Ini Pendapat Saya Tentang Himbauan Mengantar Anak di #HariPertamaSekolah
By Chela Ribut Firmawati - July 28, 2016
pic sources: Kemdikbud RI |
Hari
pertama masuk sekolah untuk tahun ajaran 2016/2017 kali ini disambut euforia yang
sangat luar biasa oleh banyak kalangan. Orang tua, guru, bahkan muridnya
sendiri juga tampak bahagia. Bagaimana tidak, ketika Bapak Anies Baswedan
selaku mendikdas (sebelum reshuffle) menghimbau agar para orang tua
mengantarkan anak di hari pertama sekolahnya. Lini masa di tanggal 18 Juli 2016
begitu rame dengan status, upload foto, bahkan banyak kontes-kontes foto dengan
mengusung tema hari pertama masuk sekolah.
Kalau
saya sih hari pertama masuk kerja donk pastinya. Anak-anak masuk sekolah bu
guru juga masuk kerja. Setelah malam sebelumnya sibuk mempersiapkan untuk di
hari pertama kerja, paginya saya terlambat 5 menit sampai di sekolah. Saya percaya,
jauh-jauh hari anak-anak juga mempersiapan keperluan mereka di tahun ajaran
baru. Dan luar biasa penuh area lapangan dengan parkiran motor tak beraturan
dari para orang tua murid. Tidak seperti biasanya, tahun ini rasanya semakin
banyak orang tua yang dating ke sekolah mengantarkan ananda di hari pertama
masuk sekolah. Seneng? Pastinya! Sebagai guru saya melihat beberapa hal yang
mungkin dalam kacamata saya ada banyak kemajuan terutama di lingkungan sekolah saya.
Banyak
sekali background keluarga di lingkungan sekolah saya, yang orang tuanya
merantau, ibunya jadi TKI, bahkan yang hanya tinggal bersama neneknya juga ada.
Jadi tidak heran jika saya menemui wajah baru para orang tua selain orang tua
siswa kelas satu. Dari pengamatan saya tentu ada nilai positif keberadaan orang
tua murid di sekolah kami. Diantaranya :
·
Lebih mengenal
dekat dengan lingkungan sekolah
Seperti yang sudah saya katakan
diatas, tidak semua anak tinggal bersama orang tuanya. Ketika orang tua ikut
mengantarkan anaknya, mereka akan mengenal bagaimana lingkungan sekolah anaknya
selama ini. Mengenal guru yang akan mendampingi selama setahun kedepan dan
suasana baru sekolah karena kondisi sekolah kami pasca regrouping tahun
kemarin.
·
Meningkatnya
kepercayaan orang tua dengan sekolah
Terbilang sekolah saya banyak guru
muda dan baru yang masih kinyis-kinyis *ehem*. Tapi beberapa kali saya terlibat
obrolan dengan warga sekitar, ternyata tidak sedikit yang meragukan kemampuan
para guru junior dibanding senior. Sungguh ini menyakitkan kaum muda *halagh*. Dengan
adanya himbauan Mendikdas ini setidaknya jika masih ada orang tua yang
meragukan para guru junior bias untuk berkonsultasi dengan kepala sekolah. Atau
jauh lebih bagus ketika langsung dialog degan guru yang bersangkutan. Biasanya ketika
dialog sudah terjadi, endingnya akan ada kalimat “saya titip anak saya ya buk,
mohon dibimbing dengan baik. Mau diapain aja terserah ibu.” Hyah….
·
Bisa
membuat perjanjian antara orang tua dan guru
Kemarin marak kasus guru yang
dilaporkan bahkan dipenjarain sama murid sendiri. Gak menutup kemungkinan
seperti itu terjadi di sekolah desa. Biasanya orang tua akan berpesan ke
gurunya, bahkan saya mendapati curhatan guru lain yang udah diwanti-wanti agar
anaknya jangan diapa-apain. Seperti jangan dimarahin ya bu anak saya, nanti
kalau gak mau nulis bilang ke saya ya bu, atau kalau orang tuanya masuk dalam
kategori pasrah banget akan bilang udah mau di jewer atau apa monggo aja bu . hahaha..
gak da hitam diatas putih bukan jadi masalah, yang penting diiyain aja orang
tua udah bahagia.
Kalau ketemu orang tua yang kritis
bagaimana? Hemm.. sepengalaman saya sih hp akan ramai dengan sms yang isinya
mulai dari aduan, pesan untuk ananda, sampai curhatan juga ada. Tapi justru
saya menikmati karena itu artinya orang tua peduli dengan anaknya di sekolah.
·
Meningkatnya
kesadaran orang tua tentang pentingnya pendidikan terutama pendidikan dasar
I’m sorry
to say lingkungan sekolah kami termasuk lingkungan yang cukup rendah
tingkat kesadaran pendidikan. Bisa sekolah saja sudah bagus, bahkan tak sedikit
orang tua yang cuek dengan pendidikan anaknya. Padahal mutiara-mutiara itu sebenarnya
banyak, tapi dukungan orang tualah yang justru menghambat. Dengan adanya
himbauan bapak Mendikdas dan bertambahnya kuantitas orang tua yang dating di
hari pertama sekolah kemarin menunjukkan bahwa mereka mulai sadar dan peduli
dengan pendidikan anaknya. Sebagai guru sih kami gak terlalu muluk-muluk orang
tua harus andil banget sampai ke dalam lingkungan sekolah, tapi ketika mereka
peduli, mendukung ananda, memfasilitasi meskipun penuh keterbatasan, bahkan mendukung
sepenuhnya untuk meningkatkan minat dan bakat saya rasa sangat bagus. Bukan hanya
bias nyinyir aja yang seperti selama ini sering kami dapatkan. Guru juga
manusia tentu banyak juga kekurangannya.
Keempat hal diatas murni kacamata
saya sebagai guru di daerah pedesaan. Yang jelas saya sangat berterimakasih
ketika himbauan Mendikdas banyak dilaksanakan oleh para orang tua. Itu artinya
mereka ikut membangun energi positif dan keceriaan sang anak yang biasanya hari
pertama masuk sekolah diliputi rasa takut, malas, bahkan sampai ada yang mogok.
Masa pengenalan sekolah akan menjadi satu hal yang menyenangkan dan berkesan
apalagi jika mereka melihat senyum orang tua para pengantar di depan gerbang
sekolah atau depan pintu kelas.
Oiya, selain himbauan Mendikdas
memang sudah membudaya banget para orang tua ikut andil dalam mencarikan bangku
terdepan di kelas. Siapa yang cepat dia yang dapat dan biasanya anak yang
diantar orang tua lah yang “menang” dengan bangku yang udah di booking terlebih
dahulu. Padahal nanti juga gurunya bakal ngacak tempat duduk mereka lagi. Hahaha…
Serunya hari pertama masuk sekolah, meskipun Mendikdas sudah ganti saya
berharap akan menjadi sebuah budaya baru mengantarkan anak sekolah di hari
pertamanya.
Apa
sih yang bikin kita bahagia di saat melihat mereka melambaikan tangan masuk
gerbang sekolah? Yeps… senyum bahagia mereka berbalut seragam sekolah!
*IMHO.. jika tidak ada yang
sependapat dengan saya, maaf ya. Yuk kita share di kolom komentar.*
3 comments
jadi semacam booster semangat buat anak2 dan buat sayanya juga sih.
ReplyDeleteMereka ternyata mengingatnya hingga di hari pertama tahun berikutnya lhoo
antara guru dan wali murid memang diharapkan ada komunikasi, sekedar mengetahui perkembangan anak selama diajar oleh guru ybs. Selain tentunya ada buku penghubung antara ortu dan wali murid, diharapkan juga ada tatap muka, tidak usah terlalu sering, setiap pembagian rapot juga tdk apa2, kalo menurut saya :) dan saya sangat setuju anjuran pak anis bahwa antar anak di hari pertama masuk sekolahnya, supaya ortu/yg mewakili tau kondisi sekolah anaknya
ReplyDeleteDi sini aku tiap hari antar anak-anak solah Cheila. Sambil jalan dari rumah, menikmati pagi. Kalau di Indonesia ngg tau deh bagaimana aturnya.. Solalnya maceeet
ReplyDeleteSilahkan tinggalkan jejak di blog guru kecil ya. Mohon untuk tidak memberikan LINK HIDUP dalam kolom komentar. Jika memang ada,komen akan di hapus. Terimakasih;)