Beruntungnya ngajar anak desa itu adalah saya bisa melihat kebahagiaan mereka yang natural. Bermain di luar ruangan, berteman dengan matahari, kejar-kejaran habis itu aroma keringat yang khas memenuhi ruangan kelas, bahkan teriakan-teriakan heboh yang bikin gempar. Rasanya kehidupan mereka yang paling susah itu adalah hafalan perkalian. Bahkan dengan lancarnya mereka bercerita serunya main di lumpur, mandi di sungai yang airnya dipakai buat irigasi sawah, bahkan berlari mengejar ular yang kebetulan lewat di halaman sekolah mereka aja berani.
Soal gadget bagi mereka adalah barang yang sangat mewah. Umumnya mereka menumpang handphone orang tuanya. Itupun sekedar buat main game atau mendengar musik. Bagi para orang tua bisa membiayai mereka sekolah itu hal yang penting, dan bisa kasih uang saku tiap hari juga sudah bahagia. Walaupun diatara mereka ada yang udah punya hp bagus sendiri, sih. Itupun bisa dihitung pakai jari.
Mereka bahagia dengan permainan yang sangat sederhana. Pecahan genting aja bisa jadi objek mainan. Buat anak perempuan pecahan genteng tadi mereka jadikan alat untuk main "Bom-Bom an". Jadi mereka mengambil 10 genting kecil-kecil, kemudian menyiapkan arenanya berupa bidang berbentuk persegi (biasanya mereka memanfaatkan lantai yang berkeramik). Permainannya dimulai dengan hompimpa, siapa yang menang dia yang duluan untuk menyebar ke sepuluh genting tadi. Jika ada yang keluar arena akan menjadi bom nya. Nah tugas dari anak yang belum mendapat giliran main adalah meletakkan bom tadi di sela-sela genting lainnya. Nanti kalau si pemain mengambil genting bom tadi permainannya berakhir dan digantikan pemain yang lain. Game dari permainan ini adalah duapuluh lima point.
Sedangkan permainan lainya dengan pecahan genting adalah "Bok-Bok an". Permainan ini bisa dimainkan anak laki-laki maupun perempuan. Permainan ini ada dua kubu yang masing-masing harus punya anggota kelompok. Peralatannya cukup pakai pecahan genting sebanyak sepuluh dan bola, bisa bola tenis atau bola sepak plastik. Cara bermainnya kalau salah satu anggota regu bisa menjatuhkan tumpukan genteng maka regu lain yang jaga. Kemudian regu yang jaga iti harus mengejar regu yang menjatuhkan gening tadi sambil mencari kesempatan untuk bisa menyusun genting itu lagi.kalau disaat mereka belum berhasil menyusun genting tetapi sudah di bok sama yang jaga jadilah mereka kalah. Untuk permainan ini lebih menyita tenag karena harus kejar-kejaran. Di permainan ini dibutuhkan kerjasama dan ketangkasan di tiap anggotanya.
Sekalipun permainan anak-anak saya ini sederhana banget tapi wajah mereka nunjukin kebahagiaan yang gak bisa saya gambarkan. Kebahagiaan masa kecil yang gak bisa mereka beli, dan saya yakin dibalik permainan anak desa selalu ada manfaat yang positif. Ada kerjasama, sportifitas, bahkan kreatifitas. Hehehe... seru khan? Saya jadi ingat masa kecil saya dulu.xixixixi. Atau mau coba gabung sama anak-anak saya? Hyuukkk..........
10 comments
Aaaah jadi kangen masa keciiiil. Anak2ku mana kenal mainan2 kayak gini. Ya walaupun aku juga baru tau mainan dari pecahan genteng gini, tapi intinya main sama temen2 di luar rumah, itu seruuuu! Mudah2an anak2ku bisa segera ngerasain jua serunya main sama temen2 tetangga rumah nanti. :)))
ReplyDeleteSaya baru pindah ke DKI Jakarta, di sini (di sekolah barunya anak-anak) masih memainkan permainan jaman dulu, main benteng, petak umpet, dan sepak bola, anak-anak kelihatan gembira sekali berada di sekolah. Saya juga senang lihatnya, nggak apa-apa baju dan sepatunya setiap hari kotor yang penting mereka happy :)
ReplyDeletepecahan genting permainan kecilku dulu, skrg masih ada sih yg mainin tapi sdh amat jarang dan gak ngetrend
ReplyDeleteMainanku waktu kecil ini bu....
ReplyDeletemainan ini seruu, hehe. kadang sama temen sampe rebutan pecahan yang paling bagus yang mana. wekeke
ReplyDeleteMainan masa kecil memang menyenangkan. Nggak pakai gadget juga udah seruuu
ReplyDeletecheee...dulu waktu aku kecil aku pakai pecahan genting untuk main taplak hehehe..seruuu
ReplyDeletejadi teringat masa kecilku hehe
ReplyDeleteIni permainan tempo dulu nih. Tahun 80 -90an
ReplyDelete.. kalo gak salah namanya bola gebok kalo yg bok-bokan itu kalo di jakarta. Sedangkan yg satu lagi namanya tak kadal.
Aku kenapa ngga kenal sama mainan inii? Padahal aku hidup di desa. :D
ReplyDeleteAku maiann pakai genting tuh cuma yang sawah2an. Gentingnya buat gaco. :D
Silahkan tinggalkan jejak di blog guru kecil ya. Mohon untuk tidak memberikan LINK HIDUP dalam kolom komentar. Jika memang ada,komen akan di hapus. Terimakasih;)