Jalan sehat dimulai |
Dalam rangka hari ulang tahun PGRI
yang ke 70 dan menyambut hari guru nasional nanti tanggal 25 November, kemarin
hari sabtu diadakan yang namanya jalan sehat. Peserta yang mengikuti jalan
sehat ini adalah seluruh guru dari PAUD –SMA ditambah instansi dinas
pendidikan. Kebayang kan bagaimana ramainya alun-alun, udah kayak demo guru
honorer kemarin itu deh. Karena ini semacam hajatan buat para guru jadinya
sayang banget kalau dilewatkan. Secara kan hiburan tersendiri, karena untuk ada
acara seperti ini juga jarang banget apalagi buat yang non PNS. Guru juga
manusia jadi ada kalanya bosen dan hiburan bagi para guru ya acara diluar
sekolah itu.
Jalan sehat ini memang seperti
acara jalan sehat pada umumnya. Undangan yang sempat molor ini akhirnya start
jam setengah 8 pagi dan dibuka oleh Pak Icek selaku wakil bupati Kab. Grobogan.
Rutenya pun juga nggak jauh-jauh banget lah tapi lumayan bikin kaki njarem plus
pegel-pegel. Ditambah lagi banyak doorprize yang sudah disediakan oleh panitia,
dan sarapan gratis dengan menu nasi pecel khas orang Purwodadi. Sensasi kemruyukan
inilah yang bikin seporsi nasi pecel masih kurang kenyang buat saya.
Biar tambah ramai seperti biasa ada
solo organt plus penyanyi yang aduhai cantiknya. Seperti biasa selain ajang
bertemu guru seantero kabupaten, ada juga nih yang PD menyumbangkan suaranya
meskipun antara nada dan suara gak sinkron. Nadanya dimana suaranya dimana,
tapi heran saya kok ya PD abis. Hahaha… Hiburan ini diselang-seling dengan
pembagian doorprize yang mana kupon saya ini gak pernah kesebut nomornya. Padahal
hadiah utama berupa kulkas dan TV LED jadi incaran saya. Memang belum rejeki
kali ya. Ada juga sambutan dari pak Icek Baskoro yang akan maju di pilkada
tanggal 9 Desember nanti. Ah pak, kampanye ya? xixixixixi
Ada yang beda nih, dimana ada
penampilan khusus dari anak-anak difabel penyandang tuna rungu yang bisa menari
tarian merak. Mereka adalah siswa dari SLB PGRI yang baru berdiri di Purwodadi.
Sekolah yang menangani siswa tuna rungu, tuna grahita, dan autis ini memiliki
10 siswa dan 20 pengajar. Jujur saja melihat anak-anak tuna rungu bisa menari
tarian merak bikin saya merinding, saya acungkan jempol untuk pengajarnya yang
selama 4-5 bulan mengajari mereka menari. Hebatnya lagi tiap gerakan sekalipun
tingkat keluwesannya masih jauh dari sempurna itu pas banget dengan irama
musiknya. Dari penampilan mereka inilah mampu menyedot perhatian para peserta
jalan sehat. Karena penasaran bagaimana cara mereka belajar menari, ternyata di
depan panggung pentas berdiri seorang ibu guru dengan memberikan kode atau
aba-aba berupa gerakan tangan kepada para penari merak itu. Disini ada haru dan
syukur yang bikin saya gak bisa bilang apa-apa selain Tuhan maha adil, dan
dibalik keterbatasan mereka ada kelebihan yang bisa mereka tunjukkan untuk
orang lain. Dan jujur sekali nih menohok saya sebagai guru, menangani murid
yang normal saja masih suka ngeluh gimana kalau dapat murid yang berkebutuhan
khusus. Salut buat gurunya deh.
Selamat ulang tahun yang ke 70
Persatuan Guru Republik Indonesia, semoga guru-guru di Indonesia semakin Berjaya
dan sejahtera baik PNS maupun non PNS. Dan saya sendiri memiliki harapan bahwa guru
jangan hanya berorientasi untuk mengejar tunjangan sertifikasi, tetapi melayani
para generasi penerus bangsa adalah PR besar bagi perubahan di Indonesia. Yuk
ah semangat!!!! Semoga berkah selalu menyertai kita para guru muda maupun
senior di Indonesia.
0 comments
Silahkan tinggalkan jejak di blog guru kecil ya. Mohon untuk tidak memberikan LINK HIDUP dalam kolom komentar. Jika memang ada,komen akan di hapus. Terimakasih;)