Anak Pertamaku Bernama Intania

By Chela Ribut Firmawati - September 21, 2015

Sabtu pagi setelah mendengarkan drama persalinan normal pasien sebelah (saya bermalam diruang persalinan lengkap dengan alat CTG di perut) tiba-tiba dokter Anita menghapiri saya. "Gimana kabarnya? Udah balik normal lagi kan denyut jantun bayinya. Puasa ya nanti jam 8 pagi kita persiapan operasi. Ini saya tak pulang dulu mandi dulu", mungkin beliau paham dengan wajah tegang saya. Sebelum meninggalkan saya dan papa beliau berpesan "gak usah takut, dijalani saja." Duh....


Oke sambil menunggu persiapan operasi saya sempatkan menelfon kepala sekolah saya untuk minta ijin dan minta doa. Karena ini tanpa ada persiapan apa-apa, bahkan ijin cuti pun saya belum minta ke kepala sekolah. Jujur aja tegang karena pengalaman pertama, buat menghilangkan ketegangan saya alihkan perhatian saya ke handphone. Baca-baca notif grup yang segabreg, bbm an sama beberapa teman dan yang pasti dalam hati sambil wiridan. Oke, persiapan dimulai. Suster yang galak itu mengintruksi buat segera ganti baju operasi lalu dipasang kateter. Jangan tanya gimana rasanya dipasang kateter. PEDIH!!!

Bapak yang dari tadi terlihat gelisah seperti biasa tanpa banyak omong cuma pesen "yang berani ya, nduk". Bahkan sebelum ranjang pasien dibawa ke ruang operasi saya sempatkan buat minta maaf ke ibu. Ini drama banget waktu itu. Dan papa terlihat gelisah aja sambil mata berkaca-kaca. Tepat jam 10 pagi saya memasuki ruang operasi.


Memasuki ruang operasi rasanya kayak masuk goa. Serem banget. Sebelum pintu ditutup papa cuma berpesan "Ma, berani ya..." saya cuma senyum tapi dalam hati "kamu gak tau aku takut banget, pa". Untungnya gak mewek, etapi begitu dicek lagi tensi dan sebagainya sama perawat sampai jempol dikasih alat apa itu namanya saya juga gak paham. Tensi saya begitu memasuki ruang operasi 140/80. "Tegang ya bu?" Saya cuma senyum pedih aja. 

Rasanya lamaaa banget nunggu segera tindakan. Sementara saya mencoba rileks dengan beradaptasi diruangan operasi, eh itu team dokter sama perawat malah santai aja. Saya sih mikirnya "nyawa pak buk nyawa...." lah mereka malah asik becandaan. Haha... bahkan saya malah diajak becanda sambil menunggu dokter anestesi dan dokter kandungan. Pukul 10.45 dokter anestesi mengintruksi untuk menyuntikkan obat bius di tulang belakang . Habis itu saya ngrasa kaki kayak ilang."Anestesi ini efeknya kaki seolah-olah hilang. Efek lain mual, muntah, bahkan sesak nafas. Nanti bilang aja kalau merasa diantara salah tiga itu ya". Belum juga menyampaikan efek yang saya rasakan justru saya malah liyer-liyer. Hahaha...

Satu asisten dokter (kebetulan teman bapak) yang berada disebelah saya memonitor keadaan saya. Telinga merekam suara alat-alat medis dan obrolan para dokter. Tapi dari perut sampai kaki saya gak merasa apa-apa. "Bu, bentar lagi bayinya keluar" saya diem sambil mewek haru. Dan disusul tangisan anak saya dokter kandungan saya bilang "selamat ya...cewek". Ah.... saya cuma bisa mewek aja. Tepat pukul 11.05 bayi saya lahir. Dan saat itu saya jadi ibu.

Sayangnya saya tidak berkesempatan melihat bayi saya sesaat setelah diangkat dari rahim saya. Selang 15menit bidan menghampiri saya dan berkata "selamat buk, ini bayi ibu." Cuma sebentar tapi ketika saya cium pipinya dia masih terasa dingin. Ah..anakku....kamu cantik. Alhamdulillah ya Allah.

Oke, saya perkenalkan bayi yang selama ini sungsang dan gak mau liatin wajahnya sekalipun ke mamah papahnya. Alhamdulillah lahir sehat, selamat dan sempurna. 
Intania sama kembaranya :D

Intania Kirana Widiawati
2600gram
45cm
SC
Dr. Anita Ratna Damayanti, S.Pog


Alhamdulillah, alhamdulillah, alhamdulillah....


Saya tidak bisa berkata apa-apa selain air mata haru dan bahagia. Semoga kelak anak perempuan kami ini akan menjadi permata yang indah dan elok untuk dirinya dan kami selaku orang tuanya. Begitupun mbah koko yang meminta bayi kecil mungil ini diberi nama Intan. Seiring doa selalu mbah koko, mbah uti, yayi, dan koko sertakan buat Intan, cucu ke empatnya.


Sekarang, guru kecil punya anggota baru lagi dikeluarga. Kira-kira setelah punya Intan masih pantes di panggil guru kecil nggak ya? Hahaha...
my everything

Intaniaku.....selamat datang didunia ya nak....

  • Share:

You Might Also Like

9 comments

  1. Hai fotokopi dari bu guru kecil :)
    Sehat selalu ya.
    Aih mbak, pipinya balapan sama dek Intan.

    ReplyDelete
  2. Aamiin...
    Terharu baca ini,doain aku ya bugulu...
    Semoga Intania menjadi anak yang solehah aamiin..

    ReplyDelete
  3. Intaaaaaan.... cantik banget kamu nak kayak tante pungki wkwkwkwk :*

    ReplyDelete
  4. Intan...smg jd anak sholehah ya...sehat sehat ya bugurcil...:)

    ReplyDelete
  5. Ibu Guru udah dewasa skrg, ya. Bhahaaha

    Selamat datang Intan cantiiiik. . .mumumuaaaach!

    ReplyDelete
  6. Salam kenal dari Bintang, intania lucu deh...

    Best regard,
    Adi Pradana

    ReplyDelete
  7. Selamat ya bu guru. Ayo bu guru semangat gemukkin intania dgn asi

    ReplyDelete
  8. Semoga jadi anak yg sholihah dan jadi kebanggaan keluarga yaa mbak :))

    ReplyDelete
  9. halo Intan cantik selamat datang di dunia :) sehat selalu ya

    ReplyDelete

Silahkan tinggalkan jejak di blog guru kecil ya. Mohon untuk tidak memberikan LINK HIDUP dalam kolom komentar. Jika memang ada,komen akan di hapus. Terimakasih;)