Batik adalah satu dari khasanah
budaya Indonesia. Seperti yang kita tahu bahwa batik yang dulu hanya identik
dengan orang tua kini sudah meluas sampai ke kalangan muda. Yang dulunya Cuma dikenal
di beberapa daerah tertentu kini batik jauh lebih mendunia. Bahkan sekarang ini
banyak banget ragam batik yang semakin hari semakin bermunculan, ditambah lagi
model mengkreasikan batik kini juga sangat beragam.
Tentunya sebagai masyarakat
Indonesia saya juga bangga dengan batik. Ini terbukti dari koleksi baju batik
yang mendominasi di lemari saya maupun suami saya. Memang sih sebagai guru
diwajibkan untuk mengenakan batik sebagai symbol identitas daerah. Tapi di sisi
lain batik yang selama ini lekat sebagai seragam, juga menemani perjalanan
saya. Perjalanan di acara resmi baik di sekolah maupun luar sekolah atau bahkan
ke acara- acara lainnya.
saat mengajar |
Saya sangat berbangga hati
ketika batik menemani perjalanan saya dalam mencerdaskan anak bangsa. Yap,
karena memang ada aturan untuk memakai batik setiap hari selasa, jumat dan
sabtu. Sebenarnya tidak hanya dituntut untuk sekedar memakai dengan model baju
yang beragam. Batik ternyata juga masuk dalam kajian kurikulum mengenai ragam
motif dan asal daerahnya , melalui batik yang saya kenakan paling tidak dapat
memberikan satu contoh nyata bahwa motif batik itu berasal dari bermacam-macam
daerah termasuk dari Kabupaten Grobogan. Bahkan disaat upacara peringatan hari nasional
dan upacara rutin tanggal 17, diwajibkan untuk menggunakan pakaian korpri yang
mana pakaian ini juga memiliki motif batik.
kondangan |
diklat dengan batik Tegal |
Bukan hanya menemani perjalanan
saya mengajar di sekolah, batik juga saya kenakan ketika menghadiri acara resmi
seperti kondangan ataupun diklat. Ya, tampil dengan menggunakan batik menambah
kadar kepercayaan diri dalam diri saya. Saya bocorin ya rahasia saya, pertemuan
pertama sama suami itu ketika kita sama-sama memakai batik dan kami tampak
kelihatan lebih tua dari umur kita. Hahaha… Pernah juga batik ini menemani saya
ketika perjalanan menyusuri Jogjakarta dalam event Blogger nusantara. Dalam
event tersebut saya sempatkan untuk hunting batik di sepanjang Malioboro yang
mana banyak banget penjual kain batik dan dikemas dalam berbagai macam barang.
Ada baju, tas, dompet, bahkan daster yang jadi favorit ibu-ibu.
Batik Tegal di nikahanku |
Koleksi batik saya beragam sih. Ada
batik Pekalongan, batik Tegal, dan Sasirangan. Bahkan batik yang masih berwujud
kain dengan motif Bali masih menunggu antrian untuk dibawa ke penjahit. Pilihan
saya kalau untuk batik lebih ke warna yang gonjreng. Batik gak melulu warna
gelap kan ya, kalaupun saya dapet batik warna gelap biasanya saya kombinasikan
dengan warna terang. Pilihan kain yang beragam menentukan harga dari kain
batik, semakin bagus kualitasnya juga semakin mahal harganya. Semakin sulit motifnya, semakin mahal juga harganya.
ijab |
Oh ya saya memiliki satu
kain batik yang bagi saya memiliki nilai historis yang sangat berarti banget.
Ketika saya bersama ibu, bapak dan si papa yang saat itu masih berstatus calon
suami pergi ke Pasar Klewer. Menyusuri tiap los dan memilih berbagai kain jarik
untuk ijab qobul. Dari berbagai macam pilihan motif yang ditawarkan, pilihan
jatuh ke jarik dengan motif Wahyu Tumurun. Bagi saya itu adalah kain batik
termahal yang saya punya bahkan untuk mendapatkan kain batik itu saya dan ibu
menghampiri lebih dari sepuluh kios dan gak ada yang nyangkut dihati selain
motif dan harga tentunya. Barulah di kios terkahir ini saya menemukan kain jarik Wahyu Tumurun dan dengan harga yang masih dibilang mahal bagi saya. Hahaha… Sekarang kain
jarik termahal saya saat ini disimpan bapak, takutnya kalau saya rubah jadi dress atau baju, Bahkan sering dipakai bapak untuk
MC. Biasalah MC kondang rasanya kurang afdol kalau gak pakai beskap dan jarik. Wekekeke…
Postingan ini diikutsertakan dalam kompetisi blog #KainDanPerjalanan yang diselenggarakan Wego
7 comments
Iyaaa, batikk mah selalu kerennn, apalagi dibuat pernikahannn hihiih
ReplyDeleteOm saya kalo tidur sering pake celana batik *gaadayangnanyapun
ReplyDeletebatik memang gak pernah mati gaya ya :)
ReplyDeletepaling seneng dastet batik, adem :D
ReplyDeleteAku terpesona sama dandanan ijabnya, itu jariknya batik yaa
ReplyDeleteKeceee banget batik2nya. Ini bakal juara nih :)
ReplyDeletebukanbocahbiasa(dot)com
Batik.emang keren san.oke.di segala suasana
ReplyDeleteSilahkan tinggalkan jejak di blog guru kecil ya. Mohon untuk tidak memberikan LINK HIDUP dalam kolom komentar. Jika memang ada,komen akan di hapus. Terimakasih;)