Antisipasi Demam Berdarah di Sekolah

By Chela Ribut Firmawati - August 25, 2016


pic source:google

Antisipasi Demam Berdarah di Sekolah-Kemarin selesai upacara 17an di lapangan desa Ngembak, saya dikejutkan dengan sebuah kabar kalau desa tempat saya mengajar sedang darurat demam berdarah. Kebetulan juga saya bertemu dengan petugas Puskesmas yang menyurvei rumah dimana terdapat penderita DB. Dalam satu lingkungan ada sekitar 5 anak positif kena DB. Dan kebetulan kelima anak itu murid sekolah saya. 


Kemudian saya teringat ketika salah seorang teman saya, Mbak Lianny saat itu anaknya yang bernama Mich sempat kena DB juga. Pokoknya sama penyakit yang disebabkan nyamuk Aides Aigepty ini saya serem sendiri. Apalagi lingkungan sekolah saya dekat dengan lokasi pembuangan akhir sampah. Kebayang donk gimana polusi udara saat musim penghujan datang. Bau sampah sampai ke sekolah, belum lagi limbah pabrik yang dibuang di sungai dekat sekolah. Haduh… bekerja dilingkupi lingkungan yang kurang sehat harus benar-benar hati-hati. 

Apalagi desa sekolah saya sudah positef endemic demam berdarah, jadilah kami pihak sekolah juga turut waspada untuk mengantisipasinya. Dan kebetulan salah seorang murid kelas 5 dari kemarin ijin, ternyata positif db namun tidak dibawa ke rumah sakit. Mengingat siklus penyakit ini seperti tapal kuda, memang sudah seharusnya mendapat penanganan dari rumah sakit. Tapi gak tau juga sih, mungkin karena keterbatasan biaya dari orang tua sehingga murid saya hanya mendapatkan rawat jalan. 

Jadi gimana donk biar aman? Memang sih himbauan untuk menjaga kesehatan selalu disampaikan kepala sekolah ketika upacara bendera. Tapi memang sudah seharusnya guru juga menginformasikan ketika di kelas. Gak cukup menginformasikan, anak-anak jauh lebih mengena jika kita memberikan contoh. Seperti :
·         Membawa lotion anti nyamuk ke sekolah
Jam beredar nyamuk Aides Aigepty itu pagi sekitar jam 9. Jam segitu anak-anak lagi asyik-asyiknya pelajaran. Biar aman dari gigitan nyamuk kami menyarankan mereka memakai lotion anti nyamuk bahkan membawa ke sekolah. Sekalian buat jaga-jaga.
·         Menjaga kebersihan sekolah
Sebenarnya ini tugas utama penjaga, tapi anak-anak dan semua warga sekolah harus ikut juga. Dengan menjaga kebersihan sekolah diharapkan selain lingkungan terlihat rapi juga nyamuk akan enggan datang karena rapi. Simple, buang sampah di tempat sampah, menimbun sampah yang bisa dijadikan pupuk. Tapi sayangnya pak penjaga sering membakar sampah di belakang sekolah. Jadilah asapnya bikin polusi. KZL.
·         Menciptakan sirkulasi udara yang baik
Biasanya ini ada di kelas paling pojok dimana udara lebih cenderung lembab dan kurang bagus sirkulasinya. Sudah jelas donk kalau sinar matahari kurang didapat dan udara lembab, nyamuk bakal seneng banget buat bersarang. Biasanya sih kelas akan saya buka semua jendelanya supaya udara jadi mudah untuk keluar masuk. Sekaligus menghindari adanya tumpukan buku atau kertas di pojokan.
·         Menanam tanaman penangkal nyamuk
Kalau cara ini sih lebih ke tradisional, jadi tanaman sereh yang dulu dibawa anak-anak kelas 4B ternyata termasuk sebagai tanaman yang bisa mengusir keberadaan nyamuk. Tanaman yang mirip dengan rumput gajah ini cukup mudah untuk dibudidaya. Nah, sebagai penangkal nyamuk kita cukup memotong halus daunnya sampai ke bagian pangkal batangnya. Nanti akan menghasilkan bau khas sereh dan bau itulah yang bikin nyamuk malas untuk mendekat. Potongan daun itu nanti cukup diletakkan dalam kain kasa dan ikat ujungnya, kemudian gantungkan di tempat atau sudut yang menjadi sarang nyamuk. Mudah kan….

Itu tadi beberapa cara yang kami lakukan untuk mengantisipasi demam berdarah. Selain dari keempat cara diatas, pihak desa sudah melaporkan kasus demam berdarah ini dan Alhamdulillah pagi tadi petugas dinas kesehatan melakukan fogging di desa Ngembak dan sekolah juga menjadi sasaran foging. Semoga akan kembali aman dan bebas dari demam berdarah deh.

  • Share:

You Might Also Like

3 comments

  1. Duh aku nggak mau kecolongan lagi sekarang. Kudu hati-hati nih kalo anak demam 3 hari nggak turun-turun. Bahaya banget soalnya ya.

    ReplyDelete
  2. waduh harus hati-hati dan siap siaga niih... :D

    ReplyDelete

Silahkan tinggalkan jejak di blog guru kecil ya. Mohon untuk tidak memberikan LINK HIDUP dalam kolom komentar. Jika memang ada,komen akan di hapus. Terimakasih;)