Cinta Pertama Itu...

By Chela Ribut Firmawati - February 26, 2015

Pagi itu matahari masih terlampau jauh untuk menampakkan sinarnya. Ayam jantan juga masih terlelap dalam peraduannya, bahkan rasanya keheningan dan damainya sang malam terasa begitu singkat. Dewi malam mengintip malu dari balik genting kaca. Terlelap dalam mimpi dan belaian malaikat malam serasa sekejap aku terbuai dalam alam mimpi.


Seseorang membangunkanku, bahkan aku terdengar sayup sedikit riuh dari balik kamarku.  “Bangun, Nok. Cepet mandi!”. Mata yang masih ingin terpejam dan dingin yang menusuk tulang seolah menggelayuti diri ini. Kembali suara terdengar suara seseorang membangunkan aku, dengan sedikit kesal pelan aku membuka mata. “jam berapa ini?” tanyaku dengan suara parau khas orang bangun tidur. “jam tiga pagi, seperti janji mamah akan kesini jam tiga pagi!” tegasnya.

Dengan teramat buru-buru dan sedikit keberanian aku pun melawan dinginnya air pagi itu. Suara gigi bergemerutuk dan kulit yang terasa kaku karena dingin tak tertahankan saat itu tak aku rasakan. Ah, mamah sudah menunggu di kamar! batinku.  Dan mandi diawal pagi  saat itu adalah hari dimana penantian panjang ini akan berlabuh. Tanpa menunggu lama, mamah menjalankan tugasnya dengan cekatan. Begitulah mamah yang aku kenal memang seorang yang sangat professional.

“Jam tujuh pas acara dimulai!” mamah mengingatkanku. Maksud hati aku ingin menepis segala rasa yang berkecamuk dalam hatiku saat itu. Entah, apakah ini gejolak cinta yang sebenarnya? Ternyata mamah sadar  dengan  kegelisahanku. “sudah tenang saja, rasanya jelas beda kok!”tapi tetap saja, maksud hati ingin tenang tetapi yang ada hati semakin nggak karuan.

Aku sudah sampai di depan rumah, sayang.

Sebuah bbm yang kala itu mungkin aku nantikan. Dan tak berselang lama, dia datang dengan pakaian serba putih. Ah… dia tampan sekali, batinku saat itu. Hanya sebuah senyuman yang bisa aku berikan kepadanya dimana pada waktu itu juga mamah memenuhi panggilan dari luar kamar dan mengajakku beserta dia untuk segera bertemu dengan Bapak dan ibuku.

Sebuah meja lengkap dengan kursi tertata rapi, tak sedikit pula orang yang memenuhi ruangan itu. Termasuk mereka orang tua dan teman-temannya. Dua orang sudah menanti lengkap dengan berkas tertumpuk di meja, Bapak yang sudah menanti diantara dua kursi yang kosong, serta mas Ipar dan salah seorang temannya duduk di sisi kiriku.

Dag..dig..dug.. perasaan semakin nggak karuan. Ada haru yang menyeruak di dada, ada bahagia yang ingin aku bagikan ke khalayak. Tapi, rasa canggung itu mendominasi diriku saat itu. Saat dimana aku dipersilahkan memohon ijin kepada bapak, saat itulah air mata menetes dengan sendirinya. (kali ini harus berhenti untuk beberapa saat menahan air mata agar tidak keluar). Dengan restunya, Beliau bapakku tercinta menyerahkan sepenuhnya kepada lelaki berbadan gemuk itu untuk menikahkanku dengan dia, yang biasa aku panggil Mas!

Ikrar ijab terucap lancar dari bibirnya, rasa lega seketika itu terpancar dari sebuah senyuman yang tersungging dariku dan dia. Saat itu… kamu adalah suamiku. Disaksikan dan didengarkan olehNya, malaikatpun ikut mendoakan kita, orang tua, sanak saudara, bahkan mamah pagi itu menyaksikan sebuah prosesi dimana aku resmi dipersunting Mas.  Mana pernah aku membayangkan sebelumnya bahwa ternyata hatiku berlabuh padamu, Mas? Ah, itulah rahasia indah dariNya!!! Dengan teramat bahagia, hari itu aku menjadi milikmu dan kamu menjadi milikku. Seutuhnya!
191214

Inilah cinta, cinta pertamaku yang disaksikan oleh seluruh semesta. Tuhan, malaikat, orang tua, saudara semua mengamininya. Ya, terkesan klise tapi memang inilah cinta pertamaku yang aku persembahkan untuk suamiku. Aku tak peduli sudah seberapa lama perjalanan cintaku menjajaki waktu demi waktu dalam masa pencarian. Semuanya berhenti di kamu, Mas. Lelaki berhidung mancung dan berkulit bersih inilah yang kini mengisi hari-hariku. Bagiku sebuah halaman dalam jilid baru buku kehidupan pelan tapi pasti aku isi kisahku dengan Mas. Manis, pahit, sedih, bahagia itulah kehidupan. Dan Alhamdulillah… Tuhan mempercayai kami dengan adanya calon bayi dalam rahimku ini.

Subhanallah… Nikmat Tuhan mana yang engkau dustakan??? Bahkan sekarang cinta pertamaku semakin bertambah, untuk suamiku dan calon anakku. Doakan kami… karena perahu kehidupan rumah tangga telah kami mulai. Bismillah..kami bisa!! Insyaallah ^_^





Note : mamah (panggilan untuk seorang ibu angkat dan juru rias yang memang sudah akrab dengan aku)







  • Share:

You Might Also Like

9 comments

  1. Wawww cinta pertama dan terakhir yaaa? ;)

    ReplyDelete
  2. Waa... Ini cinta pertama yg paling romantis. Barakallah yaa... :)

    ReplyDelete
  3. Masya Allah cantiknya.....Baarokalloh bugulu,semoga bahagia dunia akhirat aamiin

    ReplyDelete
  4. Sehat selaluuuu bumillll 😘😘😘😘😘😘

    ReplyDelete
  5. Semoga selalu bahagia, panjang umur yaa mak dan sehat dikehamilannya lancar sampai persalinannya aamiin

    ReplyDelete
  6. Semoga pernikahannya langgeng, menjadi keluarga samara. Aamiin.

    ReplyDelete
  7. Semoga selalu diberikan keberkahan dan limpahan cinta yang tiada henti2nya... Amiien...

    ReplyDelete
  8. cinta pertama yang langsung berlabuh...selamaat :)

    ReplyDelete

Silahkan tinggalkan jejak di blog guru kecil ya. Mohon untuk tidak memberikan LINK HIDUP dalam kolom komentar. Jika memang ada,komen akan di hapus. Terimakasih;)