Masih dalam suasana cuti nih,
ternyata anak-anakku baru mid semester ganjil. Keasyikan sama Intania jadi saya
benar-benar mengabaikan urusan sekolah. Hahaha.. jangan ditiru deh bu guru yang
satu ini. Kebetulan kemarin salah seorang orang tua murid datang ke rumah saya.
Seperti biasa menanyakan soal-soal latihan ke saya, kebetulan juga anaknya
memang les privat di rumah. Karena saya tidak ada persiapan jadilah si ibu
pulang dengan tangan kosong.
Saya paham kekawatiran si ibu itu
dan bahkan orang tua murid lainnya. Menjelang ujian biasanya orang tua yang
akan lebih worry ketimbang si anak. Saya aja jadi guru kadang suka heran kenapa
anak-anak jauh lebih santai menghadapi ujian sedangkan gurunya bisa dibilang
kelimpungan. Takut kalau materi belum matang buat diajarkan lah, takut si anak
nanti gak bisa ngerjain lah, takut hasilnya jelek lah. Kekhawatiran seorang guru
umumnya hampir sama dengan orang tua. Tapi di satu sisi disinilah peran guru
juga harus bisa memberikan konseling selain ke anak juga ke orang tua. Yang
perlu digaris bawahi disini perang orang tua memang dibutuhkan demi
keberhasilan anak.
Ditengah bayangan kekawatiran orang
tua, disini saya akan membagikan tips yang biasa saya lakukan menjelang
anak-anak ujian. Ya hitung-hitung sebagai bekal mereka dan menghindarkan anak
dari rasa grogi dan stress jelang ujian. Disimak ya :
- Ulangi materi pelajaran
Sekedar mengulangi ternyata bisa
membantu anak dalam mengingat materi yang sudah lewat. Baca, baca dan baca, itu
yang saya tekankan ke anak. Saya selalu berpesan kalau pulang sekolah setelah
makan paling tidak 2 lembar mengulangi pelajaran yang sudah diajarkan. Bisa
juga sebelum memulai pelajaran anak disuruh membaca dulu materinya. Baru
setelah itu menggunakan metode tanya jawab untuk mengulang materi. Tak jarang
disini anak banyak yang lupa, tapi dengan adanya sesi tanya jawab secara tidak
langsung mereka akan mencari-cari jawaban di materi yang sedang diingat. Orang tua juga bisa membantu memberikan tanya jawab disela-sela mereka bermain atau sekedar bersantai. Satu atau dua pertanyaan jika itu sering nantinya anak terbantu dalam mengingat materi. Untuk soal tanya jawab bisa juga orang tua mencontek buku pelajaran anak.xixixixi...
- Drill soal latihan
Mengandalkan arsip soal ujian
tahun-tahun sebelumnya bisa jadi satu solusi untuk membekali anak ujian. Nilai
baiknya adalah mereka memiliki gambaran “Oh kira-kira model soal seperti ini”,
dan bagi guru memudahkan untuk mengulang materi yang kemungkinan akan muncul di
tes nantinya. Saya yakin dengan belajar arsip soal sebelumnya anak bisa lebih
siap dalam menghadapi ujian.
- Jangan berorientasi dengan hasil
Jujur ini yang salah dimata saya
ketika banyak orang tua dan guru berorientasi pada hasil akhir. Umumnya yang
saya temui dari orang tua anak didik saya banyak yang memarahi anak ketika
nilainya jelek. Sebagai guru juga saya menyadari kalau hasil mereka dibawah KKM
saya kecewa. Padahal kita tidak bisa menyamaratakan
tingkatan pemahaman setiap anak. Kembali lagi kalau hasil ujian anak-anak jelek
yang penting mereka paham konsep dan alur pengerjaannya itu sudah cukup bagi
saya.
Ketiga tips diatas saya rasa perlu
orang tua coba terapkan. Sekolah bukan satu-satunya sarana anak mendapatkan
ilmu, jadi saya merasa sensi setiap kali masih banyak orang tua yang kurang
peduli dengan kebutuhan anaknya di sekolah. Yang jelas tetap berfikir positif
bahwa anak bisa menghadapi ujian, tetap mendampingi anak saat belajar dirumah, menyiapkan sarapan atau sekedar membekali anak
dengan susu dan roti juga bisa bikin anak tenang tanpa harus memikirkan jajanan
disekolah. Dan sedikit pesan bagi para orang tua, berkonsultasi dengan guru
kelas itu perlu sekalipun lewat sms atau bahkan bertemu guru meskipun beberapa
menit jadi orang tua bisa mengerti sejauh mana perkembangan anaknya di sekolah.
Yuk, sebisa mungkin bikin anak
rileks menjelang ujian. Dampingi mereka belajar dan biarkan mereka berfikir dan
mengekspolre kemampuan dan pemahamannya. Seperti kata senior saya Pakdhe
Cholik, anak tetaplah anak jadi biarkan mereka berkembang tanpa harus dibayangi
dengan tuntutan dan keinginan para orang tua. Jika mereka rileks mengerjakan
ujian saya yakin hasil baik akan mengikuti, dan siapkan juga reward buat mereka
sekalipun pujian, pelukan hangat bahkan hadiah keren seperti sepatu sampai sepeda baru. Yang penting orang
tua happy anak juga happy.
14 comments
Kebanyakan ortu dari anak les sy juga gitu Mbak. Sibuk banget kalo udah deket ulangan. Habis ulangan, kalo hasil kurang bagus, si anak siap diomeli, hickzz
ReplyDeleteKalau seperti itu kasihan anak2 kan yaa
DeleteHadiah sepeda baru itu sesuatu bnget utk anak.
ReplyDeleteyg ke 3 itu kadang saya juga seperti itu lo mbak...ternyata itu ga bagus ya buat anak mksh tipsna
ReplyDeletetipsnya bagus bgt mba...reward penting juga sbg penghargaan atas usaha keras anak ...
ReplyDeletewahhh memang rewards itu memotivasi anak banget mba ! hehe suka baca blognya hehe thank you for the tips
ReplyDeletepastinya ya mbak ada reward bikin semangat membaja untuk mengukir prestasi apalagi saat menghadapi ujian :)
ReplyDeleteAnak2 seneng lho dapat reward meskipun reward sederhana misalnya dibeliin es krim. Dulu waktu kls 5 SD, ada guru yg ngasih reward muridnya bakso di kantin sekolah kalo nilai ul dapat 100. Anakku pernah, ulangan dapat 100 trus ditraktir bakso di kantin, senengnya :D
ReplyDeleteModel soalnya ngga jauh beda dg soal tahun sbelumnya ya, Mbak.
ReplyDeleteSalam sayang buat Intaniaaaa. . .mumumuah
dulu waktu masih ujian di sekolah, aku selalu ngerjaiin soal soal latihan dari buku-buku, sekarang enak, mungkin internet bisa membantu ya Che
ReplyDeletetipsnya boleh juga nih :)
ReplyDeleteterimakasih tipsnya
ReplyDeleteketiga cara itu sering aku lakukan
ReplyDeletesangat bagus ya buat anak, makasih ya tipsnya
ReplyDeleteSilahkan tinggalkan jejak di blog guru kecil ya. Mohon untuk tidak memberikan LINK HIDUP dalam kolom komentar. Jika memang ada,komen akan di hapus. Terimakasih;)