bokeh di gerobag wedang ronde |
Aku kembali menyelami lembaran
memori di otak yang sudah ku tutup, dan aku membukanya. Waktu itu, kita dan
teman-teman sedang bersama merayakan hari kelahiranku. Sebuah kado terindah
yang benar-benar manis itu memang sengaja bapak ibu berikan ditambah dengan
kesediaanmu menghabiskan waktu bersamaku, hari itu di ulang tahunku.
Kita, berjalan menyusuri keramaian
jalanan itu. Jalanan yang tak pernah sepi dari aktifitas manusia. Banyak pula
yang dijajakan orang disana dan banyak pulang yang terpikat untuk membawanya
sebagai buah tangan. Bahkan, tenda lesehan berjajar di sepanjang jalan itu.
Satu tenda kita datangi dan disitulah kita masih bersama teman-teman mengobati
cancing-cacing diperut yang sudah berteriak kelaparan.
Jemarimu menggenggam tanganku,
langkah kaki yang seiring ditambah dengan syahdunya malam itu. Sengaja kita
habiskan terpisah dari teman-teman karena aku berkata “aku ingin menikmati
suasana ini berdua denganmu” dan kamu pun menjawab “akan kita ulangi lagi
suasana ini setelah kita menikah”. Ah… rasanya aku seperti terbang menembus
langit ke tujuh. Rayuan atau janji? Entah…
Aku dan kamu mungkin sepakat, bahwa
kota ini memang pantas untuk dirindukan. Kotanya, suasananya, keramahan
penduduknya, kulinernya, romantismenya, musisi jalanannya. Ah… mungkin saat itu aku terbuai dengan cintamu,
sudah aku kunjungi tempat itu berkali-kali tapi tetap aku selalu rindu untuk
datang dan datang lagi.
Suatu saat aku mengunjungi tempat
itu lagi, sendiri? Ah tidak, aku bersama temanku. Kembali menyusuri dan
membelah keramaian aktifitas manusia di tempat itu. Tanpa kamu. Tanpa genggaman
tanganmu, tanpa langkah kakimu yang mengiringiku. Masih sangat jelas diingatan,
bahwa kita pernah meninggalkan jejak kaki kita disini, melukis kenangan manis
di tempat ini saat usiaku genap 24 tahun, dan diatas jejak kaki yang tertinggal
disana itulah ada janji kita untuk kembali mengunjungi tempat ini suatu hari
nanti. Dan waktu menjawab bahwa kita tidak akan lagi datang ke tempat ini
bersama.
Tapi satu hal, tempat ini memang
pantas dirindukan… keramaiannya, musisi jalanannya, tenda lesehannya, hiruk
pikuknya, dan bermacam barang yang dijajakan pedagang. Tempat itu, mengingatkanku tentang kamu dan semua kenangan kita...
Malioboro
Jogjakarta.
pict from kak Eru |
Postingan ini diikut sertakan dalam
kontes
“A Place to Remember Give Away”
30 comments
Cheila... gambar waktu di malboro keren banget deh. Apalagi yang cuma kamu doang yg berwarnanya. aku suka yogya
ReplyDeleteiya makasih mak..aku juga suka jogja :)
DeleteSeeeer... Romantise postinganmu :)
ReplyDeleteketularan mas aim :D
DeleteKenapa nggak bisa sama2 lagi ke Malioboro mak? :( Kemana pria yang mengajakmu jalan2 itu? *kepo sama ujung cerita, hehe
ReplyDeleteentahlah..hahahaha
DeleteJogja memang ngangenin, mba. Jadi inget seseorang, hehe :D
ReplyDeletehayo..ila inget siapa?
Deleteaahh jogja..memang tempat yang penuh kenangan..rasanya tak puas bila hanya sekali berkunjung....lalu bagaimana kisah selanjutnya dengan pemilik jemari yang menggenggam tanganmu.....,
ReplyDeletekeep happy blogging always...salam dari Makassar :-)
kisah selanjutnya??? ganti judul...hahaha
DeleteAh....patah hati kayaknya ! Rak mari-mari...
ReplyDeleteWuih... udah jadi aja postingannya. Cepet bangeeeeet. Sukses, bu guru. ^^
ReplyDeleteKeren fotonyah....cieeeee.....saya jg kangen jogjah ;)
ReplyDeletehuwaaa...sesama perindu jogja ternyata :)
ReplyDeletewah.. saya org jogja lo.. bikin sama makin cinta aja sama jogja, hehe
ReplyDeleteiya,...kota gudeg selalu membuat rindu, juga untukku...
ReplyDeleteUhuuuuk2. ..
ReplyDeleteFotone Mamase endiii? Ben tambah romantis lho. . . :D
Muvon. . .
saya baru sekali ke Yogya. Pengen lagi kesanaaa....
ReplyDeletesepertinya saya tau :p
ReplyDeletefoto di Malioboro yang sebelah kiri itu bagus :)
ReplyDeletesepertinya mensugesti saia untuk kembali meng-ingat-ingat potongan-potongan hidup yang sudah lagi tak ku ingat.......
ReplyDeleteah, smoga sukses.....
lampu kay agitu dulu sering aku pakai kalau mati listrik, sekarang jarnag yang pakai ya. eh maaf jadi OOT omennya cheila
ReplyDeleteAh lagi-lagi saya menemukan tulisan yang begitu kompleks penggambarannya,, pengen belajar nulis yang seperti ini.. apa seh mbak tipnya ? hehehehehe
ReplyDeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDeletefotonya keren..
ReplyDeleteTulisannya bikin org pengen kesana lagi (jogja)
ReplyDeletecheil, yg poto hitam putih itu keren loh
Kuharap itu janji yg ditepati, agar tak ada sepi di hatimu.
ReplyDeleteAku kangen jogja dan cewek2 nya chiel
ReplyDeleteI think I know the story behind these photos xixixixi....
ReplyDeleteTerima kasih sudah meramaikan GA A Place to Remember ini. Good luck.
Dakuh juga punya kenangan di Malioborooo, hiiiiks...Cheilaaa
ReplyDeleteSilahkan tinggalkan jejak di blog guru kecil ya. Mohon untuk tidak memberikan LINK HIDUP dalam kolom komentar. Jika memang ada,komen akan di hapus. Terimakasih;)