-anak sebelum
ritual absensi pagi. “hari apa yo cah?”
ekspektasi saya akan di jawab hari Jumat, tapi ternyata anak-anak sangat kompak
menjawab “Hari Guru, buuuuuu!” trus
ada juga yang bilang “selamat hari guru
ya bu....” ea ea ea! Diucapin gitu aja hatiku girang. Gimana kalau ada kado
berupa mobil avanza ya? Hahaha.
Saya sih
ngaku sebagai guru yang ngabdi hampir 5 tahun ini banyak banget kekurangannya. Maka
dari itu saya meminta anak-anak untuk menuliskan apa yang mereka mau dari
gurunya ini. Jadi ceritanya saya mau kepo sama anak-anak tentang perasaan
mereka selama saya menjadi wali kelasnya. Jujur aje ye degdegan.. tapi apapun
penilaian anak-anak saya terima aja wes. Hahaha.
And here we go! Saya simpulin saja ya pendapat
yang sudah mereka tulis dan sukses bikin saya nyengir malu bahkan terharu. Hahaha.
Dan gak tau kenapa, kok mereka kompak
ya? Padahal mereka gak contekan. Hemm..
dari anak-anak |
PERTAMA
Anak-anak : SELAMAT
HARI GURU / HARI PGRI BU.....
Bu guru : Oke...
terimakasih anak-anakku.
KEDUA
Anak-anak : kami
minta maaf karena sering nakal sama bu Chela.
Bu guru : hem... baiklah dimaafkan ya anak-anakku.
KETIGA
Anak-anak :
terimakasih sudah memberi kami pelajaran, sudah bikin kami pandai dan sudah
menyayangi kami.
Bu guru : *spechless*
KEEMPAT
Anak-anak : saya mau
bu guru ...
1. Jangan terlambat
lagi kalau datang
2. jangan marah lagi
3. lebih rajin dalam memberikan kami pelajaran
4. bu guru rajin belajar biar kami makin pandai
Bu guru : *tutup
muka* oke, di poin pertama bu guru ngaku sering terlambat 5 bahkan 15 menit
dari bel. Hahaha... ketauan banget kalau guru telad----an. Poin kedua memang
saya sering marah karena kenalan mereka yang sering ramai dan berantem. Haduh ampun
sama anak-anak kelas 3 ini ya, energinya warbyasak. Di poin ketiga dan empat
rasanya mereka mau saya jadi mesin google hidup dehh. Hahaha..
KELIMA
Anak-anak: semoga bu Chela lebih rajin
mengajar kami, diberi kesehatan, semakin pandai, menjadi guru yang baik, bisa
memberi kami ilmu. Dan semoga menjadi ibu guru dan ibu yang baik untuk
anak-anakmu.
Bu guru : aamiin atas doa anak-anak. Semoga
saya diberi kesehatan untuk terus mendampingi kalian belajar. *mewek*
KEENAM
Anak-anak : kami janji gak akan nakal lagi,
gak akan ramai lagi, saat bu guru menerangkan kami akan memperhatikan, kami
akan menghargai bu Chela. Kami sayang bu guru.
Bu guru : olwrait,,,, ditepatin ya janji
yang udah kalian bikin. Biar bu guru gak kezel.
Sukses deh
malu dengan apa yang dimau anak-anak. Hahaha. Setelah sebelumnya mereka malu
dan takut untuk mengungkapkan isi hati, eh sekalinya keluar ternyata ada aja
ya. Etapi justru saya seneng karena dengan penilaian mereka saya bisa semacam
instrospeksi diri meskipun bisa dilakuin kapan aja. Tapi kebetulan momen Hari
Guru jadi ya pas dan lebih meresapi aja lah. Semoga kedepan saya sebagai guru
bisa lebih baik lagi dalam mendampingi anak-anak.
Lalu apa harapan saya di Hari Guru Nasional kali ini?
Berharap boleh
ya, sebagai manusia biasa yang kebetulan nyemplung dalam kerasnya dunia
pendidikan *halah* saya punya banyak banget harapan buat pemerintah khususnya. Dengan
harapan dunia pendidikan Indonesia bisa menjadi lebih baik lagi dan lebih ramah
anak. Oke harapan saya adalah :
1.
Perhatikan nasib
guru terutama honorer
Melalui blog ini mungkin saya bisa
menyuarakan bagaimana keluh kesah saya dan rekan guru honorer lainnya. Bagi kami
melihat teman guru PNS dan bersertifikasi itu ikut bahagia, tapi tidak
dipungkiri akan tetap ada jarak dan sekat diantara guru PNS dan Non PNS. Di poin
ini saya singgung soal kesejahteraan. Tak perlu juga saya beberkan berapa
nominal rata-rata guru Honorer tiap bulannya. Bahkan ada juga teman saya yang
gajian 3 bulan sekali. Sementara rekan kami mendapat gaji pokok lengkap dengan
tunjangan sertifikasi yang sekalinya keluar bisa dipakai buat beli Avanza
gresss. Iri? Silahkan nilai sendiri. Tapi saya sangat berharap pemerintah STOP beri mereka harapan-harapan palsu
diangkat PNS lah (yang pada akhrinya ada moratorium, APBD gak cukup buat gaji
PNS baru atau apalah apalah), dikasih kesra (yang tidak merata di semua guru)
lah, dan serentetan janji-janji lain. Coba deh kasih kami kesejahteraan upah
sesuai UMR Kabupaten atau dilebihin dikit. Bukankah kami juga punya keluarga
yang pada akhirnya harus kami hidupi tiap hari dan sekolahkan? Biaya sekolah
kan gak murah ya pak bu yang terhormat... kami bertugas mendidik anak-anak
orang, lantas apakah akan terjadi kita tidak bisa menyekolahkan anak-anak kami
setinggi-tingginya jika kami masih dengan upah yang “kurang manusiawi”. Maaf..
gak munafik, hidup itu ralistis bung!.
2.
Jika ada
tes CPNS berikan kami kemudahan
Iya, para golongan K2 yang
didominasi guru senior dan udah sepuh mengeluh bahwa mereka harus bersaing
dengan para fresh graduate yang
notabene otak mereka belum dipenuhi dengan harga bayam seikat, harga bawang
sekilo, harga bensin seliter, anak sakit, endebla..bla..bla.. setidaknya beri
keringanan entah di materi yang lebih friendly,
atau sekalian aja gak usah pakai tes. Enak? Kami juga maunya enak kok. Hahaha
3. Gak usah ada fullday
school
Ini sih memang masih pro kontra. Tapi
saya lebih memilih gak fullday school.
Karena saya punya anak yang memang butuh peran ibunya..serta ayah yang harus
melaksanakan kerja sampingan demi menghidupi keluarga.
4.
Hapus tunjangan
sertifikasi
Ea.. ea... yang udah nerima
sertifikasi paling gak mau kalau dihapus. Hahaha. Tapi bagi saya sih ini
semacam pemborosan. Padahal guru PNS dalam 1 sekolahan bisa dihitung jari,
sedangkan lainnya masih honorer. Daripada buat kasih sertifikasi mending buat
angkat PNS guru-guru honorer gitu. Kan cucok!
5.
Sering-sering
aja diadain guru pembelajar
Dengan adanya UKG kemarin meskipun
diawali dengan aneka macam nyinyiran, ternyata berbuah manis. Yaitu, teman saya
yang ikutan daring tatap muka maupun kombinasi dan bahkan online jadi makin
rajin belajar. Hore!!!
6.
Jangan gonta-ganti
kurikulum
Istilah ganti menteri ganti
kebijakan dan kurikulum ini lekat banget di Indonesia. Tidakkah mereka tau dan
sadar bahwa sebenarnya yang pontang-panting memenuhi aneka macam tuntutan
pemerintah adalah guru. Jika kurikulumnya bentar-bentar ganti gimana kami bisa
mapan dalam melaksanakan pembelajaran? Ada baiknya saya ini usul aja ya. Dimatangkan
dulu kurikulumnya seperti apa, buku penunjangnya, bahkan tenaga pendidiknya. Baru
dijalankan sepenuhnya jadi kami yang dilapangan gak kagok dan galau. Kalau kata
bapak saya memang dalam melihat hasil dari kurikulum yang berlaku butuh waktu
sekitar 10 tahun. Jadi please pak buk.... matengin dulu ya mau pakai KTSP atau
kurtilas. Kasihan anak-anak, saya sering menerima komentar kalau anak mereka
seperti objek percobaan. Duh...
Kebanyakan ya
harapan saya? Ah biar deh.. semoga apa yang sudah menjadi harapan saya bisa
sedikit diperhatikan oleh pemerintah. Tapi kembali lagi bahwa hidup adalah
pilihan, saya sering dengar saran untuk banting stir aja. Tapi entahlah, hati
kecil saya masih berat untuk meninggalkan profesi ini meskipun soal masa depan,
saya penuh dengan ketakutan. Dan saya hanya bisa berharap dan berdoa semoga
akan semakin lebih baik.. baik.. dan baik lagi.
Kepada bapak dan ibu guruku dulu, tiada lain yang bisa saya haturkan selain terimaksih untuk ilmu dan kasih sayangnya. Untuk para
guru di Indonesia... semangat mengabdi, mengajar, dan melukis masa depan
bersama anak-anak negeri ya!!!! Selamat Hari Guru Nasional.
"The best teachers are those who show you where to look, but don't tell ypu what to see." ~Alexander K. Tremfor~
11 comments
Selamat hari guru. Sesama honorer, beberapa poin di atas, setuju banget. Haha..
ReplyDeleteTp yang paling kerasa, ya jangan ganti2 kurikulum. Bukan cuma muridnya yg bingung, gurunya juga :)
Selamat hari guru buguru kecil^^
ReplyDelete2 sekolah terakhir tempat aku ngajar g bisa telat,pake finger print...telat semenit potong gaji 1000,ugh
selamat hari guru mb. setuju bgt dgn harapan bu guru pada poin 6. saya suka kasian liat guru anak2 yg kerap keteteran ngadepin keinginan menteri baru. jadi bagusnya memang dimatengin dulu kurikulumnya.
ReplyDeleteAku bisa mewek kalau diberi surat cinta seperti itu... Hiks...
ReplyDeleteSemoga harapanmu terkabul, Bu Guru Sayang
Selamat hari guru ya, maaf telat ngucapinnya, salut buat guru honorer yang bertahan, aku sempat jadi guru honorer setaun setengah, lalu resign karena capek dan tak cocok honornya abis buat ongkos anter jemput dan makan siang heuheu, makanya kalau ada guru honerer sabar banget pw diangkat jadi pns, aku salut banget deh
ReplyDeleteAahhh..selamat hari guru buat bu guru kecil, semoga makin selalu sukses ya guru2 di indonesia.
ReplyDeleteSemoga terwujud harapan2 guru..
Saat hari guru anakku juga bikin greeting card buat gurunya hehe
ReplyDeleteMet hari guru ya mbk :)
Apalagi kalau guru yayasan swasta kayak saya, ngenes...
ReplyDeleteHarapan saya sih setiap guru ada tunjangan tidak perlu harus sertifikasi
selamat Hari Guru ya Cheila, duuuh sampai harga bayam seikat dibawa bawa ya che. Tapi emang bener sich, guru yang sepuh, yang sudah banyak hal yang perlu dipikirkan.
ReplyDeleteselamat hari guru chei
ReplyDeletejadi gitu meski gaji kecil yg pnts ikhlas insya allah barokah dunia akhirat
ReplyDeletesalam kenal mbk. kita septofesi
Silahkan tinggalkan jejak di blog guru kecil ya. Mohon untuk tidak memberikan LINK HIDUP dalam kolom komentar. Jika memang ada,komen akan di hapus. Terimakasih;)