Pagi itu matahari masih terlampau
jauh untuk menampakkan sinarnya. Ayam jantan juga masih terlelap dalam
peraduannya, bahkan rasanya keheningan dan damainya sang malam terasa begitu
singkat. Dewi malam mengintip malu dari balik genting kaca. Terlelap dalam mimpi
dan belaian malaikat malam serasa sekejap aku terbuai dalam alam mimpi.
Seseorang membangunkanku, bahkan
aku terdengar sayup sedikit riuh dari balik kamarku. “Bangun, Nok. Cepet mandi!”. Mata yang masih
ingin terpejam dan dingin yang menusuk tulang seolah menggelayuti diri ini. Kembali
suara terdengar suara seseorang membangunkan aku, dengan sedikit kesal pelan
aku membuka mata. “jam berapa ini?” tanyaku dengan suara parau khas orang
bangun tidur. “jam tiga pagi, seperti janji mamah akan kesini jam tiga pagi!”
tegasnya.
Dengan teramat buru-buru dan sedikit keberanian aku pun melawan dinginnya air pagi itu. Suara gigi bergemerutuk dan
kulit yang terasa kaku karena dingin tak tertahankan saat itu tak aku rasakan.
Ah, mamah sudah menunggu di kamar! batinku. Dan mandi diawal pagi saat itu adalah hari dimana
penantian panjang ini akan berlabuh. Tanpa menunggu lama, mamah menjalankan
tugasnya dengan cekatan. Begitulah mamah yang aku kenal memang seorang yang
sangat professional.
“Jam tujuh pas acara dimulai!”
mamah mengingatkanku. Maksud hati aku ingin menepis segala rasa yang berkecamuk
dalam hatiku saat itu. Entah, apakah ini gejolak cinta yang sebenarnya? Ternyata
mamah sadar dengan kegelisahanku. “sudah tenang saja, rasanya
jelas beda kok!”tapi tetap saja, maksud hati ingin tenang tetapi yang ada hati
semakin nggak karuan.
Aku sudah sampai di depan rumah, sayang.
Sebuah bbm yang kala itu mungkin
aku nantikan. Dan tak berselang lama, dia datang dengan pakaian serba putih. Ah…
dia tampan sekali, batinku saat itu. Hanya sebuah senyuman yang bisa aku
berikan kepadanya dimana pada waktu itu juga mamah memenuhi panggilan dari luar
kamar dan mengajakku beserta dia untuk segera bertemu dengan Bapak dan ibuku.
Sebuah meja lengkap dengan kursi
tertata rapi, tak sedikit pula orang yang memenuhi ruangan itu. Termasuk mereka
orang tua dan teman-temannya. Dua orang sudah menanti lengkap dengan berkas
tertumpuk di meja, Bapak yang sudah menanti diantara dua kursi yang kosong,
serta mas Ipar dan salah seorang temannya duduk di sisi kiriku.
Dag..dig..dug.. perasaan semakin
nggak karuan. Ada haru yang menyeruak di dada, ada bahagia yang ingin aku
bagikan ke khalayak. Tapi, rasa canggung itu mendominasi diriku saat itu. Saat dimana
aku dipersilahkan memohon ijin kepada bapak, saat itulah air mata menetes
dengan sendirinya. (kali ini harus berhenti untuk beberapa saat menahan air
mata agar tidak keluar). Dengan restunya, Beliau bapakku tercinta menyerahkan
sepenuhnya kepada lelaki berbadan gemuk itu untuk menikahkanku dengan dia, yang
biasa aku panggil Mas!
Ikrar ijab terucap lancar dari
bibirnya, rasa lega seketika itu terpancar dari sebuah senyuman yang
tersungging dariku dan dia. Saat itu… kamu adalah suamiku. Disaksikan dan
didengarkan olehNya, malaikatpun ikut mendoakan kita, orang tua, sanak saudara,
bahkan mamah pagi itu menyaksikan sebuah prosesi dimana aku resmi dipersunting
Mas. Mana pernah aku membayangkan
sebelumnya bahwa ternyata hatiku berlabuh padamu, Mas? Ah, itulah rahasia indah
dariNya!!! Dengan teramat bahagia, hari itu aku menjadi milikmu dan kamu
menjadi milikku. Seutuhnya!
191214 |
Inilah cinta, cinta pertamaku
yang disaksikan oleh seluruh semesta. Tuhan, malaikat, orang tua, saudara semua
mengamininya. Ya, terkesan klise tapi memang inilah cinta pertamaku yang aku persembahkan
untuk suamiku. Aku tak peduli sudah seberapa lama perjalanan cintaku menjajaki
waktu demi waktu dalam masa pencarian. Semuanya berhenti di kamu, Mas. Lelaki berhidung
mancung dan berkulit bersih inilah yang kini mengisi hari-hariku. Bagiku sebuah
halaman dalam jilid baru buku kehidupan pelan tapi pasti aku isi kisahku dengan
Mas. Manis, pahit, sedih, bahagia itulah kehidupan. Dan Alhamdulillah… Tuhan
mempercayai kami dengan adanya calon bayi dalam rahimku ini.
Subhanallah… Nikmat Tuhan mana
yang engkau dustakan??? Bahkan sekarang cinta pertamaku semakin bertambah,
untuk suamiku dan calon anakku. Doakan kami… karena perahu kehidupan rumah tangga
telah kami mulai. Bismillah..kami bisa!! Insyaallah ^_^
Note : mamah (panggilan untuk seorang
ibu angkat dan juru rias yang memang sudah akrab dengan aku)
9 comments
Wawww cinta pertama dan terakhir yaaa? ;)
ReplyDeleteWaa... Ini cinta pertama yg paling romantis. Barakallah yaa... :)
ReplyDeleteaiih... cantiknya mak... :)
ReplyDeleteMasya Allah cantiknya.....Baarokalloh bugulu,semoga bahagia dunia akhirat aamiin
ReplyDeleteSehat selaluuuu bumillll 😘😘😘😘😘😘
ReplyDeleteSemoga selalu bahagia, panjang umur yaa mak dan sehat dikehamilannya lancar sampai persalinannya aamiin
ReplyDeleteSemoga pernikahannya langgeng, menjadi keluarga samara. Aamiin.
ReplyDeleteSemoga selalu diberikan keberkahan dan limpahan cinta yang tiada henti2nya... Amiien...
ReplyDeletecinta pertama yang langsung berlabuh...selamaat :)
ReplyDeleteSilahkan tinggalkan jejak di blog guru kecil ya. Mohon untuk tidak memberikan LINK HIDUP dalam kolom komentar. Jika memang ada,komen akan di hapus. Terimakasih;)