Pemimpin yang Menginspirasi Saya

By Chela Ribut Firmawati - February 12, 2016

with bu yun
Selain bapak dan ibu saya juga memiliki sosok yang menginspirasi saya untuk tetap bertahan di dunia pendidikan. Beliau ini adalah wanita yang sangat baik hati memberikan saya kesempatan untuk bisa merasakan suka dukanya ngajar anak-anak SD. Mungkin kalau dulu saya gak bertemu dengan beliau, saya gak jadi bu guru sampai saat ini. Dan beliaulah sosok yang saya idolakan sampai sekarang. 


Namanya adalah D. Sri Wahyuni, S.Pd. M.Pd. kepala sekolah yang dulu meminta saya untuk ngajar di sekolahnya. Baru masa pengenalan selama sebulan sekolah dapat jatah penempatan PNS baru dan langsung dua orang, alhasil saya jadi nganggur di sekolah. karena merasa gak enak hati saya memutuskan untuk sementara mencari sekolah lain. Disaat saya mendapatkan sekolah baru ternyata sekolah yang saya tinggalkan kembali mengalami kekurangan tenaga pengajar karena gurunya diangkat sebagai kepala sekolah. dengan baiknya bu Yun yang biasa saya sapa “menawari” lagi saya untuk kembali ke sekolah awal dimana di sekolah baru saya juga mengalami ketidakjelasan status.

Lantas saya tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan yang beliau berikan. Satu pesan beliau yang saya ingat sampai sekarang adalah “sama halnya kamu menggarami lautan yang sudah asin. jika kamu tidak memulai menjadikan lautan itu menjadi asin, kapan kamu belajar? Jauh lebih banyak pengalamanmu kembali di sekolah lama meskipun di desa daripada kamu hanya “mengikuti” kemampuan anak sekolah kota yang notabene sudah dibekali dengan pendidikan luar sekolah. bukankah sebuah tantangan itu sangat bagus untuk proses belajar apalagi kamu guru pemula?”

Dan akhirnya saya kembali ke sekolah yang beliau pimpin. Menjadi anak buahnya selama kurang lebih 3 tahun itu rasanya seperti sekolah itu adalah nomor dua selain rumah. Kepemimpinan beliau itu bisa diibaratkan kasih sayang ibu terhadap anaknya. Beliau memang lembut, bijaksana,tanggung jawab  sebenarnya cenderung tegas dan galak tetapi bisa mengemas kegalakan itu menjadi lebih elegan, dan yang pasti beliau professional. Beliau bisa menjadi seorang pemimpin, seorang ibu, dan bahkan seorang teman curhat. Apalagi membina saya yang cenderung memiliki idealism tinggi dan ceplas-ceplos. Bukan perkara mudah membuat saya bisa nurut keatasan, tetapi beliau berhasil “menguasai” diri saya. Kurang hebat apa coba sosok bu Yun ini.

Selain cakap dalam kepemimpinannya dengan pola asah, asih dan asuh, beliau ini juga sosok multitalent yang mahir dalam urusan menyanyi. Kebetulan saya dulu jadi musuh bebuyutan muridnya dalam lomba macapat yang diadakan setiap jelang hardiknas. Dan dengan beliaulah kemampuan saya nembang macapat bisa terasah lagi. Beliau ini juga pernah meraih juara satu pesinden di kecamatan Purwodadi dalam rangka lomba karawitan instansi pendidikan. Makanya dengan kemampuan beliau inilah beliau dikenal dimana-mana.

Tak banyak kata yang beliau ucapkan untuk rekan kerjanya. Seperti pepatah satu teladan jauh lebih bagus daripada seribu nasehat. Dalam hal apapun beliau selalu memberikan contoh yang tujuannya agar anak buahnya meniru, mulai dari hadir tepat waktu, kerapian dalam penampilan, tanggung jawab dalam tugas keseharian guru, bahkan prestasi diluar sekolah yang memang menjadikannya pribadi yang dikenal namun tidak menjadikan beliau sombong.

Meskipun saat ini beliau bukan lagi kepala sekolah saya, perhatian dan kasihnya masih saja saya rasakan. Apalagi ketika anak buah bandel macam saya ini cerita dengan memblenya itu, pasti akan ada kalimat-kalimat penyemangat yang bikin saya semakin semangat untuk bekerja dan meniru prestasi dia (suatu hari nanti). Dan salah satu alasan saya untuk tetap bertahan meskipun masih seorang guru honorer adalah nasehat beliau juga bahwa bekerjalah dengan hati maka rejeki akan mengikuti.

Karena saya mengidolakan beliau, saya juga pengen kasih kaos buat Bu Yun. Kenapa kaos? Karena saya selalu lihat Bu Yun ini berpakaian resmi, pengen juga melihatnya dengan pakaian santai gitu. Nah biar kekinian juga pengennya saya kasih kaos gurita yang udah terkenal banget di seantero Bandung. Tau kan pastinya kaos gurita ituh, yang guritanya bisa ngomong apalagi ngegombal. Outlet resmi kaos gurita itu ada di jalan Karapitan 89 Bandung. Saya kenal kaos gurita itu waktu para blogger pada rame-rame pakai kaos bertuliskan "Sumpah aku ini Blogger" dan karena gak mau ketinggalan juga waktu BN 2014 kemaren saya ikutan beli itu kaos. Guritanya ini lucu banget, jaman sekarang ada gurita pinter merangkai kata-kata lucu loh, bahkan nyidir-nyindir juga. Makanya karena saya pengen kasi hadiah buat bu Yun, pilihan saya jatuh di kaos keren ini. Biar guritanya melanglang buana sampai ke Purwodadi. Siapa tau juga kan outlet kaos gurita bisa ikutan buka di Purwodadi. Bukan hanya kaos, gurita ini hadir juga dalam tas, topi, dan juga pin yang semuanya imut.
me, kaos gurita, and suep

Orang memang tidak akan pernah mengingat seberapa cepat kita bekerja, tetapi orang akan mengingat seberapa baiknya kita dan bermanfaatnya kita untuk orang lain. Semoga kelak saya bisa menjadi sosok inspiratif seperti Bu Yun dan saya berdoa semoga karier Bu Yun terus meningkat. Aamiin. Dan semoga keberadaan kaos gurita akan tetap eksis ye. Biar para blogger Indonesia semakin kece. Bukan cuma blogger, usul juga donk guritanya gombalin para guru di Indonesia. Biar makin semangat gitu deh. 
  





  • Share:

You Might Also Like

6 comments

  1. Amiinn... Hebat bu Yun, sehat selalu nggih...

    ReplyDelete
  2. Nasihat yang bijak.
    Belajar bisa di mana- mana, kepada siapa, dan dengan metode apapun.
    Salam hangat dari Jombang

    ReplyDelete
  3. Evi doakan Bu Guru Kecil bisa segera seperti Bu Yun :)

    ReplyDelete
  4. Nasihatnya makjleb ya. Sukses ya, Chel :)

    ReplyDelete
  5. Guruku Pahlawanku hehehehe. Oh ya itu BN yang di maksud BN 2013 di Jogja kan?

    ReplyDelete

Silahkan tinggalkan jejak di blog guru kecil ya. Mohon untuk tidak memberikan LINK HIDUP dalam kolom komentar. Jika memang ada,komen akan di hapus. Terimakasih;)