Apa sih yang kita cari ketika mengikuti sebuah
perlombaan? Klise kalau dijawab mau cari pengalaman. Pastinya kalau ikut lomba
pengennya menang,kan? Saya juga gitu soalnya. Kalau kalah pasti ada perasaan
kecewa di hati, tapi harus disadari bahwa mengikuti lomba memang ada yang
menang dan kalah. Kalau grogi itu pasti, saya aja suka grogi kalau lihat
saingannya. Nah apalagi murid, mewakili sekolah di ajang lomba olimpiade Sains
Nasional. Selain untuk menunjukan sejauh mana pemahaman mereka dalam mapel IPA
dan matematika, juga sebagai ajang pertaruhan kerja keras guru. Bisa
dibayangkan gimana pusingnya dalam pendampingan sebelum lomba.
Sayangnya sekolah kami belum berkesempatan (lagi) bisa
lolos sepuluh besar. Di tahun 2013 kemarin padahal SD kami bisa menduduki
peringkat 7 se kecamatan, tapi sekarang mengalami penurunan. Mungkin bu guru
lelah. Yang lebih mengejutkan lagi juara dari tiap mapel juga benar-benar gak
bisa diprediksi. Bisa jadi SD kota menjadi langganan juara, tapi bisa juga SD
desa menduduki peringkat atas.
SD saya mendapatkan hasil yang belum seperti bu kepala
sekolah harapakan, tetapi lewat kegiatan pendampingan lomba seperti kemarin itu
saya banyak belajar dari para guru senior. Katanya malu bertanya sesat di
jalan, nah saya nanya dan sharing sama guru di sekolah lain yang langganan
juara. Beberapa factor pendukung yang saya simpulkan diantaranya:
1. Si anak itu sendiri
Ini faktor yang paling dasar sebenarnya bahwa kecerdasan dari si anak menjadi
faktor penentu. Dengan basic si anak yang mampu menguasai salah satu mapel atau
memiliki kecerdasan lainnya akan memudahkan guru dalam menuntun dan membekali
materi untuk lomba. Anak suka music ajak mereka lomba music, anak suka
berhitung ajak lomba matematika, anak pandai berbahasa ajak lomba mapel Bahasa
Indonesia, dll.
2. Jiwa kompetisi
Kembali lagi ini ada di dalam diri anak. Jika memang anak memiliki jiwa
kompetisi maka dengan segenap usahanya akan memberikan yang terbaik.
Selain itu didukung juga dari semangat guru pendamping bahkan orang tua.
3. Dril soal latihan
Sebagai pembekalan sudah pastinya guru melakukan dril soal kisi-kisi lomba.
Bisa dikondisikan dengan si anak mau dilatih setiap hari atau seminggu tiga
kali yang jelas drill soal latihan ini sangat perlu untuk memberikan gambaran
ke si anak sebelum berlomba.
4. Dukungan orang tua
Setiap orang tua pasti akan senang jika anaknya terpilih mewakili sekolah untuk
lomba. Keberhasilan anak selain dari faktor internal juga dari eksternal. Jika
orang tua tidak mendukung mana bisa si anak melangkah untuk menjadi juara.
5. Jangan nyinyir tapi wajib mendukung
Ini nih yang bisa jadi semacam budaya. Nggampangke dan nyinyir, belum-belum
udah pesimis "halah palingan juga gak dapat juara. Palingan yang menang
juga SD kota." Saya sering menjumpai seperti itu dan rasanya pengen marah
cantik gitu. Bukanya didukung malah nyinyir, nanti kalau juara ikut seneng juga
kan? Sebagai guru pendamping yang dibutuhkan adalah dukungan. Jika dirasa gak
bisa membantu dalam memberikan drill soal paling tidak cukuplah membantu dalam
pencarian soal-soal latihan. Atau pompom semangat juga udah makasih banget.
6. Kerjasama
Akan menjadi satu team yang hebat jika ada kerja sama antar guru. Makanya jangan
nyinyir dulu dan jangan iren tugas. Bukan tugasku kok jadi ya ngapain
susah-susah ngajarin. Fyuh...... guru lhooo....
7. Usaha dan Doa
Ketika kita sudah berusaha, harus ingat dan wajib adalah berdoa. Karena segala
sesuatunya wajib kita meminta kepada Tuhan untuk menyertai perjalanan usaha
kami. Ngajar tenang, anak-anak siap deh berlomba. Sertakan hasilnya kepada
Tuhan.
Dari ketujuh hal yang saya sebutkan diatas yang paling
utama adalah dari pribadi anak sendiri terutama dalam factor kecerdasan. Jika memang
anak mampu untuk bertanding maka sebaiknya tuntun dan persiapkan mereka. Ingat sebagai
guru maupun orang tua jangan menuntut anak untuk menang terlebih dulu, tetapi
wajib kita bangun rasa percaya diri dan jiwa kompetisi secara sportif. Kalau anak
menang itu adalah hadiah indah dari usahanya. Dan jangan memaksakan kehendak
kita ke anak (ini PR saya sebagai orang tua baru). Biarkan mereka berkembang
secara alami dan sesuai dengan usianya.
So bapak ibu guru, semangat yuk!
2 comments
Pertanyaannya, bagaimana mengasah jiwa kompetisi anak?
ReplyDeleteSering diikutsertakan lomba aja mbak...atau kalau ga kita ajak buat game2 kecil dirumah.selain itu kita bisa semacam cuci otak anak pakai nasihat2 gt.
DeleteSilahkan tinggalkan jejak di blog guru kecil ya. Mohon untuk tidak memberikan LINK HIDUP dalam kolom komentar. Jika memang ada,komen akan di hapus. Terimakasih;)