Jagung Bakar Alun-Alun

By Chela Ribut Firmawati - October 26, 2015


jagung bakar
Dulu saya kurang suka banget sama cemilan yang satu ini. Eh bisa dibilang cemilan ga sih? Tapi ternyata suami suka banget, katanya sih cemilan merakyat dan murah. Kalau lagi pas jalan-jalan satu cemilan yang dicari sih ya cuma itu aja. Biasanya ciri dar penjualnya itu masang satu lampu sentir atau lampu minyak. Jadi kalau dari kejauhan bisa dipastikan oh itu penjual jagung bakar. 


Pastinya tau banget ya sama jagung bakar. Cemilan yang gampang banget ditemui diberbagai tempat. Alun-alun kota, pasar sampai mangkal di pertigaan atau perempatan jalan. Dan ternyata jagung bakar ini banyak peminatnya mulai dari yang muda sampai tua. Bahkan dulu sempat ngidam juga buat makan jagung bakar. 

Kemarin sih ceritanya quality time gitu. Seperti biasa si papa ngajak mampir di tempat jagung bakar langganan di Alun-alun purwodadi. Tepatnya nih ya di bawah pohon mindhik depan pendopo kabupaten. Si ibu penjual memang udah hapal sama saya dan papa, begitupun sama jagung yang biasa kami pesan. Ada dua pilihan yaitu jagung biasa dan jagung manis. Selain itu bisa juga jagungnya dikasih rasa seperti rasa asin dan pedas. Favorit saya ya jagung manis bakar rasa pedas asin. Kalau papa ya jagung bakar biasa alias original. 

Soal harga jagung bakar standar pada umumnya ya. Dua ribu rupiah untuk jagung bakar biasa, sedangkan limaribu rupiah untuk jagung bakar manis. Sekalipun dikasih rasa pedas atau asin harga tetap sama kok. Sebagai pelengkapnya bisa juga pesan segelas es teh karena si ibu juga melayani pesanan minuman. 

Kalau dibandingkan antara jagung bakar biasa dengan jagung bakar manis, dari segi rasapun beda. Jagung bakar biasa memiliki rasa yang mendekati hambar tapi masih ada manisnya sedikit, kalau jagung bakar manis cenderung manis. Udah gitu dari segi keramahan di gigi jagung bakar biasa jauh lebih alot alias atos (sampai rahang jadi pegel dan gigi jadi bekerja lebih keras untuk melunakkan biji jagung). Jagung bakar manis jauh lebih empuk biji-biji jagungnya. Makanya semalem dapet jagung bakar biasa jadi susah payah habisinnya. 

Sensasi dari menikmati cemilan jagung bakar ini adalah kita harus hati-hati kali aja pada nyempil di gigi. Kalau orang jawa bilang bethithinya (kulit tipis yang menutupi biji jagung) nylilit. Ini juga ga cocok buat kalian yang berfigi jarang atau sela gigi lebar jadi susah nanti bersihinnya. Belum lagi kalau ada item-item yang nempel di gigi. Bikin senyum lebih bervariasi. Hahaha... kalau mau aman dari sensasi diatas bisa kok milih diserut jagungnya. Tapi disini gak ada penjual jagung bakar yang melayani jagungnya diserut. 

Ya sudah, nongkrong kan ga harus di cafe terus kan ya. Nikmatin suasana malam sambil pacaran di bawah pohon mindhik dan ditemani cemilan. jagung bakar juga sudah syahdu banget walaupun kepikiran anak dirumah. Hahaha.... yuk ngejagung bareng!!!

  • Share:

You Might Also Like

2 comments

  1. Iyah! Makan jagung bakar pasti ngga lepas dari bijinya nyantol di gigi, tapi kalo uda ngerasain nikmatnya, rela juga deh kudu berjuang bersihin gigi, hihihi

    ReplyDelete
  2. Akuh sukanya yang rasa pedas, Kaak. Mau, dong. :D

    ReplyDelete

Silahkan tinggalkan jejak di blog guru kecil ya. Mohon untuk tidak memberikan LINK HIDUP dalam kolom komentar. Jika memang ada,komen akan di hapus. Terimakasih;)